"Tujuan awalku menikahimu adalah untuk menjadi seorang gubernur, kamu adalah alatku untuk mendapatkan popularitas dengan cepat... Tapi aku tidak pernah sekalipun menganggap mu bukanlah istriku yang sesungguhnya. Semua itu berubah sejak hari pernikahan kita, aku hanya memandang mu sebagai istriku, hanya istriku dan bukanlah alat untuk mendapatkan popularitas."
Rose menghela nafas berat, ia kembali mengingat akan ucapan William. Akan lebih baik jika William hanya mengatakan kalau ia memanfaatkannya tanpa perlu mengatakan kalimat selanjutnya kalau pria itu hanya memandangnya sebagai istrinya.
"Aku ingin sekali membencimu. Tapi alih-alih membencimu aku malah datang ke sini dan berharap aku datang sebelum pernikahan kalian tapi ternyata aku terlambat... Aku tidak bisa menerimanya, seberapa banyakpun luka di dalam hatiku yang disebabkan oleh mu, aku tetap mencintaimu seperti pria bodoh."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com