Tangan Naren merambat ke punggung. Aku dibuat merinding seketika ketika telapak tangannya yang kasar naik turun di sana. Sementara bibirnya sudah bermain dengan lancar di area depan tubuhku yang masih tertutup kain kelambu.
Dengan tidak sabar dia menyobek gaun itu membuatku cukup terkejut.
"Kenapa kamu menyobeknya?" tanyaku menatapnya heran.
"Dia menghalangi," sahutnya lantas terkekeh. Detik berikutnya lidahnya sudah menyusuri leher hingga ke area tulang selangka. Lagi-lagi aku dibuat merinding ketika wajah tampannya tenggelam di belahan dadaku.
"Kanya, gimana kalau aku menyiram tubuh kamu dengan oil?"
Aku sontak menjauhkan badan. "Oil apa?"
"Oil pelicin."
"Biar apa?" Aku makin mengernyit bingung.
Naren menyeringai. "Biar kamu tambah seksi aja sih."
"Jangan aneh-aneh lagi deh." Aku turun dari pangkuannya. Lalu bergerak ke tengah ranjang. "Penampilan aku yang kayak gini aja udah aneh."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com