webnovel

Pradhika's Bloody Incident

Pradhika's Triplet yaitu Siji Pradhika, Yuji Pradhika dan Reiji Pradhika mengalami hal buruk saat mereka berupaya mematahkan kutukan yang dialami oleh Reiji. Mereka terjebak di tempat aneh dan mengalami peristiwa yang mengerikan. Tempat itu hanyalah lubang setinggi orang dewasa yang tidak memiliki celah lain untuk keluar. Mereka bertiga harus memutar otak untuk dapat keluar dari tempat aneh itu. *** Lalu, mereka mengalami kejadian aneh yang lainnya karena kedatangan seseorang yang mengaku paman mereka, yang berasal dari Korea Selatan. Lelaki itu adalah saudara kembar non identik Tuan Yudha Pradhika, ayah dari Pradhika's Triplet. Namun, terjadi permasalahan yang rumit di antara dua saudara itu sebelum Tuan Yudha diadopsi oleh keluarga Pradhika dan diboyong ke Indonesia. Siji Pradhika yang sedang mengikuti pertukaran pelajar ke Busan, Korea Selatan, harus bertemu dengan saudara ayahnya itu. Dan kisah berdarah-darah itu pun dimulai. *** "Aku tidak akan puas sebelum menuntut balas pada Yudha dan keturunannya." Seseorang yang bernama Lucca menatap foto-foto Tuan Yudha dan keluarganya yang tertempel di dinding suatu kamar yang gelap. Pandangan mata lelaki itu tertuju pada salah satu foto dari putra kembar Tuan Yudha. "Aku akan memulai balas dendamku pada kamu, Anak Manis," lirihnya sambil menyeringai. Peristiwa rumit semacam apalagi yang akan dihadapi Pradhika's Triplet? Apakah ini ada hubungannya dengan masa kelam ayahnya yang tinggal di panti asuhan? Dan ada misteri juga tentang terbakarnya Panti Asuhan yang menyimpan cerita kelam itu.

Zanaka · Horror
Not enough ratings
220 Chs

Parit Rahasia

"Ini mengagumkan. Jalan kuno ini dibangun di atas lembah menggunakan bingkai kayu besar. Tapi, itu sangat tua sehingga akhirnya tertutup rumput. Awalnya, akan lebih mudah berjalan di atas sini, tapi rumputnya terlalu tebal sekarang. Jadi, kita akan melalui jalur bawah ini saja. Jika kita mengikuti terowongan ini, maka akan berakhir tepat di pintu masuk, Bang," sambung Tuan Yudha

Siji mendongak. Matahari bersinar melalui beberapa celah di atas, tapi di dalam sini tidak sepenuhnya gelap.

"Setelah berjalan lebih dari lima mil dari sini, akan ada tanda dan kita harus naik gunung. Tidak jauh dari pohon besar di pintu masuk menuju Kuil Kuno Kucing," kata Tuan Yudha. "Di sini sangat lembab, jadi sebaiknya kita beristirahat di sini, Bang. Setelah itu, kita tidak akan berhenti sampai kita tiba di pintu masuk menuju Kuil."

Siji mendekat ke sebuah batu besar tergeletak. Ia bersandar di sana. Ia juga membuka tas kucing transparan yang sejak tadi ia bawa.