Baru saja mereka hendak masuk ke dalam rumahnya, tapi langkah mereka harus terhenti saat Pak Satpam memanggilnya.
"Ada apa?" tanya Pragma langsung menatap gerak-gerak pria paruh baya di depannya. Serta di tangannya ada sebuah paper bag berukuran sedang.
"Tadi teman Tuan baru saja datang, dia menitipkan ini untuk Nyonya," jawabnya dengan gugup. Bagaimana tidak gugup jika Pragma menatapnya tajam bak ingin mengulitinya hidup-hidup.
Tangannya sampai gemetar menyodorkan paper bag tersebut kepada nyonya. Pandangannya juga tak sengaja melihat bekas kemerahan-merahan di leher Gelora.
"Matamu mau saya colok, heh?" desis Pragma mengarahakan ke dua jarinya di depan wajah Satpam tersebut. Seakan benar-benar ingin mencoloknya.
"Jangan begitu Sayang," tegur Gelora halus membuat amarah Pragma langsung surut saat itu juga.
"Ini dari siapa, Pak?" tanya Gelora mengulurkan tangannya mengambil paper bag itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com