webnovel

Chapter 026

"Apa kamu akan duduk membatu selama beratus tahun seperti dulu?" Suara Gerald membuat Abaddon yang masih memeluk Sakura yang sudah tak bernafas, menoleh menatapnya.

"…Kamu masih disini?" Abaddon membiarkan air mata menetes dari pelupuk matanya.

"Seru melihat Demon King menangis." Dia menjawab tanpa emosi.

Abaddon tertawa. Kini dia menghapus air mata di pipinya dengan usapan cepat.

"Sepertinya kamu kini sudah dapat mengontrol emosimu. Buktinya, kini kamu tidak membakar negara ini." Ucapnya mengenang apa yang Abaddon lakukan dulu. "Kamu tidak memohon lagi padaku untuk tidak mengambil nyawa dia?"

"…Apa kamu sedang mengejekku?"

"Tentu tidak. Aku hanya masih tidak percaya, Demon King pernah memohon padaku yang seorang angel."

Abaddon hanya diam. Kini dia membaringkan Sakura di tempat tidur dan memperbaiki postur tubuhnya. "Apa kamu malaikat pelindung Sakura?"

"Benar. Dan aku akan tetap menjadi malaikat pelindungnya. Dia masih memiliki satu kehidupan lagi." Gerald terdengar santai menjawabnya.

Abaddon berhenti melakukan apa yang dia kerjakan. Menatap Gerald. Bingung. "Kamu menjawab pertanyaanku?"

"Benar." Dengan singkat, Gerald menjawab Abaddon yang terlihat masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Katamu kamu tidak-" Abaddon menghentikan kalimatnya. Mencoba mencerna. "Ah, karena aku bukan manusia."

"Benar." Gerald tertawa. "Bahkan mungkin pembuat peraturan itu tidak sampai berfikir bahwa seorang angel akan mengobrol dengan Demon King."

Kini Abaddon duduk di tepi tempat tidur Sakura, berhadapan dengan Gerald yang masih berdiri. "…Apa kamu pernah bertemu dengan Demon King sebelum aku?"

Gerald menggeleng. "Kamu yang pernah bertemu dengannya."

"Aku? Aku tidak mengingatnya."

Gerald menghela nafas. "Jika kamu dapat mengingatnya, aku mungkin dapat memiliki harapan kamu dapat mengingatku."

"Aku mengingatmu. Kita bertemu saat Hotaru-" Abaddon tercekat. Mencoba mencerna kalimat Gerald. "…Apa maksudmu?"

"Namaku Gerald." Gerald memperkenalkan namanya. Dan melihat ekspresi wajah Abaddon yang terlihat tidak mengerti kenapa dia menyebutkan namanya. "Kita dulu berteman. Kau tahu. Sebelum seorang gadis merusaknya." Lanjutnya dengan tatapan sendu.

Abaddon menatap tidak percaya. Dan berfikir apakah Gerald bercanda. Dia tidak mengerti sama sekali yang dia katakan. Tapi Abaddon merasakan raut wajah Gerald sama sekali tidak terlihat bercanda.

"Dulu kita selalu bersama. Saat kita menjadi angel." Gerald tersenyum lagi. Namun sesuatu terlihat mengganggu Gerald. "Ah, selalu saja, waktuku di dunia ini begitu sempit saat bertugas mengambil nyawa seorang manusia." Gerald menatap Abaddon dan tersenyum. "Sampai jumpa." Sedetik kemudian, Gerald menghilang dari hadapan Abaddon.

Abaddon masih memandang kosong tempat Gerald tadi berada. Mencoba mencerna apa yang tadi Gerald katakan. Tapi Abaddon sama sekali tidak mengerti.