Semua yang di katakan nya mengandung beban yang berat, bagaimana bisa gadis itu sekuat ini.
Ia yang mendengar pernyataan itu langsung menatap Khaira lekat-lekat. Gadis itu bahkan tidak pernah bercerita tentang bebannya ini, tidak pernah berbicara tentang lukanya yang menganga.
"Aku hancur sehancur-hancurnya. Namun Aditya datang setiap aku membutuhkan dia." Lirih Khaira lagi.
DenEl yang mendengar ucapan Khaira langsung mundur dua langkah, tidak percaya bahwa gadisnya benar-benar berteriak.
"Apa kau sungguh menyakitinya?" tanya Aditya, lalu tanpa aba-aba memukul Denzel yang langsung terpental ke pintu kamar Khaira.
Khaira menjerit. "Berhenti!" teriaknya.
Suara gadis itu membuat Aditya melepaskan genggamannya di kerah baju Denzel.
Denzel menyeka sudut bibirnya yang berdarah dengan ibu jarinya. Lalu menarik nafas panjang. "Baiklah, aku kesini tidak mengharapkan ini. Mama sakit di rumah sakit dan ingin bertemu denganmu," ujar Denzel.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com