"Aku hanya sedang menunggu ayahku. Jika dia tak menjemputmu juga sampai sore nanti, aku akan pulang naik ojek, angkot atau bus mungkin. Aku tidak akan menumpang mobilnya si dukun Edo," sahut Arjuna. Sepertinya, ia memang sengaja tidak ingin berdamai dengan Edo.
Edo terlihat sangat marah, tapi ia hanya diam mematung. Tidak mau melawan Arjuna untuk saat ini.
"Kamu tidak bisa pulang sendirian dalam kondisi begini, Sayangku!" Qiran yang mengklaim sebagai pacarnya Arjuna yang menyahut.
"Setidaknya ... kau harus menghargai orang yang ingin berbuat baik padamu, Juna." Ifdal ikut menimpali. Ifdal tahu benar jika Edo saat ini mati-matian menahan amarah. Tapi, Edo mengacungi jempol upaya pengendalian diri kawannya itu. Edo benar-benar menuruti perintah ayahnya untuk berbuat baik pada anak-anak Pradhika dan Devarendra itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com