webnovel

Pshco

Dia Roy yang begitu kejam dan juga posesif Kepada kekasihnya, Chassy. Kelanjutannya langsung baca aja.... budayakan vote dan komennya! dan juga Follow akun aku dan yang lain sebagainya.... Ig :@inefitrianingsih08

Ine_Fitrianingsih · Urban
Not enough ratings
1 Chs

1. Dingin

Jalanan di kota London begitu dingin, di tambah dengan seorang pria di sebelah chessy yang sedang fokus menyetir.

Sesekali Chessy melirik Roy yang sedang fokus menyetir di tambah aura dingin Roy.

Sungguh Chassy tidak ingin di situasi saat ini, menyeramkan.

"Roy."

Ucap Chassy untuk memecah keheningan. Tapi, Roy tidak menjawab bahkan menatap pun tidak, membuat Chassy semakin takut.

"Roy." ulangnya lagi.

Roy menggeram kesal, lalu menatap Chassy tajam. "Apa?!"

Chassy menelan ludah susah. "I-ini bukan jalan rumah ku."

Tidak ada jawaban, membuat Chassy pasrah dan kini pikirannya kemana-mana. Bagaimana ini? tolong aku.

Beberapa menit kemudian. Mobil berwarna hitam terparkir rapih di sebuah apartemen, membuat Chassy takut dan kini ia tidak mau untuk keluar mobil.

Roy membuka pintu mobil untuk Chassy keluar, namun Chassy menggeleng pelan. "Aku di sini saja."

Rahang Roy mengeras dan kini tangannya terkepal kuat, langsung saja Roy mengangkat Chassy ala karung beras. Membuat Chassy memberontak memukul-mukul punggung Roy kuat-kuat, tapi di hiraukan oleh Roy.

Roy melempar Chassy di ranjang kamar miliknya dengan kasar dan membuat Chassy kesakitan dan juga semakin takut.

Roy menghampiri Chassy. Membuat Chassy mundur, tawa devil keluar dari mulut Roy. "Takut?"

Kini air mata Chassy sudah tidak bisa di bendung lagi ."Mau apa kau?!"

Roy tertawa, membuat Chassy semakin was-was. "Aku tidak akan melukai mu, paling hanya sedikit bermain."

"Aku tidak mau!"

"Ayolah baby. Ini akan menyenangkan."

"Tidak!"

Roy tersenyum miring dan melangkah menjauhi Chassy.

Chassy menghela nafas lega, untuk Roy sudah pergi entah kemana.

Chassy bangkit dan melangkah menuju pintu, saat membuat pintu Chassy terkejut dengan Roy, di hadapannya.

Roy menatap Chassy tajam dan mendorong Chassy, kemudian mengunci pintu dan kuncinya di masukan ke saku celana Roy, membuat Chassy semakin susah untuk kabur.

Mata Chassy melotot kaget. Melihat Roy membawa sebuah benda yang sudah di pastikan untuk dirinya.

Chassy mundur perlahan. "Roy. Aku ingin pulang."

Roy maju perlahan menghampiri Chassy. "Ulangi? aku tidak mendengarnya!"

"Aku ingin pulang!"

Roy mengangkat benda yang ia bawa tadi dan memperlihatkan benda tadi kepada Chassy, membuat Chassy meringis takut.

"Ayo kita bersenang-senang."

Chassy menggeleng cepat. "Tidak. Aku tidak mau, itu sakit Roy."

"Ayolah baby, ini akan menyenangkan."sambil perlahan mendekati Chassy. Akhh sialnya Chassy sudah tidak bisa mundur lagi, karena dirinya sudah berada di ujung kamar Roy.

Melihat Chassy ketakutan. Membuat Roy semakin semangat untuk melakukannya.

Dengan cepat Roy mencekal tangan Chassy kuat dan langsung mengikat tangan Chassy di ujung kasur. Chassy terus saja memberontak, membuat Roy menggeram kesal. Kemudian Roy mengikat kaki Chassy.

"Please Roy, jangan seperti ini."

Roy tidak mendengar mohonan Chassy, kini tangannya bermain di tangan Chassy mengukir menggunakan pisau kesayangannya.

Chassy menangis histeris dan memohon minta ampun kepada Roy. Tapi, Roy mentulikan pendengarannya.

"Roy ini sakit sekali."

"Diam Chassy!"

Kini Chassy hanya bisa pasrah tidak bisa berkutik, hanya tangisan dan kesakitan yang ia rasakan.

Setelah selesai Roy tersenyum senang melihat hasil karyanya, sangat memuaskan.

Chassy melihat hasil ukiran Roy, yang bertulisan Mine. Sungguh Chassy sudah tidak tahan dengan sikap gila kekasihnya itu.

"Sangat indah bukan?"

Chassy menatap Roy, yang sama sekali tidak memiliki rasa kasihan bahkan rasa bersalah pun tidak ada.

"Indah bukan?" tanyanya lagi dan di anggukkan oleh Chassy, membuat Roy bangga hasil karyanya.

"Roy. Bisakah kau tidak menyakiti ku?" ucap Chassy sambil menundukkan kepalanya.

Roy mengangkatnya dagu Chassy "Bisa, asal kau tidak membuat ku marah apalagi cemburu!"

"Dan satu lagi bisa kah kau jangan dekat-dekat yang berjenis kelamin laki-laki, kecuali diri ku dan keluarga mu!"

Chassy hanya mengganggu pasrah, sebenarnya apa yang membuat Roy marah seperti ini? atau apa karena tadi di sekolah ia mengobrol dengan Jack, sepupunya.

Sungguh padahal Jack sepupunya Chassy!.

Roy kembali melepas ikatan pada Chassy dan setelah itu ia memeluk erat tubuh Chassy. "Aku tidak ingin kau berdekatan dengan pria lain, selain diri ku!"

Setelah itu Roy membawa Chassy ke tempat meja makan dan memdudukan Chassy di kursi yang tidak jauh dari dirinya.

Roy fokus memasak, membuat makanan untuk dirinya dan juga untuk kekasihnya.

Chassy memperhatikan Roy yang sedang memasak dan setelah itu bunyi suara notif pesan dari sahabatnya, yaitu Vera.

Chassy tersenyum membaca pesan dari sahabat nya itu, katanya ia akan memarahi Roy. Karena Roy membawa Chassy tanpa sepengetahuan nya.

Bagaimana Vera akan memarahi Roy, orang melihat mukanya saja ia akan ketakutan dan katanya akan memarahi Roy? ada-ada saja ini Vera.

Rahang Roy mengeras dan tangannya terkepal kuat, melihat Chassy senyum-senyum sambil mengetikan sesuatu di ponselnya. Pikiran Roy tidak dapat berfikir jernih, banyak pertanyaan dan amarah memuncak. Dengan siapa gadisnya itu Chatingan? sampai-sampai senyum-senyum seperti itu! ini tidak akan di biarkan oleh Roy, ia begitu marah kepada Chassy.

"CHASSY!"

Teriak Roy sambil menghampiri Chassy dan apa yang akan terjadi? Roy merampas ponsel milik Chassy dan membantingnya sampai pecah berkeping-keping.

Chassy menelan ludah susah payah. "A-ada apa Roy? kenapa kau membanting ponsel ku?! teriak Chassy di hadapan Roy dan membuat Roy semakin bertambah marah.

Chassy mengambil ponselnya yang kini sudah menjadi nasib. Roy menarik tangan Chassy untuk berdiri. "Lebih memilih ponsel dari pada aku?!"

"Apa tadi kau chatingan dengan selingkuhan mu? Jawab CHASSY!"

Chassy menatap Roy tidak menyangka, untuk apa ia berselingkuh. "Aku tidak selingkuh! tadi aku chatingan bersama Vera, sahabatku!"

"Bohong!"

"Aku tidak bohong Roy! untuk apa aku berbuat bohong!"

Roy mencekram tangan Chassy kuat. "Jangan berbohong!"

Chassy menggeleng cepat dan kini air matanya keluar. "Aku tidak bohong Roy."

Roy tersenyum miring. "Apa kau belum puas, apa yang aku lakukan tadi?!"

Chassy tahu apa yang di maksud Roy, ia menggeleng cepat. "Jangan Roy, itu begitu sakit."

Mata Roy menatap tajam Chassy dan kemudian terdengar suara telepon. Roy melepas cekrmannya kemudian meninggalkan Chassy, untuk mengangkat telepon.

Chassy menghela nafas lega, untung suara telepon berbunyi. Jika tidak berbunyi sudah di pastikan ia akan mendapatkan perlakuan yang menyakitkan.

Roy sedang menerima telepon dan Chassy? ia sedang makan yang tadi di buat oleh kekasihnya, Roy.

Chassy begitu tidak tenang, bagaimana tidak Roy selalu menatapnya tajam dan Chassy pun memikirkan ponselnya yang sudah menjadi nasib.

Ini sudah lebih dari tiga kali Roy membanting ponselnya, tapi nanti juga akan diganti oleh Roy. Roy merusakkan ponsel Chassy hanya karena kesalahpahaman dan juga cemburu yang begitu tinggi.