webnovel

Selamat Profesor Bo, Anda Telah Dipilih Olehnya

Editor: Wave Literature

Gu Anxi membaringkan kepalanya di atas meja dengan tubuh yang sedikit meringkuk. Jelas-jelas Gu Anxi memiliki tubuh yang cukup tinggi, namun di mata Bo Xichen, gadis itu tampak begitu kecil.

Setelah memperhatikannya sejenak, Bo Xichen bangkit dari tempat duduknya. Dia menggendong tubuh Gu Anxi dan meletakkannya di sofa empuk di depan jendela kaca. Di belakang sofa tersebut, terdapat tanaman hijau besar, sehingga dapat menghalangi cahaya matahari yang terlalu terik.

Bo Xichen mengambil jaketnya dan menutupi tubuh Gu Anxi dengan lembut.

Setelah melakukan ini, tiba-tiba dia menoleh. Dia menyadari bahwa ada seseorang di belakangnya

Feng Mian sudah berdiri di belakang Bo Xichen entah sejak kapan.

Ekspresi Feng Mian tampak agak sulit untuk dijelaskan. Kemudian dia berkata dengan santai. "Sepertinya anak kucing ini sedang tersesat!"

Mata Bo Xichen kembali menatap wajah Gu Anxi. Dia berbicara dengan suara yang sangat pelan. "Dia hanya kelelahan dan hanya ingin mencari tempat yang aman untuk tidur, kan?"

Feng Mian tersenyum. "Kak Bo, Dokter Bo, Profesor Bo, selamat, Anda telah dipilih olehnya!" 

Jakun indah Bo Xichen bergerak sedikit. "Tanyakan pada Feng Xi, Gu Anxi baru saja pergi dari mana?"

Feng Mian mengeluarkan sebuah alat komunikasi untuk mengirim pesan dan mengetikkan beberapa kalimat.

Feng Xi membalas pesannya sekitar lima menit kemudian.

'Gu Anxi tadi pergi ke Perusahaan Qin untuk mengembalikan sistem yang diretas oleh akun Hacker W. Dia mendapatkan uang sebesar 50 juta atas jasanya tersebut.'

"Ya Tuhan," ucap Feng Mian setelah selesai membaca seluruh pesan Feng Xi. Dia memberikan Alat pengirim pesan itu ke atasannya, kemudian dia berbicara sambil mengusap dagunya. "Anak muda ini ternyata bisa melakukannya!"

Bo Xichen juga sudah selesai membaca pesan tersebut. Tatapannya jatuh ke sosok Gu Anxi, lalu dia berbicara pada Feng Mian dengan suara lirih. "Feng Mian, persiapkan semuanya. Aku akan memeriksa tubuh Gu Anxi."

Feng Mian tertegun sejenak. "Ide yang bagus. Mau melakukan pemeriksaan tubuh yang bagian mana? Gendong dia ke gedung rawat jalan."

"Di sini saja." Suara Bo Xichen menjadi lebih rendah. "Sekarang, secepatnya."

Feng Mian sama sekali tidak mengerti apa yang akan dilakukan Bo Xichen. Tapi, dia tetap pergi ke bagian dalam laboratorium untuk membersihkan dan mensterilkan tempat pemeriksaan.

Bo Xichen masuk sambil menggendong Gu Anxi. Feng Mian menatap wajah cantik itu. Dia merasa sangat aneh. "Ya Tuhan, dia tetap tidak bangun meski dipindahkan seperti ini."

"Dia dalam kondisi yang lebih dalam dari hanya sekedar tidur nyenyak." Sepasang mata Bo Xichen yang sedingin es itu menemukan kejanggalan. "Sepertinya dia sendiri juga tahu keanehan ini. Oleh karena itu, dia menghampiriku ke sini. Aku pikir, dia juga selalu tertidur nyenyak di kelas karena itu adalah salah satu tempat yang sudah pasti aman."

Ekspresi Feng Mian tampak cukup terkejut. "Dia ini… sakit apa?"

Bo Xichen tidak menjawab pertanyaan Feng Mian. Dia meletakkan tubuh Gu Anxi di atas ranjang pemeriksaan dengan hati-hati. Pandangannya tertuju pada wajah Gu Anxi. Kemudian, dia berbicara lirih pada Feng Mian. "Kamu keluarlah dulu."

Feng Mian tertegun, kemudian ia menelan ludah.

Sial, pemeriksaan seperti apa yang akan dilakukannya? Selain itu, kenapa tempat ini harus dikosongkan? 

(Komentar resmi dari pengarang novel: Feng Mian, sudah jelas ini seperti apa yang kamu pikirkan.)

*****

Gu Anxi terbangun saat waktu menunjukkan jam 2 siang.

Dia membuka matanya dan mendapati bahwa tubuhnya berada di atas sofa yang sangat nyaman, dan sinar matahari menghangatkan tubuhnya.

Tubuhnya juga diselimuti oleh jaket seorang pria.

Gu Anxi duduk, dan pandanganya langsung tertuju ke arah Bo Xichen.

Bo Xichen masih duduk di sana sambil membaca sebuah dokumen, sama seperti ketika Gu Anxi datang tadi. Menyadari kalau sedang diperhatikan oleh Gu Anxi, Bo Xichen tiba-tiba berujar dengan pelan. "Sudah bangun?"

Gu Anxi meletakkan jaket Bo Xichen ke bagian belakang sofa dan berdiri. "Terima kasih."

Setelah berterima kasih, dia hendak pergi.

Bo Xichen mengangkat pandangannya dan menatap Gu Anxi. "Apa kau akan langsung pergi seperti ini?"

Gu Anxi seketika menghentikan langkahnya.

Bo Xichen melemparkan sebuah botol kecil padanya, dan Gu Anxi pun reflek menangkapnya.

Gu Anxi membuka telapak tangannya dan mendapati sebuah botol dari keramik tanpa label. Sepertinya botol itu berisi salep.

Dia membukanya dengan hati-hati. Botol itu berisi pasta hijau bening yang memiliki aroma yang sangat menyegarkan.

"Oleskan sekali sehari. Bekas lukamu akan menghilang dalam waktu setengah bulan," kata Bo Xichen dengan tenang.