webnovel

Keluarga Gu Akan Diakuisisi Keluarga Qin

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Shen Wanqing menatap Gu Anxi, lalu tatapannya beralih ke tangan Gu Anxi yang masih dibalut perban

Gu Anxi meletakkan kedua tangannya ke atas tuts hitam dan putih. Jari-jarinya mulai mencoba menekan tuts sebentar. Penampilannya saat sedang fokus bermain piano membuat orang lain menahan napas.

Gadis secantik batu giok. Sungguh, memang begitulah kenyataannya!

Dia memainkan lagu berjudul 'The Heavens' dengan nada halus yang membuat orang lain takjub mendengarkan kepiawaiannya.

Shen Wanqing menggigit bibir hingga hampir berdarah. Jika tidak ada kecelakaan, Gu Anxi akan melakukan serangan balik...

Tapi, ternyata Gu Anxi hanya memainkan beberapa bait lagu dan kemudian berhenti. Keheningan pun dirasakan seluruh orang di ruang tamu.

Wang Keru jelas sangat kecewa karena Gu Anxi tidak melakukan sesuai harapannya.

Shen Wanqing menyembunyikan senyuman bahagianya saat melihat kegagalan Gu Anxi.

Qin Siyuan mengerutkan kening kebingungan.

Kakek Qin dan Qin Han saling memandang. Tatapan mereka sangat jelas mengartikan bahwa pada akhirnya Gu Anxi masih tetap tidak bisa dipertimbangkan lagi karena begitu lemah dan tidak kompeten. Awalnya Gu Anxi tampak memiliki kemampuan rahasia, padahal sebenarnya sama sekali tidak memiliki kemampuan apapun. 

Tapi, Gu Anxi tidak peduli akan semua itu dan hanya berujar lirih. "Maaf, saya lupa kunci nadanya."

Shen Wanqing segera berpura-pura bersikap seolah memakluminya. "Tidak apa-apa, Anxi. Lagi pula, sekarang kebetulan juga waktunya makan malam."

Kata-kata Shen Wanqing justru membuat Wang Keru sangat tidak senang. Wajahnya seketika tampak cemberut dan kesal.

Shen Wanqing bersikap terlalu bebas. Dia menganggap dirinya sebagai tuan rumah ini, bukan sebagai tamu.

Qin Siyuan melirik Shen Wanqing, berniat untuk mengingatkan.

Qin Siyuan memang tidak pernah bermasalah dengan Wang Keru, tapi dia harus tetap memperlakukannya dengan sopan. Calon istrinya juga perlu bersikap sopan dan berpengetahuan. Dia bisa membenarkan kesalahan kecil yang dilakukan Wanqing, tapi tentu semua juga memiliki batasan. Terkadang Wanqing tidak terlalu memperhatikan posisinya di sini sebagai apa.

Shen Wanqing segera menyadari kesalahannya. Dia segera menjadi 'penjilat' dan mengucapkan beberapa kata-kata manis untuk merebut kembali hati semua orang yang ada di sana.

Wang Keru juga tidak bisa menunjukkan ekspresi kebenciannya di hadapan tiga pria di Keluarga Qin ini. Dia hanya bisa menahan amarahnya dan pergi ke dapur untuk memeriksa sampai mana persiapan para pelayan untuk acara makan malam kali ini.

Shen Wanqing berhasil menyenangkan semua orang. Dia sudah melihat lebih banyak ekspresi kepuasan orang-orang akan dirinya. Kemudian dia pergi untuk mengambil lukisan yang dibawanya dan memberikannya pada Kakek Qin.

Lukisan itu cukup besar, jadi Qin Siyuan membantu mengambilnya.

Kakek Qin melihat lukisan tersebut dan sangat menyukainya. Dia berkata pada Qin Han, "Gadis ini memiliki masa depan yang cerah."

Shen Wanqing menanggapi pujiannya dengan rendah hati. "Saya masih perlu banyak berlatih. Profesor Gao hendak memperkenalkan saya pada pelukis terkenal dan memintanya untuk merekomendasikan karya saya ke acara pelelangan amal."

Kakek Qin semakin senang. "Pemikiran yang bagus sekali."

Kemudian dia melihat ke arah Gu Anxi. "Anxi, kamu kan sudah kembali sejak lama. Kata ibumu, hasil lukisanmu juga cukup bagus. Kapan-kapan, ada baiknya kalau kau melukis dan perlihatkan hasilnya ke Profesor Gao."

Belum sempat Gu Anxi membuka mulut, Shen Wanqing sudah lebih dulu menyela sambil memasang senyuman palsu, "Anxi dan Profesor Gao mungkin masih memiliki beberapa kesalahpahaman. Saya akan membantu menyelesaikan kesalahpahaman mereka berdua."

Qin Siyuan melirik Shen Wanqing.

Shen Wanqing masih terus melanjutkan ucapannya. "Sebenarnya kemampuan dasar An Xi lebih baik dibandingkan saya. Jika Anxi mau sedikit lebih serius dan mengurangi beberapa pekerjaannya di luar, dia pasti dapat..."

Kakek Qin sudah tidak tahan mendengar kemampuan Gu Anxi yang tidak nyata. "Apa gunanya memiliki kemampuan dasar yang baik. Berusaha keras untuk kedepannya adalah hal yang paling penting. Bukankah menurutmu juga begitu, Siyuan?"

Qin Siyuan tidak mengiyakan maupun menyanggah. Dia hanya menatap Gu Anxi tanpa mengucapkan apapun.

Gu Anxi duduk di sana tanpa bersuara dan hanya melihat ke luar jendela dalam diam.

Setelah jam makan siang, Gu Anxi mendapatkan kabar kalau perumahan Yuntian, yang mana adalah proyek terakhir yang ditinggalkan ayahnya, sudah siap dimasukkan ke pelelangan. Perusahaan yang akan mengambil alih adalah perusahaan milik Keluarga Qin.

Ini sangat jelas menunjukkan kalau mereka ingin mengakuisisi harta terakhir milik ayahnya.

Sedangkan Gu Anxi justru baru saja memainkan piano untuk mereka!

Gu Anxi hanya menundukkan kepala dan tersenyum dingin.

Dia mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan ke seseorang.

Kemudian dia menoleh dan mendapati Shen Wanqing sedang mengobrol dengan Kakek Qin dengan sikap yang lembut dan tampak murah hati.

Bahkan Qin Han, yang jarang bersikap lembut, saat ini menanggapi Shen Wanqing dengan lembut juga.

Tatapan Gu Anxi beralih ke Qin Siyuan.

Merasakan tatapan Gu Anxi, Qin Siyuan pun balik menatapnya. Namun, Gu Anxi segera menarik kembali pandangannya.