Setelah dibantu oleh warga sekitar Istana dengan kekuatan mereka, akhirnya dua jam kemudian api yang tadinya berkobar itu telah berhasil dipadamkan dengan sepenuhnya.
Mereka kemudian menyusuri seluruh istana untuk mencari korban yang mungkin saja bisa diselamatkan saat itu, namun setelah berkeliling cukup lama nampaknya tidak ada satu pun yang selamat dari kejadian itu.
Tidak ada termasuk Sang Ratu dan Pengawal setianya yang mana mereka ditemukan sudah meninggal dengan luka bakar yang sangat parah.
Warga yang berhasil menemukan jasat mereka pastilah bisa mengenali keduanya mengingat masih ada barang-barang yang mereka pakai yang membantu mereka untuk dikenali.
Keduanya pun dibawa menuju tempat yang lebih aman ke luar istana mengingat bangunan istana menjadi sangat rapuh dan sangat berbahaya jika sampai runtuh mengenai mereka yang masih berada disana.
Warga disana mengurus semua jasat yang ada di istana itu dengan baik bahkan meletakkan mereka secara berjejer dengan harapan keluarga mereka dapat mengenali jasat keluarga mereka itu.
Berbeda dengan yang lainnya, karena jasat Sang Ratu sudah dapat dikenali dari awal maka salah satu warga kemudian pergi ke medan perang untuk mengabarkan hal ini kepada Sang Raja yang tengah berperang itu.
Sang Raja harus mengetahui keadaan Istrinya yaitu Sang Ratu dan bagaimana kondisi dari kerajaannya itu.
Warga itu pun bergegas pergi dengan mengendarai kuda secepat yang ia bisa karena jasat Sang Ratu tidak mungkin dibiarkan terlalu lama disana.
Ternyata perjalanan itu sangat menyita waktu mengingat ia baru tiba di perbatasan pada keesokan harinya di pagi hari.
Segera ia pun turun dari atas kudanya kemudian meminta ijin untuk menemui Sang Raja yang masih menyusun strategi perang bersama dengan Panglimanya saat itu.
Melihat warga yang tidak seharusnya berada disana membuat Sang Raja heran dan langsung menemuinya saat itu, ia merasa mungkin ada yang lelaki itu sampaikan hingga datang ke perbatasan seperti ini.
Benar saja, lelaki yang menemui Sang Raja kemudian membeberkan fakta kejadian yang terjadi kemarin malam beserta bagaimana kondisi Sang Ratu saat itu.
Raja Owen III yang mendengar semua cerita yang disampaikan warganya itu langsung tersungkur ke tanah. Kakinya lemas setelah mengetahui jika anaknya telah hilang dan Istrinya sudah tidak ada lagi di dunia ini.
"Panglima, tolong lanjutkan strategi yang sudah kita bahas sebelumnya akrena aku harus kembali ke istana."
Kata Sang Raja pada Panglimanya kemudian segera mengambil kudanya untuk ia kendarai menuju kerajaannya.
"Baik Yang Mulia." Jawab Panglima itu sembari menyaksikan Sang Raja pergi dari medan perang.
Raja Owen III pergi dengan sangat cepat pagi itu tanpa memikirkan apapun lagi karena tujuan utamanya saat ini adalah bagaimaja ia sampai di Kerajaan secepat yang ia bisa.
Namun harapannya tentu saja tidak berjalan dengan baik mengingat medan yang ia tempuh tidaklah semulus itu yang mana membuat perjalanannya sedikit terhambat dari yang seharusnya.
Hingga akhirnya pada siang hari tepat saat matahari berada di atas kepala, ia pun tiba di depan Istana yang sudah terbakar itu.
Ia kemudian melihat tumpukan jasad yang masih berjejer disana dengan ditutupi oleh kain kemudian mencari jasat Sang Ratu di antara jasad-jasad itu.
Warga yang tadinya berjejer di sepanjang jalan kemudian langsung memberi hormat pada Sang Raja mengingat mereka baru menyadari kehadiran Sang Raja beberapa menit setelahnya.
Warga yang tahu keberadaan jasad Sang Ratu kemudian menuntun Sang Raja untuk mendekat ke tempatnya berada saat ini.
Raja Owen III kini sudah berada tepat di hadapan jasad yang tengah tertutup kain itu. Dengan kaki yang masih lemas, ia berusaha sekuat tenaga untuk membuka kain yang menutupi wajah istrinya itu.
Setelah benar-benar terbuka, air mata Sang Raja kemudian menetes karena menyadari jika yang berada di hadapannya saat ini adalah benar jasad istrinya.
Ia tidak mampu untuk sekedar berdiri disana, kakinya terlalu lemas saat itu. Beberapa penjaga yang selamat kemudian mendekati Sang Raja karena mengkhawatirkan keadaan Rajanya itu.
Sang Raja kemudian memerintahkan penjaga untuk membawa jasad Sang Ratu untuk segera dimakamkan mengingat tidak baik membiarkannya terlalu lama berada disana.
Untuk itu semua penjaga bergegas mengikuti apa yang diperintahkan pada mereka. Sementara warga yang lain juga saling membantu untuk memakamkan jasad yang tersisa.
---
Saat ini Sang Raja sudah berada di pemakaman kerajaan yang mana Sang Ratu sudah selesai dimakamkan disana. Seharusnya pemakaman berlangsung dengan dihadiri oleh anggota keluarga kerajaan yang lain, namun saat itu Sang Raja ingin untuk mempercepat pemakaman mengingat kondisi jasad Sang Ratu tidak mungkin dibiarkan terlalu lama lebih dari itu.
"Ratuku, aku minta maaf karena tidak bisa melindungimu." Isak tangis Sang Raja saat mengantar kepergian istrinya yang sudah selesai dimakamkan itu.
"Aku tidak tahu akan jadi seperti ini, jika saja aku menemanimu di istana mungkin semua ini tidak akan terjadi.
Kita juga kehilangan anak kita, ini semua salahku yang bahkan tidak dapat melindungi kalian berdua.
Aku telah gagal menjadi seorang Raja, Ayah dan bahkan Suami untukmu." Kata Sang Raja masih menitikkanbair matanya di pemakaman itu.
"Mohon maaf sebelumnya Yang Mulia, tapi anda harus kembali karena sebentar lagi akan turun hujan.
Saya takut jika anda berada disini terlalu lama maka hujan akan segera turun hingga membasahi tubuh anda, Yang Mulia." Kata salah satu penjaga yang berada di samping Raja Owen III.
"Aku tidak peduli, pergilah " Pekik Sang Raja sembari meminta penjaganya untuk pergi dari hadapannya.
Penjaga itu tidak dapat melawan perkataan Sang Raja begitu saja sehingga ia pun pergi dari hadapan Raja namun masih mengawasinya dari kejauhan.
Hingga akhirnya hujan benar-benar turun saat itu dan mengguyur tubuh Sang Raja yang masih terduduk lemas di samping makam istrinya.
Ia tidak peduli dengan hujan yang turun itu dan tetap berada disana beberapa lama. Hingga satu jam berlalu barulah ia mulai melangkahkan kakinya meninggalkan pemakaman menuju ke salah satu bagian istana yang masih utuh.
Beruntungnya masih ada beberapa bagian istana yang masih bisa ia tempati siang itu mengingat sebagian besarnya sudah habis terbakar.
Ia segera memasuki bagian istana itu lalu mengganti pakaiannya menggunakan pakaian yang kering, ia tidak mungkin memakai baju yang basah sepanjang waktu bukan?
Di balik ruangan itu ia memikirkan semua hal termasuk cerita bagaimana kejadian ini bisa terjadi. Beberapa penjaga menjelaskan padanya jika ketiga iblis lah yang sudah melakukan perbuatan keji ini kepada keluarga dan Istananya.
"Aku harus membalaskan dendam kalian bagaimana pun caranya!" Gumamnya sendirian saat itu.
"Para iblis sialan itu harus merasakan kemarahan seorang Raja yang telah kehilangan segalanya. Akan aku pastikan mereka semua musnah dari dunia ini." Lanjut Raja Owen.