webnovel

Pilihan Hati Bella

Author: naladhipayu
Urban
Ongoing · 102.4K Views
  • 12 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Bijaksana dalam memilih bacaan sesuai usia ya. Kesalahan pertama Bella adalah menjadikan Erik cinta pertamanya. Membiarkan lelaki itu mempermainkan perasaannya. Kesalahan kedua Bella adalah menjadikan Defin cinta satu malamnya. Membuat kesalahan bodoh yang membuat hatinya menjadi kacau. Kesalahan ketiga Bella adalah jatuh cinta lagi.

Tags
2 tags
Chapter 11. Rindu dan Asa

Hari sedang cerah. Awan berarak sesekali. Sisanya hanya langit biru dengan hembusan angin. Aku berjalan menuju salah satu restoran yang menyediakan makanan khas Indonesia. Seperti nasi goreng, sate,mie kering atau bahkan nasi kuning yang tersedia pada pagi hari.

''Kau datang bekerja hari ini?'' tanya Parman, salah satu pegawai restoran itu. Ia menghampiriku yang baru akan masuk ke dalam.

Aku mengangguk. ''Semester baru telah dimulai. Aku hanya harus menjadi mahasiswi selama sabtu-minggu. Melelahkan bukan?''

Parman terkekeh menanggapi. ''Kau mau pesan apa? Seperti biasanya?''

''Tidak, hari ini aku mau makan soto ayam sama es teh manis,'' jawabku menggeleng.

Aku biasanya akan memesan nasi goreng sebagai makan siangku. Tentu saja dengan jenis yang berbeda. Mulai nasi goreng merah, nasi goreng ayam kecap atau nasi goreng daging kambing. Tetapi aku selalu memilih tempat duduk pada lantai dua dekat bagian luar balkon. Mungkin sebagian orang akan merasa panas dan lebih memilih bagian dalam yang memiliki pendingin ruangan.

Namun bagiku tidak terlalu panas. Angin sepoi-sepoi selalu menerpa wajahku. Membuat rambut panjangku yang tidak kuikat menjadi terurai. Aku mengeluarkan selembar kertas dari saku kemeja yang kupakai. Kartu Studi Mahasiswa, namun ini untuk jenjang pascasarjana.

Aku bekerja di salah satu kantor notaris di Kota Jakarta. Setelah bekerja selama tiga tahun, Mbak Kania yang merupakan anak rekan kerja Ayahku--Zafran, adalah seorang notaris, memberiku izin untuk melanjutkan pendidikan. Bukan pendidikan profesi notaris, tetapi magister hukum melanjutkan sarjana hukum yang sudah kutempuh kurang lebih empat tahun.

''Ini makannya sudah siap,'' ujar Parman datang membawakan soto ayam dan es teh manis di atas nampan. Ia kemudian memindahkannya di atas meja.

Tidak langsung pergi Parman memilih duduk di depanku. ''Katanya mau fokus kerja?'' tanyanya mengingatkanku akan percakapanku dengannya tempo hari.

Parman berusia dua puluh tahun. Ia bekerja paru waktu sambil berusaha menyelesaikan pendidikan sarjananya. Aku mengenalnya sudah dua tahun. Kami menjadi dekat, karena seringnya aku berkunjung ke restoran ini dan ia yang selalu menyambutku dengan senang hati.

''Aku hanya ingin mengambil kesempatan. Siapa tahu besok aku menikah dan tidak sempat lagi karena harus mengurus anak,'' jawabku setengah bercanda.

Parman tertawa mendengarku. ''Bagaimana bisa menikah, selama dua tahun bolak-balik ke sini. Mbak Bella selalu datang sendiri kalau tidak sama Mas Tama atau Mbak Kania.'' Ia beranjak berdiri setelah menyinggung yang selalu makan siang sendiri atau tidak bersama rekan kerjaku.

Tama adalah pegawai sama sepertiku. Ia berusia dua puluh tiga tahun. Baru setahun bekerja di kantor notaris Mbak Kania.

Ketika Parman akan kembali bekerja, terdengar suara mobil berhenti di depan restoran. Suara pintu tertutup keras membuat Parman mendekati pagar balkon lalu ikut menunduk sama seperti yang sekarang kulakukan.

Aku bisa melihat seorang laki-laki memakai setelan jas hitam keluar setelah laki-laki lainnya membukakan pintu yang kemungkinan supirnya. Mataku terbelalak begitu melihat laki-laki yang memakai jas hitam itu. Dia sangat tinggi dengan struktur muka yang tegas. Alisnya tebal dengan sedikit janggut tipis. Sayang aku tidak bisa melihat matanya, karena tertutupi kacamata hitam. Tetapi tanpa melihat matanya, sudah jelas bahwa laki-laki itu tampan.

Aku menoleh menatap Parman. ''Kenapa kau seperti terkejut?'' tanyaku heran. Bahkan raut wajahnya lebih mengagumi daripada aku yang seorang wanita.

Parman beralih menatapku. ''Kau tidak melihat jenis mobilnya? Itu jelas impor dan memiliki harga miliaran rupiah,'' ujarnya heboh.

Aku mengendikkan bahu. ''Bagaimana aku tahu, ada banyak jenis mobil di Indonesia. Apalagi Jakarta yang mungkin setiap satu kilometer macetnya belum tentu memiliki tipe mobil yang sama.''

Tanpa menjawab perkataanku. Parman setelah berlari menuju lantai bawah. Mungkin untuk melihat jelas laki-laki berjas hitam itu atau mobil yang dikaguminya.

Aku mengangkat sendok dan garpu, lalu menikmati soto ayam yang mulai mendingin. Baru beberapa suap, mataku kembali teralihkan. Laki-laki bejas hitam itu berjalan melewati meja per meja dan duduk tepat di meja bagian depan dari tempatku sekarang.

Laki-laki itu melepas kacamatanya. Aku yang terperangah melihat wajah tampannya, tanpa sadar mulutku sedikit terbuka. Segera saja setelah menyadari hal bodoh tersebut, aku meminum es tehku dengan terburu-buru sambil menatap jalan yang terlihat lengang.

Aku kembali melihat ke depan dan mataku bertemu pandangan dengan laki-laki itu. Kuperhatikan dia duduk sendiri, tanpa adanya laki-laki yang membukakan pintu untuknya tadi.

Jujur saja, aku tidak bisa membohongi naluriku bahwa aku terkesima melihat ketampanan dan proporsional tinggi serta bentuk luar tubuh laki-laki itu tercetak jelas dari kemeja yang dipakainya setelah melepas jas. Namun bukan berarti aku langsung jatuh cinta. Ini hanya reaksi manusiawi.

Bicara tentang cinta, aku menarik napas dalam. Erik, dia adalah orang selama lima tahun ini menghuni isi hatiku. Kami bertemu sebagai senior dan junior di kampus. Kami jadian setelah dia menyatakan cinta, tepat di malam inagurasi angkatan junior fakultasku. Erik sendiri adalah mahasiswa teknik sipil.

Semuanya terasa manis selama dua tahun. Dan pada suatu hari, Erik mulai susah dihubungi. Setelah dia lulus, aku tidak pernah melihatnya lagi. Bisa dibayangkan bagaimana aku menghadapi semester-semester akhir dengan kepergian Erik tanpa kalimat apapun. Bahkan jika itu adalah kalimat perpisahan untuk hubungan kami.

Bodohnya lagi aku masih mengharapkannya!

Aku tidak sengaja melihat jam tanganku. Sudah hampir pukul dua siang. Segera kuhabiskan sisa makan siangku lalu beranjak pergi menuju kantor notaris kembali.

''Mbak Kania mana?'' tanyaku pada Tama yang sibuk menonton anime favoritnya, one piece.

Tama mendongak beralih dari layar komputer. ''Katanya ada acara reuni teman kuliah.''

''Apa dia menitipkan pekerjaan kepadaku?'' tanyaku lagi. Aku kembali duduk di meja berdampingan dengan meja kerja Tama.

Mbak Kania sendiri memiliki ruang tersendiri.

''Tidak ada tuh. Bahkan dia bilang, pulang saja kalau mau,'' ujar Tama membuatku tersenyum senang.

Tanpa mau membuang waktu, aku segera membereskan meja kerjaku lalu mengambil tas tanganku. ''Kau sendiri kenapa tinggal?'' tanyaku menautkan alis.

''Aku mau pakai jaringan wifi kantor buat unduh episode terbaru one piece,'' jawab Tama sambil cengengesan.

Aku mendengus mendengar perkataannya. Namun memilih diam berlalu keluar dari kantor. Aku memilih pulang ke rumah menggunakan jasa taksi online.

Aku tidak tinggal bersama orangtuaku. Mereka tinggal di Bandung bersama kakak perempuanku yang bernama Tiara Mahadewi Sari. Seorang dokter di salah satu rumah sakit swasta di sana. Aku tinggal di rumah saudara ibuku, Bibi Amira yang sedang berada di Belanda, menemani suaminya mengambil gelar doktoral. Bibi Amira mempunyai anak perempuan tunggal yang masih kuliah di Singapura, sehingga aku hanya tinggal sendiri di rumahnya.

Aku telah tinggal di rumah Bibi Amira sejak masih kuliah sehingga sudah tidak merasa sungkan lagi.

Aku mengganti pakaianku menjadi kaus oblong dan celana olahraga begitu sampai di rumah. Baru saja aku akan melakukan sesi malas-malasan di atas sofa sambil menonton televisi. Bel pintu depan berbunyi dengan intensitas tekanan bel yang tinggi. Segera aku menuju pintu depan sambil menggerutu dalam hati.

Namun begitu pintu depan, aku terkejut. Sangat terkejut, sampai kakiku terasa lemas. Aku bahkan mundur selangkah seolah belum percaya dengan apa yang kulihat.

Erik kembali. Kekasihku yang pergi tanpa kabar selama tiga tahun, kembali dengan sebuah senyuman lebar.

***

You May Also Like

Istri Jenius si Miliarder

Dunia Scarlett runtuh ketika dia dicampur obat dan dipaksa menikah dengan janda kaya yang sangat tua, yang memiliki lima anak. Mencoba melarikan diri dari masalah yang nampaknya tidak bisa dihindari, dia menerima tawaran pernikahan kontrak selama satu tahun untuk pria misterius tersebut. Dia berjanji ini akan mengeluarkan dia dari masalah pernikahan yang ditentang dengan paksa. Dia menerima tawaran tersebut. Jika semuanya lancar, dia akan menjadi wanita bebas dan mandiri dalam satu tahun ... Namun, banyak hal yang mengambil giliran yang tak terduga. Pernikahan kontrak membuat kehidupan Scarlett terasa seperti dia sedang menaiki rollercoaster. Campuran kegembiraan dan antusiasme, diteror neraka, dan surganya yang bahagia. Bersiaplah untuk cerita yang menawan yang akan membuat Anda terpikat dari awal hingga akhir, mengurai rahasia enigmatik dari kehidupan Scarlett. ******* Hanya orang gila yang akan menerima tawarannya. Dan sekarang ini, dia tidak termasuk dalam kategori itu. Pikirannya masih waras. "Tolong jangan salah paham. Saya hanya mencoba membantu diri saya sendiri. Dan pada saat yang sama membantu Anda." Scarlett semakin bingung. "Saya tahu masalah saya rumit. Tapi, aku rasa menikah dengan pria yang baru saja kukenal, tanpa cinta, terasa aneh..." katanya. "Ini bukan pernikahan sungguhan, tetapi pernikahan kontrak yang bisa Anda atur untuk keuntungan Anda. Dan juga milikku." Scarlett mendengarkan dengan diam; di dalam hatinya, dia terkejut dan agak bingung. Xander menyilang lengan di atas dada sambil menatap mata Scarlett. Dia melanjutkan, "Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya akan membantu Anda, dan pada saat yang sama, Anda akan membantu saya. Saya tidak perlu menjelaskan apa masalah saya. Tapi, saya menjamin Anda, jika Anda setuju untuk melakukan pernikahan kontrak dengan saya, maka masalah Anda akan terpecahkan. Jadi, apa pendapatmu!?" Scarlett tidak terburu-buru untuk bicara. Dia perlahan mengangkat kepala dan berkata, "Jadi saya bisa memasukkan klausul apa pun yang saya inginkan dalam kontrak?" Pria itu mengangguk, berkata, "Selama itu tidak menyakitiku." Dia menawarkan jabat tangan kepada Xander, "Oke. Kau dapat mengatasi!"

PurpleLight · Urban
4.7
540 Chs

Satu Malam Liar

Lucinda Perry, seorang penyendiri sosial dan pekerja keras, berjanji pada dirinya sendiri untuk benar-benar menggila di ulang tahunnya yang ke-25 dan bahkan mencetak one night stand jika ia mendapatkan promosi yang sudah lama ditunggu di pekerjaannya. Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-25, dia dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dan tidak hanya itu, tapi ke kantor pusat di kota yang berbeda. Harus menghabiskan malam ulang tahunnya di kota baru, dia pergi ke klub di mana dia bertemu dengan orang asing tampan, Thomas Hank, yang menawarkan diri untuk menjadi one night stand-nya setelah melihat daftar berani-melakukannya, yang termasuk memiliki satu malam berdiri. Thomas Hank, setelah digunakan oleh beberapa wanita di masa lalu, bertekad untuk mendapatkan wanita impiannya yang akan mencintainya untuk dirinya sendiri dan bukan karena kekayaannya. Jadi ketika dia bertemu Lucinda Perry yang imut dan polos di klub, dia memutuskan untuk menjaga identitas aslinya dari dia dan mencari tahu apakah dia layak untuk dia pertahankan. ***Excerpt*** Apa yang lebih menghibur daripada sisi karakter yang gila? Katakan halo pada Sonia dan Bryan. Jantung Sonia berhenti berdetak sebentar, lalu berbagai pemikiran mulai berterbangan di kepalanya pada saat yang sama. Bryan Hank? Idola selebriti yang dia naksir sedang berlutut tepat di depannya dan memintanya untuk menjadi istrinya? Apakah dia salah mengira dia dengan orang lain? Apakah mungkin ini adalah lelucon, atau mungkin ini seperti salah satu lelucon selebriti dan ada kamera-kamera di sekitar, menunggu untuk merekam dia membuat dirinya tampak bodoh? Atau mungkin dia sedang bermimpi? Sonia bertanya-tanya sambil melihat-lihat sekitar mereka, tetapi yang dia lihat hanyalah penonton yang penasaran. "Tolong! Jadilah istriku dan buat aku menjadi pria paling bahagia di Bumi," katanya dengan suara keras yang menarik perhatian semua orang. Editornya yang telah ditunggunya selama lebih dari satu jam karena dia mencoba menandatangani kesepakatan dengan produser film yang tertarik dengan salah satu ceritanya, muncul saat itu juga, "Sonia, kamu kenal Bryan Hank?" Tanyanya dengan heran saat melihat adegan di depannya. Sepertinya sudah berjam-jam sejak Bryan berlutut, tapi ternyata baru satu menit. Bryan tahu tidak ada wanita yang cukup gila untuk menerima proposal gila seperti itu, dan bahkan jika ada yang mau menerima, membayarnya dan membatalkan keseluruhan hal tersebut akan mudah karena yang dia inginkan hanyalah skandal yang bisa terjadi dari situ. Judul beritanya mendatang akan tentang proposal pernikahan yang ditolak atau pertunangannya yang dikatakan, yang cukup membuat Sophia lepas dari kaitannya. "Ya!" Jawab Sonia dengan semangat sambil menganggukkan kepalanya dan mengulurkan jarinya agar dia memakaikan cincin pertunangan. "Ya?" Tanya Bryan dengan bingung saat mendengar jawabannya. "Ya! Aku akan menjadi istrimu dan membuatmu menjadi pria paling bahagia di dunia!" Sonia berkata dengan tertawa dan menggerakkan jarinya hingga Bryan memasukkan cincin itu ke jarinya. Secara mengejutkan cincin itu adalah ukuran yang tepat untuknya, dan duduk di jarinya seolah-olah dibuat khusus untuknya. Suara tepuk tangan meledak di sekitar mereka saat Sonia berdiri dengan senyum lebar di wajahnya dan memeluk Bryan sebelum menciumnya tepat di bibir. Bryan sedikit terkejut dengan keberaniannya tapi cepat pulih karena ini adalah permainannya, dan dia harus ikut serta. Dia lah yang mendekatinya terlebih dahulu, bagaimanapun juga. Jadi ketika dia mencoba memutuskan ciuman, dia memegang dagunya dan perlahan menggigit bibir bawahnya sebelum membuka bibirnya dengan lidahnya dan mengisapnya dengan cara yang menggoda, mengeluarkan desahan dari Sonia. Sonia merasa pusing. Ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Itu haruslah mimpi. Bagaimana lagi dia bisa menjelaskan bahwa pada suatu saat dia duduk di lobi hotel menunggu editornya, dan pada saat berikutnya dia bertunangan dengan idola selebriti yang dia naksir dan menciumnya di sini di depan umum?

Miss_Behaviour · Urban
Not enough ratings
1016 Chs

Ahli Waris Palsu Ternyata Miliarder Sejati!

Setelah dikeluarkan oleh keluarganya, ternyata dia adalah pewaris sejati yang bernilai miliaran, dan orang-orang di sekitarnya menyadari hal itu. Keluarganya sangat menyesal dan menuntut setengah dari kekayaannya sebagai balasan atas membesarkan dia. Dia mencemooh dan menggunakan jimat kebenaran untuk mengungkap rencana mereka. Seorang bajingan selalu mengganggunya dan ingin kembali bersamanya. Dia dengan mudah membuatnya "bertemu dengan leluhurnya" setiap malam. Selain itu, sepupu-sepupunya selalu meremehkannya, menganggapnya sebagai aib. Yang mengejutkan, ketua dari keluarga kaya datang padanya dan berkata, "Asalkan kamu bisa menyelamatkan putriku, aku akan memenuhi semua permintaanmu!" Keluarga kaya lainnya, yang telah bermusuhan dengan keluarga barunya untuk waktu yang lama, juga tidak tahu malu datang dan berkata, "Asalkan kamu bisa membantu kami, keluarga kami akan sangat berterima kasih atas kebaikan keluargamu!" Kemudian, bahkan sepupu yang memberontak menjadi pengikutnya, mengklaim, "Dia adalah satu-satunya saudariku! Siapa pun yang berani menghina dia, aku akan mengutuk seluruh keluarganya!" Keluarga barunya akhirnya menyadari bahwa gadis kecil miskin mereka ternyata adalah orang besar! "Aku perlu menggambar mantra, mengusir kejahatan, menyelamatkan orang, dan mengejar pria itu! Betapa sibuknya aku!" katanya dalam kesusahan. Pria itu berkata, "Sebenarnya, kamu tidak perlu mengejarku. Aku sudah menjadi milikmu."

LittleFishOnKitty · Urban
Not enough ratings
347 Chs

SUPPORT