webnovel

Prolog

Namaku Nina Nur Abdilah.Aku anak dari pasangan Roy Abdillah dan Nur Fatimah.Umurku 21 tahun,aku anak pertama dari 2 bersaudara.Adik ku laki-laki bernama Muhammad Kendra Abdilah berumur 15 tahun.Adikku duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.Aku kuliah di salah satu universitas di kota Surabaya.

Aku berasal dari Madiun kota kecil di Jawa Timur.Aku di Surabaya tidak memiliki siapapun,aku tinggal sendiri di kos-kosan kecil di belakang kampus ku.

Orang Tua ku dari keluarga yang berada,tapi aku tidak ingin memakai Fasilitas yang diberikan Papaku.Aku meninggalkan kartu kredit yang diberikan Papa.Aku cukup meminta uang kos,makan,uang saku,dan kebutuhan untuk kuliah saja.Tidak pernah meminta lebih.

Aku ingin hidup dengan sederhana,dan sama seperti yang lain nya.Karena aku ingin memulai sesuatu dari bawah.Menurutku kalau kita melakukan sesuatu hal dari bawah,aku yakin kita akan menikmati setiap proses nya.

Kegiatan ku selama aku kuliah di Surabaya,selain Kuliah aku mengajar anak-anak yang tidak sekolah di kolong jembatan tol yang ada di Surabaya.

Sudah 1tahun lebih aku mengajar anak-anak di kolong jembatan,awal aku mengajar di kolong jembatan.Ketika aku sedang menelusuri kota Surabaya,aku ingin menghafal daerah Surabaya.

Karena kata teman ku jalanan Surabaya susah untuk di hafal,maka dari itu aku mencoba menghafalkan jalan demi jalan setiap hari.

Dan aku dijalan bertemu anak laki-laki,sekitar berumur 10 tahun yang membawa karung duduk ditepi trotoar.Anak laki-laki itu duduk sambil memandangi buku yang ada di tangan nya,buku itu dibolak-balik.

Aku berfikir bahwa anak laki-laki itu sedang kebingungan,dan aku mencoba menghampiri anak laki-laki itu.Dan duduk bersila disampingnya.

"Assalamualaikum".

"Ya Mbak,ada apa?".Anak itu tidak menjawab salam ku,dan dia terlihat kaget akan kedatangan ku.

"Ehm,Mbak boleh tau nama adek siapa?".Aku mengulurkan tanganku,Aku mencoba mendekati nya.

"Yanto Mbak". Dia menyambut tanganku.

"Yanto sekolah kelas berapa sekarang?".

"Hmm,aku gak sekolah Mbak".Yanto menundukkan kepalanya.

"Oh Yanto gak sekolah, terus buku yang ada di tangan Yanto punya siapa?".Aku menunjuk buku yang dia pegang dari tadi.

"Aku tadi Nemuin buku ini disampah Mbak,waktu aku cari rongsokan.Aku ambil,tapi aku gak bisa baca.Jadi dari tadi aku cuma liatin aja".Jelasnya dengan polos.

"Yanto belum bisa baca?".

"Belum Mbak". Yanto tersenyum.

"Yanto mau belajar membaca?".

"Mau...mau mbak,tapi gimana caranya?.buat makan aja susah Mbak,apalagi untuk sekolah Mbak".

"Mbak mau ngajarin Yanto belajar mebaca, menghitung dan yang lainnya.Yanto mau gak?".

"Mau mbak".

"Yanto rumahnya dimana?".

"Dibawah kolong jembatan Tol situ Mbak".

"Ehm,Yanto punya temen gak?".

"Punya Mbak banyak".

"Temen-temen Yanto sudah bisa baca belum?".

"Kami semua yang disana gak ada yang sekolah Mbak".

"Yaudah,besok siang jam 12 Mbak akan datang ke rumah Yanto.Dan Yanto harus ngumpulin temen-temen Yanto yang pengen belajar". Jelas ku pada Yanto.

"Beneran Mbak, besok Yanto tunggu ya Mbak".Wajah Yanto terlihat bahagia

"Iya Mbak janji,yaudah Mbak pulang dulu ya.Ini mbak ada sedikit rezeki buat Yanto beli jajan".Aku memberikan sedikit uang ke Yanto lalu berdiri dan mengusap rambut Yanto.

"Makasih ya Mbak".Yanto berdiri dan lari pulang.

Mulai saat itulah aku mengajar mereka di kolong jembatan,dan sampai sekarang berjalan 1tahun lebih.Awalnya hanya aku yang mengajar,tapi sekarang pengajarnya ada 2 orang yaitu Aku dan Bella sahabatku dikampus.

Bella tertarik mengajar,karena awalnya dia sering nemenin aku ngajar.Lama kelamaan Bella respect dan alasan yang lainnya karena Bella dulu hampir tidak bisa sekolah.

Aku memberi nama Sekolah Kolong Langit.

Bersambung