Setelah Rendi pulang, Risya jadi Bete agak menyesal juga tadi nggak mau ikut jalan sama Rendi. sebenarnya bukannya Risya nggak mau jalan sama Rendi tapi Risya takut kalo sampe waktu jalan sama Rendi ketemu sama Arul. bagaimanapun dia masih sangat mencintai Arul. cuma sekarang Risya jadi tambah Bete kalo kepikiran Arul. jangan-jangan Arul malah lagi pacaran sama Neli cewek yang akan jdi tunangannya. " huft...nyebelin. gue disini mikirin dia, jangan-jangan dia disana malah asyik-asyik pacaran. ah....bodo ah...mending gue refresing aja deh. cari udara segar. " batinnya.
Risya memacu sepeda motor bututnya keliling kota sendirian. Bete banget malam minggu sendirian. Ani lagi jalan sama Teguh. gue mau kemana ya. muter-muter di alun-alun, yang ada juga cuma liat orang pacaran aja. tambah Bete deh rasanya. " ah mending gue ke Mall aja deh. Belanja. daripada Bete. " pikir Risya lalu memacu sepeda motornya ke Mall.
Risya memasuki Mall sendirian. melihat-lihat baju dan sepatu. " belanja sendirian ternyata juga nggak asyik. " pikirnya. Risya hnya membeli beberapa kaos pendek untuk harian di rumah.
" Risya... " Risya dipanggil oleh Lili.
" Hai...mas Lili, Somad. Nancy, loh kalian ngumpul nggak ngajak-ngajak si? " protes Risya
" Ye..tadi kita mau nyamperin kamu. tapi kita liat Arul. kirain Arul ngapel ke tempat kamu makannya kita ga jadi ajak kamu. lagian ini kan malam minggu. malam yang asyik buat pacaran. jadi kita nggak mau gangguin kamu." kata Lili menjelaskan.
" Iya Ris. mana Arul ? " tanya Somad.
Sesaat Risya terdiam ga tau mau menjawab apa. Arul ke tempatku. apa mereka nggak salah liat? trus kapan Dia ke rumah tapi kok nggak bertemu ya? kan aku daritadi dirumah terus. Risya masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
" Hey...malah ngelamun.mana Arul ?" tanya Nancy mengagetkan Risya yg masih melamun ditempatnya.
" eh...eh...ya. aku nggak sama kak Arul kok. aku tadi ke rumah temen lama. jadi nggak ketemu. " jawab Risya
" tapi tadi beneran Arul ketempatmu. soalnya kita liat dia msuk halaman rumahmu. "
" Oh...kapan ? "
" Ya sekitar 10 menit yang lalu. "
" 10 menit yang lalu aku ada di lantai atas sedang melihat-lihat baju. jadi kak Arul ke rumah? apa itu benar ? Ya Allah kalo tau kak Arul mau ke rumah mending tadi aku di rumah aja. sekarang apa dia masih menungguku di rumah? pikiran Risya jadi nggak karuan. Dia buru-buru ingin pulang ke rumah berharap masih bisa bertemu dengan kekasih hatinya.
" kalo begitu aku pulang dulu ya mas Lili, somad nancy dan yang lain." pamit Risya dan buru-buru ke parkiran mengambil motornya. Risya melaju motornya dengan cepat tapi memang motor Risya motor jaman dulu tetep aja lajunya kaya siput. membuat Risya jadi marah. Risya pengin sampe rumah dengan cepat berharap Arul masih menunggunya disana. Sampe di rumah Risya langsung berlari ke ruang tamu tapi tidak ada Arul disana. yang ada hanya neneknya yang sedang membuat makanan untuk dijual besok.
" Mbah...tadi ada temanku kesini nggak?"
" ehm...enggak...eh...ada apa enggak ya ? " pikir mbahnya yang udah mulai pikun. Risya jadi sedih. dia lalu ke kamarnya dan merebahkan diri di atas ranjang.
*******
Semantara Arul di kamarnya juga merasa sangat sedih karena tidak bisa bertemu Risya. Sebenarnya dari Mall tadi Arul mengantar Dito pulang lalu kembali lagi ke tempat Risya. Dia masih penasaran dengan Risya. Selain kangen dia juga pingin tau sebenarnya siapa lelaki yang di lihatnya memeluk Risya.
Flashback
Tok...tok...tok...
" Assallamuallaikum..." Arul mengetuk pintu rumah Risya dan mengucapkan salam
" wa...allaikumsalam." suara seorang nenek dari dalam rumah lalu membukakan pintu
" Maaf nek.. Risya ada?" tanya Arul
" Risya pergi tadi. " jawab sang nenek
" kemana Nek ?"
" nggak tau." jawab nenek Risya ketus
" ooh..y udah nek saya pulang dulu. assallamuallaikum."
" wa...allaa..ikumsalam."
Sial..pasti Risya pergi dengan cowok itu. kenapa kamu tega sih Ris. ngancurin hati aku gini. apa kamu ga bisa merasakan kalo aku kangen sama kamu. batin Arul kecewa sambil
meninggalkan rumah Risya. sampe dipagar rumah Risya, Arul berkali-kali melihat ke belakang berharap neneknya salah dan Risya ada di rumah menunggunya. tapi kenyataannya Risya memang tidak ada di rumah. jadi Dia pasti pergi bareng cowok bermobil itu.
Back
Arul merebahkan tubuh diranjang berusaha memejamkan matanya. tapi bayangan Risya seolah menari-nari di pelupuk matanya. Arul membuka matanya lagi berharap bayangan Risya menghilang agar dia bisa tidur dengan nyenyak tapi apa yang terjadi bayangan Risya seakan menggodanya sedang duduk di tepi ranjang dengan senyum manisnya. lesung pipit di kedua pipinya membuat Arul tidak dapat melupakan wanita itu.
" Risya.." bisik Arul lalu mendekati tepi ranjang tempat Risya duduk dan memeluknya. tapi yang dia peluk hanya angin kosong. itu mmebuat Arul sangat kecewa. Arul benar-benar ingin bertemu dengan Risya. Arul keluar ke ruang keluarga untuk menenangkan hatinya yang saat ini terus memikirkan Risya. Dia benar-benar rindu. Diliriknya telpon rumah yang ada di samping televisi. " oh ya aku harus menelponnya." Arul lalu menekan nomor telpon rumah Risya. sesaat kemudian hatinya menjadi tambah kecewa karena nada sibuk di telpon Risya. " telponnya sibuk. apa Risya sedang bicara di telpon? dengan siapa? apa cowok itu lagi? belum puas mereka bertemu msih juga di sambung bertelpon ria. " pikir Arul tambah cemburu dan meletakkan telponnya kembali.
*******
Risya berdecak kesal ketika Dia menelpon Arul tapi justru telpon Arul masih terus sibuk. Risya jadi berprasangka sendiri dihatinya. dia berpikir kalo Arul pasti sedang asyik telpon dengan kekasihnya atau tunangannya sekarang. tadinya Risya sangat bahagia ketika bertemu Lili Cs dan bilang kalo mereka bertemu Arul di rumahnya. secepat kilat dia pulang untuk menemui Arul dan ketika dia tidak melihat Arul di rumahnya, Risya berusaha untuk menelpon Arul ke rumah.Dia sempat berpikir berkali-kali ketika akan menelpon. karena dia akan sangat malu jika menelpon ke rumah laki-laki lebih dulu. apalagi lelaki itu bukan apa-apa dia lagi, bahkn mungkin lelaki itu sudah bartunangan. apa pantas dia menghubunginya lewat telpon ? tapi gejolak dihatinya dan rasa rindunya pada lelaki itu memaksanya untuk menelpon. " Dia hanya ingin bertanya apa benar tadi Arul ke rumah ?" Dan sekarang justru kecewa yang di dapatnya. Dia menyesali tindakan bodohnya untuk menelpon lelaki itu. mungkin aja Lili Cs salah melihat. kak Arul tidak juga tidak tau dimana rumahnya. bagaimana bisa dia sampai ke rumah ini. Dia harus bisa menerima kalo Dia dan kak Arul sudah berpisah kini.Harus ikhlas..harus ikhlas...harus ikhlas..gumam Risya sambil memegang telpon rumahnya diatas jidat dan dipukul-pukulkan ke jidatnya sambil merem-merem dan mulut komat-kamit kaya mbah dukun baca mantra.
" lo kenapa Ris??? kesambet lo komat-kamit ga jelas. " tegur mas Darma
" yee...sembarangan. " kata Risya sewod lalu pergi meninggalkan mas Darma yang geleng-geleng kepala melihat tingkah adiknya.