"๐๐ธ๐ข๐ด ๐ด๐ข๐ซ๐ข ๐ฌ๐ข๐ถ ๐๐ฏ๐ฏ๐ข, ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ด๐ต๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ช๐ณ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐๐ช๐ฃ๐ณ๐ข๐ฏ. " Ucap Laurent dalam hati.
~New Chaps~
Happy Reading ๐
Setelah itu Laurent segera memikirkan cara untuk menyingkirkan gadis mungil itu yang sudah berani mendekati bahkan merebut atensi Gibran darinya.
"kak, sebenarnya kamu kenapa sih daritadi bengong mulu? " Tanya Nanda si bungsu geng tersebut.
Yup, sekarang gadis berwajah imut itu sedang berkumpul dengan geng-nya dikantin, jadi tak heran jika ada yang bertanya tentang gelagat anehnya.
"Aku sedang memikirkan sesuatu, " Sahut Laurent dengan ekspresi yang sangat sulit diartikan.
"apa itu? " Tanya Dea penasaran.
"Oh biar aku tebak, kau pasti akan menyingkirkan gadis murahan itu kan? " Tebak Audi.
"wah darimana kau mengetahuinya? " Tanya Laurent takjub.
"padahal aku hanya menebak saja, " Ucap Dea.
"dan tebakanmu benar, " Jawab Laurent.
"tapi aku bingung belum menemukan caranya, " Sambungnya sambil menyesap Orange Juice miliknya.
"Aku punya ide, " Sahut Nanda semangat, tentu saja dia semangat karena sudah menganggap bahwa Anna adalah musuh bebuyutannya.
"apa? " Tanya ketiga sahabatnya penasaran.
"Begini... " Nanda menuangkan ide liciknya dari awal hingga selesai.
"ide bagus Nan, " Puji Dea.
"Kau benar-benar ahli dalam berbuat licik, " Ujar Audi takjub.
"Oke, kalau begitu aku akan mencari posisi aman dahulu, " Jawab Laurent final.
Jangan tanya Bella kemana? Gadis bermanik hazel itu sedang berduaan dengan kekasihnya. Ya, semenjak kedatangan sahabatnya dia menghindar bukannya tidak menyukai tapi gadis itu merasa takut sendiri, takut rahasia besarnya terbongkar.
"๐๐บ, kenapa kamu diam saja? " Tanya Brian lembut.
"anu_ itu_ aku sedang memikirkan masa depan kita, " Sahut Bella asal.
"yaampun ๐ฃ๐บ, ternyata kamu so sweet banget ya, aku jadi makin cinta deh sama kamu, " Ujar Brian sambil tersenyum bahagia.
"tapi kamu jangan khawatir, masa depanku adalah kamu, jadi jangan terlalu banyak berfikir ya nanti bisa stress loh, " Sambungnya.
Bella hanya menganggukkan kepalanya saja, lalu tersenyum kecut setelahnya hanya saja Brian tidak menyadarinya.
"๐ฎ๐ข๐ข๐ง๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐๐ณ๐ช๐ข๐ฏ, ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ฏ๐บ๐ข ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ต๐ข๐ฌ๐ถ๐ต ๐ณ๐ข๐ฉ๐ข๐ด๐ช๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ด๐ข๐ณ๐ฌ๐ถ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฃ๐ฐ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ณ, " Ujar Bella dalam hati.
Mari kita tinggalkan pasangan bucin ini.
Dilain sisi, terlihat gadis mungil itu sedang menahan mati-matian debaran jantungnya yang semakin tak terkendali karena manusia gumpalan salju itu, kini tengah menatapnya intens dengan ekspresi yang sulit diartikan.
"Ekhem! "
Oke pria berlesung pipit itu sudah jengah ah_lebih tepatnya hatinya mendadak panas melihat drakor dadakan dihadapannya tersebut.
"Na, tolong jangan diamkan aku seperti ini, apa yang kau lihat kemarin itu semuanya salah faham, memang dia cinta pertamaku tapi itu dulu Na, sebelum aku mengenalmu, " Ucap pria berkulit putih pucat itu panjang lebar dengan ekspresi wajah berubah menjadi sendu.
"memang apa bedanya sebelum dan sesudah mengenalku? Tidak ada bukan? sudahlah jika memang bang Gibran masih mencintainya lebih baik kembali saja, lagi pula aku baik-baik saja kok dan itu juga tidak masalah bagiku, " Tutur Anna beralibi.
"Oh iya satu lagi, maafkan aku yang sudah kekanakkan." Sambungnya.
"loh tapi Na, bukannya kau_" Ucapan gadis chipmunk itu terpotong.
"jangan dibahas, " Sahut Anna dengan ekspresi wajah yang hanya bisa dimengerti oleh sahabatnya, buktinya Bilqis segera menganggukkan kepalanya.
"yaudah aku duluan, " Pamit gadis mungil itu datar.
"Gib, kau bertengkar dengan dia? Jangan bilang semuanya gara-gara si gadis ular itu? " Tanya Adnan bertubi-tubi.
"entahlah, " sahut Gibran lelah.
"๐ฌ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฑ๐ข ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ด๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ธ๐ข ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฐ๐ฉ๐ฐ๐ฏ๐จ๐ช๐ฌ๐ถ ๐๐ข, " Sambungnya dalam hati.
"Bang sepertinya kau harus menyerah, karena kau lihat sendiri bukan? Mungkin benar Anna sempat menyukaimu tapi semenjak kedatangan kak Laurent dia menjadi seperti itu, " Ujar John yang kelewat enteng.
"oh jadi kau menginginkan aku kembali dengan orang yang sudah menyakiti aku, lalu kau yang mendekati Anna begitu? " Tanya Gibran tersulut emosi.
"bukan begitu maksud_" Ucapan pria berlesung pipit itu terpotong.
"sudahlah katakan saja yang sebenarnya, jangan munafik. Aku tahu kok bahwa kau sebenarnya suka sama Anna, makanya setiap aku perhatian kepadanya kau selalu terlihat cemburu, " Cecar Gibran dengan letupan emosi yang berapi-api.
Pria berlesung pipit itu merutuki dirinya, bisa-bisanya dia gegabah dalam berbicara, apalagi ternyata saudara kandungnya mengetahui tentang perasaannya, hancur sudah tali persaudaraannya.
"Kenapa kau diam saja? berarti ucapanku benar kan? " Tanya Gibran ketus.
"๐ต๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ! ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ณ๐ต๐ช ๐ฃ๐ข๐ฏ๐จ ๐๐ช๐ฃ๐ณ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐ฃ๐ข๐ฌ ๐ด๐ข๐ซ๐ข, " Ucapnya dalam hati.
"Astaga bang Gibran, kau selalu berburuk sangka kepadaku. Aku bicara seperti itu bukan bermaksud ingin merebutnya darimu, aku hanya ingin dia menenangkan hatinya dulu. Lagi pula itu terserah bang Gibran saja mau menyerah atau tidaknya, itu adalah keputusanmu sendiri. " Tutur John panjang lebar.
"Kau tak berbohong kan? " Tanya Gibran penuh selidik.
John hanya menganggukkan kepalanya saja.
Tak bisa dipungkiri ada rasa tak tega melihat kakak Kutubnya sedih karena masih perang dingin dengan gadis mungil itu.
"fyuhhh, " Terlihat pria berbahu lebar itu menghela nafas lega.
"Aku fikir kalian akan benar-benar perang saudara karena rebutan Anna, " Ucap Bilqis khawatir.
"benar, kalian sudah membuat suasana menjadi tegang saja, " Sahut Adnan menimpali.
''''''
Gadis mungil itu baru saja memasuki kelasnya namun sudah disambut dengan tatapan nyalang dari geng Blue Bird terutama Laurent, tentu saja hal ini membuat manik bambinya membulat sempurna ketika melihat siluet yang dikenalnya.
"kenapa? Ada yang salah denganku? " Tanya Laurent congkak.
"Kak Laurent, kau pasti bercanda kan? kau pasti bukan geng mereka kan? " Sahut Anna tak percaya.
"sudah ku duga, kau pasti sangat terkejut mengetahui tentang aku yang sebenarnya, " Ujar Laurent basa-basi.
"lalu apa tujuanmu yang sebenarnya? " Tanya gadis mungil itu heran.
"to the poin saja, aku ingin kau menjauhi Gibran. Dia hanyalah milikku, hanya untukku, bukan milik apalagi untuk gadis murahan seperti mu, " Ujar Laurent dengan tatapan intimidasi.
"Kau ingin aku menjauhinya agar kau bisa mendekatinya begitu? Maaf kak, aku tak bisa. Karena aku juga mencintainya, " Jelas Anna dingin.
"wah, wah, wah, rupanya ada yang sudah berani menantang nih kak? " Ucap Nanda dengan nada takjub yang dibuat-buat.
"benar kau Nan, sepertinya bakalan seru nih, " Sahut Dea mengejek.
Laurent mengangkat tangan kanannya sebagai isyarat agar teman-temannya diam.
"serius kau tak ingin menjauhinya? " Tanya Laurent dengan emosi teredam.
Gadis mungil itu hanya menganggukkan kepalanya saja.
"apa kau tak takut denganku? " Kali ini Laurent bertanya datar.
"untuk apa aku takut? Kalau kau ingin saingan maka aku akan setuju asalkan dengan cara sehat, " Jawab Anna menantang.
"TAPI AKU INGIN KAU MENJAUHINYA BITCH! KALAU KAU TAK MENURUTI KEINGINANKU MAKA AKU AKAN MENCELAKAI GIBRAN AGAR KITA SAMA-SAMA TIDAK MENDAPATKANNYA! " Teriak Laurent dengan emosi yang berapi-api.
"DAN AKU TIDAK AKAN MENURUTIMU KAK! " Gadis mungil itu balas berteriak dengan mata berkaca-kaca. "Hiks, jika kau ingin mencelakainya, hiks, maka harus langkahi dulu mayatku, " Sambungnya dengan terisak.
"Oke jika itu maumu," Ujar Laurent dengan tatapan tak terbaca.
"Nanda, Dea, Audi, cepat berikan dia pelajaran agar dia jera! " Sambungnya.
"Oke! " Sahut mereka bersamaan.
Semuanya terjadi dalam sekejap mata keadaan gadis mungil itu sudah berantakan seperti gelandangan. Bagaimana tidak? Ternyata geng Blue Bird sudah menyiapkan bahan-bahan untuk membully Anna, seperti telur, tepung, air comberan dan sebagainya.
Seolah tak cukup melemparkan barang-barang itu kepada Anna, mereka juga menendang perutnya, memukulnya bahkan menamparnya berkali-kali sehingga menyebabkan darah segar mengalir dari sudut bibirnya yang robek karena sebuah tamparan keras dari mereka.
Tanpa mereka sadari terdapat pria berparas anime sudah menyaksikan semuanya bahkan dia juga merekamnya.
"Aku pastikan setelah ini kalian akan diskors bahkan dikeluarkan sekalipun, " Gumamnya.
"sebaiknya aku harus segera menolongnya, sekalian memancing mereka agar mengakui perbuatannya," Sambungnya.
Kemudian pria berparas anime itu segera masuk kedalam kelas XI A tersebut, dengan tatapan menusuk sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku.
Sepertinya keempat gadis kejam itu belum menyadari keberadaan es Kutub yang kedua di sekolah SMA 8 Jakarta Selatan.
"Ekhem! "
Serempak keempatnya segera membalikkan badannya kearah sumber suara, setelah berhasil menemukannya mereka menjadi takut sendiri bahkan badan mereka bergetar terutama Dea.
"eh_ ternyata kamu_ aku pikir siapa, " Ujar Laurent kikuk.
"se_dang apa kau kesini? " Tanya Dea dengan suara tercicit.
"oh_ aku tahu kau pasti sedang mencari kak Dea ya, " Tebak Nanda berusaha menggoda manusia Kutub tersebut.
"ka_kalau kau ingin membawa Dea silakan, ehehehe" Timpal Audi dengan tersenyum garing.
Namun sepertinya usaha mereka untuk membuang rasa takutnya tidak menghilang justru kian bertambah karena pria berparas anime itu menatap mereka satu persatu tepat pada bola matanya dengan tatapan menusuk sekaligus intimidasi, dan itu berhasil membuat mereka merinding sendiri.
"seharusnya aku yang bertanya seperti itu, kenapa kalian tertawa bahagia dihadapan dia yang tidak bersalah sama sekali? " Ujar Rama rendah.
"Apa katamu?! Dia tidak bersalah?! " Tanya Laurent kesal.
"ya kurasa seperti itu, mencintai seseorang adalah hal wajar jadi kenapa kalian menyiksanya seperti yang baru saja terjadi? " Sahut pria berparas anime itu dengan tatapan menusuk.
"dan yang lebih konyolnya, kalian melakukannya hanya karena dia tidak ingin menuruti ancaman itu, lucu sekali, " Sambungnya.
"Kau jangan ngadi-ngadi ya! Kita tidak melakukannya sama sekali! Kita menemukannya sudah dalam keadaan seperti ini! " Cecar Laurent tak terima.
"benar kan?, " Sambungnya.
"i_ya benar kak, " Sahut Nanda.
"oh iya? Lalu apa dengan ini? " Tanya Rama menusuk.
Kemudian pria berparas anime itu menyodorkan benda pipih cerdasnya dan terpapampanglah video yang memperlihatkan keempat gadis kejam itu sedang menyiksa Anna.
Glek
Keempatnya menelan salivanya kasar mereka menyadari kecerobohannya, yang tak melihat suasana terlebih dahulu.
"hukuman akan segera menyambut kalian, selamat menikmati, " Ujar Rama dengan wajah datarnya.
Setelah berkata seperti itu, Rama segera menggendong gadis mungil itu ala bridal style yang hampir tak sadarkan diri lalu membawanya ke UKS.
Banyak siswa-siswi yang memperhatikan, namun pria berparas anime itu mengabaikannya karena dia sudah terbiasa dengan suasana sekolah tersebut.