webnovel

Melantur di Pagi Hari

Suara itu tak kunjung datang ketika pagi ini menjelang. Gue yang sudah menunggu di ranjang ini sudah termenung semenjak waktu shubuh tiba. Masih bertanya tanya tentang hari kemarin, masa kini dan masa depan.

Masih belum percaya dengan adanya hubungan ini antara kemarin, sekarang dan nanti.

Semenjak kemarin gue sempat dinasehati oleh pacar gue yang menahan gue untuk melakukan hal yang bodoh. Iyah hal yang bodoh gue lakukan adalah bunuh diri. Sudah menyiapkan seribu satu cara untuk gue akhiri hidup ini. Sudah banyak pesan yang gue sampaikan ke teman dekat. Tapi tak kunjung tuhan memberhentikan hidup ini. Ada apa sebenarnya dengan dunia ini. Dunia ini yang penuh dengan manipulatif yang tak habis pikir oleh gue. Begitu pun dengan isi dunia ini yang dipenuhi manusia manusia yang tidak bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan. Gue menuntut karma yang seharusnya datang pada seseorang yang telah menyakiti manusia lainnya. Kemana karma itu, apakah karena hari ini adalah bulan puasa karma berubah menjadi kurma.

Gue yang saat ini pada pagi hari buta melanturkan hal hal diluar akal pikiran manusia. Gue berkeinginan untuk menciptakan dunia gue sendiri dengan memusnahkan manusia manusia yang tidak berguna dan bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan pada gue. Gue yang lelah akan dunia ini melanturkan hal itu.

Gue menyalahkan masalah yang terus menerpa dari hari ke hari. Masalah memang tidak tau menahu kondisi gue saat ini sedang membutuhkan seseorang. Seseorang yang memberikan gue harapan baru untuk melanjutkan hidup. Gue sudah lelah dengan siklus permasalahan ini yang selalu berujung pada pengkhianatan, penindasan, dan membuat gue tidak bermakna.

Gue sudah tidak makan semenjak seminggu yang lalu. Banyak kiriman makanan tampak didepan pintu tapi gue abaikan. Semua itu gue anggap musuh yang akan menghambat gue untuk mati.

Mati untuk hari ini sudah gue pikirkan secara matang dengan kondisi gue yang sudah rapuh dan retak. Bagai sebuah proyektor yang terjatuh dari tempatnya dan berserakan dibawah. Bagaimana bisa sebuah proyektor akan kembali normal kalau tidak diganti dengan yang baru. Begitulah kondisi gue saat ini. Gue harus mati dan digantikan dengan yang baru. Berharap tuhan memberikanku sebuah perjalanan yang dapat ku ulang. Untuk terlahir kembali menjadi manusia baru.

Tak memikirkan segenap keluarga yang menangis didepan pintu dengan berkata bagaimana dengan nasibmu kedepannya, nak kalau kamu begini terus.

Pandangan gue tampak kosong melihat ke arah jendela. Seseorang menunggu gue diluar jendela. Seseorang itu menjanjikan gue sebuah hidup yang baru. Tetapi mengapa kematian itu tak kunjung datang. Setelah berbagai percobaan bunuh diri gue lakukan. Kemana malaikat pencabut nyawa itu atau tuhan masih ingin menyiksa gue di dunia ini. Mungkin waktu saja yang belum tepat untuk gue mati di tempat ini.

Gue kembali tertidur dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Semenjak itu gue berada di alam yang tak gue kenal.