webnovel

Pradhika's Bloody Incident

Pradhika's Triplet yaitu Siji Pradhika, Yuji Pradhika dan Reiji Pradhika mengalami hal buruk saat mereka berupaya mematahkan kutukan yang dialami oleh Reiji. Mereka terjebak di tempat aneh dan mengalami peristiwa yang mengerikan. Tempat itu hanyalah lubang setinggi orang dewasa yang tidak memiliki celah lain untuk keluar. Mereka bertiga harus memutar otak untuk dapat keluar dari tempat aneh itu. *** Lalu, mereka mengalami kejadian aneh yang lainnya karena kedatangan seseorang yang mengaku paman mereka, yang berasal dari Korea Selatan. Lelaki itu adalah saudara kembar non identik Tuan Yudha Pradhika, ayah dari Pradhika's Triplet. Namun, terjadi permasalahan yang rumit di antara dua saudara itu sebelum Tuan Yudha diadopsi oleh keluarga Pradhika dan diboyong ke Indonesia. Siji Pradhika yang sedang mengikuti pertukaran pelajar ke Busan, Korea Selatan, harus bertemu dengan saudara ayahnya itu. Dan kisah berdarah-darah itu pun dimulai. *** "Aku tidak akan puas sebelum menuntut balas pada Yudha dan keturunannya." Seseorang yang bernama Lucca menatap foto-foto Tuan Yudha dan keluarganya yang tertempel di dinding suatu kamar yang gelap. Pandangan mata lelaki itu tertuju pada salah satu foto dari putra kembar Tuan Yudha. "Aku akan memulai balas dendamku pada kamu, Anak Manis," lirihnya sambil menyeringai. Peristiwa rumit semacam apalagi yang akan dihadapi Pradhika's Triplet? Apakah ini ada hubungannya dengan masa kelam ayahnya yang tinggal di panti asuhan? Dan ada misteri juga tentang terbakarnya Panti Asuhan yang menyimpan cerita kelam itu.

Zanaka · Horror
Not enough ratings
220 Chs

Menyiapkan Mental

"Ya ... Abang dulu tadi yang mengerjai papa dan tidak mau bercerita yang sesungguhnya."

"Jadi, papa membalasnya gitu? Kok pendendam kayak Dede Rei?" timpal Siji, kesal. Mengingat tingkah papanya yang seperti ini, Siji merasa bahwa dialah yang paling dewasa di rumah ini jadinya.

"Bukan pendendam, Pa! Tapi ini itu privasi."

"Masa' pakai privasi-privasian segala sama anak sendiri?"

"Ya Abangnya dulu 'kan tadi yang main rahasia-rahasiaan sama papanya sendiri?"

"Tapi ... Abang tadi 'kan sudah bercerita, Papa?"

"Iya, tapi ceritanya hanya sedikit dan tidak jelas juga benar atau hanya karangan Bang Siji."

"Aakhh ... papa kenapa nggak percayaan sama anak sendiri sih? Abang menceritakan yang sebenarnya, Papa. Tanpa ditambah-tambahi seperti si julid Yuji itu."

"Tapi, Abang belum cerita kenapa kalian pergi ke sana dan untuk mencari apa, 'kan?"