webnovel

Gu Anxi Dulu Adalah Gadis Yang Ceria

Editor: Wave Literature

Dari mata Gu Anxi, Wang Keru bisa melihat bahwa sebenarnya putrinya haus kasih sayang, tapi dia segera memfokuskan kembali penglihatannya dan mengira bahwa dirinya hanya sedang salah lihat.

Ketika Wang Keru tersadar dari lamunannya, dia hanya merasakan udara dingin musim gugur di hadapannya.

Gu Anxi telah meninggalkan rumah Keluarga Qin dan bergegas kembali ke rumah sakit.

Dia masuk ke dalam ruang rawat inap ayahnya dan melihat Nenek Chen masih belum tidur. Nenek Chen duduk di samping ranjang, lalu mengambil sebuah foto di atas meja kecil. Nenek Chen begitu fokus memperhatikan foto tersebut. 

Saat mendengar suara pintu dibuka, Nenek Chen melepas kacamata bacanya dan berujar lemah, "Kenapa kamu kembali cepat sekali? Apa berselisih lagi dengan ibumu?"

Gu Anxi tidak mengatakan apa-apa dan hanya meletakkan barangnya. Dia mengambil sebuah apel melompat ke bagian ujung tempat tidur lalu menggigit apelnya.

Gadis cantik itu hanya menunjukkan sikap seperti ini di hadapan Nenek Chen.

Nenek Chen selalu mencintai Gu Anxi dan tidak pernah banyak bicara. Dia hanya selalu mengingatkan Gu Anxi untuk membeli makanan yang baik untuk tubuhnya.

Gu Anxi mengambil buku berbahasa Inggris dan fokus mempelajarinya. Nenek Chen tidak memiliki cara lain untuk bertanya lagi pada Gu Anxi.

Pada waktu yang sama, pintu ruang rawat inap terbuka, dan ternyata Bo Xichen berjalan masuk ke dalam.

Kali ini, dia datang sendiri tanpa diikuti pria bernama Feng Mian.

Gu Anxi mendongak dan melihat dokter tersebut. Ia pun menggigit apelnya dengan lebih lambat dari sebelumnya.

Sesaat, sepasang mata Bo Xichen yang sedingin es tertuju pada kaki Gu Anxi, yang tampak jenjang dan seindah kaki tokoh anime. Kemudian, dia segera mengalihkan pandangannya dan bertanya dengan lembut pada Nenek Chen mengenai kondisi ayah Gu Anxi sekarang.

Nenek Chen tidak tahu harus mengatakan apa. Bo Xichen tersenyum senang melihat tingkah lucu Gu Anxi.

Gu Anxi memicingkan mata menatap Bo Xichen.

Kemudian, Bo Xichen berjalan ke hadapan Gu Anxi. Dia mengulurkan jari-jarinya yang ramping dan begitu cantik untuk mengambil buku di tangan Gu Anxi.

Bo Xichen membaca bagian sampul dan membolak-balik beberapa halaman buku tersebut. "Kamu makan malam dengan ini?"

Gu Anxi sudah selesai makan sebuah apel. Dia melemparkan sampah apel itu ke tong sampah yang berjarak sekitar dua meter darinya dengan sempurna, lalu dia membersihkan kedua tangannya. "Memangnya kenapa? Apa ada masalah!"

Senyuman yang sangat samar muncul di sudut bibir Bo Xichen. "Kata Nenek Chen, kamu masih dalam tahap pertumbuhan."

Gu Anxi tiba-tiba mengangkat kelopak matanya untuk menatap Bo Xichen.

Senyuman penuh arti di mata Bo Xichen semakin dalam.

Hmm... anak kucing ini sedang menunjukkan ekspresi galak, seolah ekornya sedang diinjak, dan bersiap menyerang orang yang mengganggunya. Anehnya, hal ini justru membuatnya terlihat semakin menarik.

Bo Xichen mengulurkan tangannya, dan jari-jarinya yang ramping itu menepuk lembut kepala Gu Anxi. "Aku juga belum makan. Feng Mian telah memesankan terlalu banyak makanan. Ayo makan bersamaku!"

"Tidak mau." Jawaban Gu Anxi sangat singkat dan jelas.

Dengan suara pelan, Nenek Chen menyahut. "Anxi, kamu bisa mengobrol dengan Dokter Bo tentang kondisi ayahmu."

Bo Xichen berdeham seolah membenarkan ucapan Nenek Chen.

Gu Anxi mengambil bukunya dan menunjukkan senyum tipis. "Baiklah. Kalau begitu, maaf merepotkan, Profesor Bo."

Bo Xichen menurunkan pandangannya saat mendengar panggilan Gu Anxi padanya.

Laboratorium pribadi Bo Xichen terletak tidak jauh dari kamar rawat inap ayah Gu Anxi, persis di seberang gedung rumah sakit.

Gu Anxi mengikuti di belakang Bo Xichen. Mereka berjalan ke sebuah gedung dua lantai.

Lingkungan di sekitar sini sangat sunyi, dengan banyak tumbuhan hijau yang sepertinya dirawat oleh orang yang berdedikasi.

Yang merawat semua tumbuhan itu bukanlah orang lain, melainkan Feng Mian sendiri.

Feng Mian sekarang sedang merawat bunga-bunga dan tanaman di laboratorium itu. Matanya terbelalak lebar saat melihat Bo Xichen bersama Gu Anxi masuk ke dalam laboratorium.

Di sisi lain, Bo Xichen melepas jas putih yang sebagai luaran bajunya. Dia sekarang mengenakan kemeja hitam dan celana panjang dengan warna senada. Dia tampak ramping dan tinggi. Ditambah dengan bahunya yang lebar, pria itu semakin tampak sempurna.

Bo Xichen duduk di kursi meja makan. "Saatnya makan."

Feng Mian tersadar dari pemikirannya dan bergegas menghampiri Bo Xichen. "Anak muda itu mau makan bersama kita."

Gu Anxi duduk di hadapan Bo Xichen tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Feng Mian segera duduk di samping Gu Anxi dan berkata, "Jangan bersikap terlalu dingin seperti itu!"

Bo Xichen melirik Feng Mian dengan tajam. "Jika kamu bicara lagi, keluar saja sana".

Feng Mian merasa tertekan setiap hari karena harus menghadapi sikap dingin Bo Xichen. Jarang-jarang ada anak muda yang cantik dan menyegarkan mata seperti Gu Anxi. Meski begitu, ia tetap saja tidak boleh berbasa-basi. Dasar menyebalkan!!