webnovel

Chapter 024

Abaddon menusuk apel dengan garpu lalu menyuapi Sakura yang berbaring dengan santai.

Sakura menggeleng. "Aku mau buah lain." Ucapnya manja.

"Apa yang kamu mau?"

"Hmmm…." Sakura tampak berfikir sambil mengunyah pelan buah di mulutnya. "Apa ya? Melon?"

"Nanti aku akan membelinya. Sekarang habiskan buah ini." Abaddon kembali menyuapi Sakura.

Sakura menerima suapan Abaddon dengan mulutnya. Dia menyadari Abaddon menatapnya lekat. "Kenapa? Apa kamu terpesona dengan kecantikanku?"

"Bagaimana kamu memiliki begitu banyak kepercayaan diri?"

"Bagaimana tidak? Aku memiliki seorang pacar yang begitu kaya dan tampan. Itu berarti aku begitu cantik sehingga dia mau bersamaku."

Abaddon tak menjawabnya. Hanya mendengus tersenyum kecil.

"Hei, aku ingin melihat lagi sayapmu."

"Melihat wujud asliku tidak baik untuk kesehatanmu." Abaddon sadar kalau dia kembali ke wujud demonnya, kesehatan Sakura akan semakin melemah.

"Tapi aku mau."

"Begitu keras kepala." Dia menepuk kepala Sakura dengan pelan. "Nanti, jika kamu sembuh, aku akan memperlihatkannya padamu." Jawab Abaddon menatap wajah Sakura yang begitu pucat.

Sakura tertawa mendengarnya. Tapi tak terlihat dia senang. Abaddon juga tidak terlihat baik. Dia tampak muram.

Sakura menyadari itu, dan mengulurkan tangannya untuk di genggam Abaddon.

"Aku mengantuk." Ucap Sakura tak lagi bersandar, namun dia mulai berbaring.

Abaddon dengan sigap menurunkan bantal agar Sakura lebih nyaman tidur di kamar sakit itu. "Tidurlah."

"Aku ingin tidur dengan memelukmu." Pinta Sakura.

"Tempat tidurnya tidak cukup." Ucap Abaddon menolak dengan cepat.

"Karena itu, ayo kita pulang." Kini Sakura memintanya dengan sedikit terlihat memelas. Abaddon tak menjawabnya. "Aku ingin pulang kerumah." Pinta Sakura sekali lagi.

Abaddon menghela nafas. "…Nanti, jika kamu sembuh, kita akan pulang…"

Sakura tersenyum, dia sadar Abaddon tidak akan mengabulkan permintaannya. "Jika pun aku tidak sembuh, aku ingin pulang ke rumah kita."

"Rumah kita? Aku yang membelinya." Abaddon mencoba melucu.

"Aku ingin tempat itu menjadi tempat terakhirku tidur." Ucap Sakura dengan pelan, berharap Abaddon mengerti maksud ucapannya.

Abaddon kini juga sadar kalau Sakura tidak ingin dia mengalihkan arah pembicaraan ini. "…Jadi apa aku harus meminta izin ke keluargamu atau bagaimana?"

"Itu tidak perlu. Aku tidak memiliki keluarga. Apa kamu tidak tahu riwayatku?" Abaddon tidak menjawabnya. Tapi Sakura tahu, kalau Abaddon tahu jawabannya. "Seorang gadis dari panti asuhan yang menjadi idol. Seperti background sebuah cerita kan?" Sakura tertawa. "Aku seperti seorang tokoh utama wanita." Dia tersenyum. "Berarti kamu adalah tokoh utama laki-lakinya."

"Aku tidak memiliki background mengerikan seperti tokoh utama laki-laki di novel-novel yang kamu baca."

Sakura tertawa. "Kita hanya tidak tahu itu."