webnovel

Continue 1

Bukan suara siaran biasa, tapi seperti rengekan makhluk asing yang errr...melendir?

"Siapa di sana? Ini frekuensi apa?" tanya Blentang was-was sambil mengutak-atik tombol radio.

"Kalian para makhluk Bumi harus segera mengungsi!" terdengar suara aneh itu lagi dari radio. Kali ini lebih jelas, seperti bola raksasa yang bicara.

"Hah? Apa maksudnya?" Blentang malah semakin bingung.

"Dalam waktu 5 menit, planet kalian akan dihancurkan untuk membuat jalur jalan tol galaksi Hiperspacial baru! Cepat mengungsi sebelum terlambat!" suara itu menjerit histeris.

Blentang hampir tak percaya pendengarannya. Apa katanya? Bumi akan dihancurkan? Masa sih? Pasti ada yang salah dengan radionya.

Tapi begitu Blentang menengadah ke langit, pemandangan terburuk yang tidak pernah dibayangkannya terjadi. Sebuah benda raksasa seperti bola baja alien raksasa melayang di angkasa, menutupi hampir seluruh langit kota. Belentangan cahaya aneh menyambar-nyambar dari benda misterius itu.

"Matamu gak bol-bolaan kan, Lent?" tanya Blentang pada dirinya sendiri. Sayangnya, pemandangan itu nyata dan semakin jelas saja.

Tiba-tiba terdengar gemuruh dahsyat mengguncang bumi. Tanah bergetar hebat, gedung-gedung ringkih ambruk berbaris seperti ramaikanbata. Asap mengepul dari kawah raksasa yang terbuka, seperti terkena hantaman meteor berkekuatan luar biasa.

"Awas!!" jerit Blentang yang refleks mengemudi menghindari reruntuhan gedung yang berjatuhan di sekitarnya.

Jalanan retak dan terbelah bagaikan dimakan kawah raksasa yang semakin melebar. Mobil dan truk-truk berjatuhan masuk ke dalamnya. Blentang pun terlambat menghindar. Mobilnya ikut terperosok jatuh ke kedalaman kawah yang entah seberapajeluk dalamnya itu.

"Aaaaaaaarrrrgghhhhhh!!!" teriak Blentang histeris saat mobilnya oleng jatuh berputar-putar dalam kawah hitam yang seperti tak berdasar itu.

BRUAKKK!! Mobilnya mendarat membentur tanah dengan debuman keras. Tapi anehnya, bukannya remuk dilalap kawah dalam, melainkan mendarat dengan tidak elitdi atas lapangan rumput yang rata dan luas.

Blentang tergeletak pening di atas stir mobilnya yang sedikit penyok. Perlahan dia mengintip keluar dari kaca mobil retak yang beling-belingnya berserakan. Bukan kawah pekat yang dilihatnya, melainkan padang rumput luas yang disinari bintang-bintang!

"Dimana aku? Apa yang terjadi?" gumam Blentang kebingungan setengah mati. Dilihatnya ke atas, tampak pemandangan galaksi bintang-gemintang yang indah namun asing. Seperti sudah bukan di bumi lagi!

Tiba-tiba pintu mobil Blentang diketuk dari luar. Makhluk aneh berwarna hijau lumut berbentuk seperti bola raksasa berlendir sedang mengukur panjang tentakelnya.

"Halo, kami sudah menunggumu dari tadi! Ayo keluar, kita harus mengangkut ke kapal pengungsi!" makhluk bola lendir itu bersuara seperti di radio tadi.

Blentang hanya melongo tak percaya. sepertinya hari beleternya baru saja dimulai dengan cara yang sangat ekstrem dan tak terduga.

Dengan ragu, Blentang membuka pintu mobilnya yang penyok. Makhluk bola lendir hijau lumut itu langsung menjulurkan tentakel panjangnya untuk menyambut Blentang keluar.

"Selamat datang di Planet Krixlebix, kawanku!" sahut bola lendir itu dengan suara bersahabat. "Perkenalkan, aku Bistok Si Buluncit, Penasihat Galaksi untuk daerah sektor ini."

"B..Bi..Bistok? K..Kri..Krixlebix?" Blentang tergagap, mulutnya menganga tak percaya dengan makhluk aneh yang ditemuinya.

"Ya benar sekali! Kau mungkin masih syok setelah pengungsian dadakan tadi. Tarik napas dulu, tenangkan dirimu," kata Bistok kalem.

Blentang mencoba mengikuti nasihat bola lendir itu, menarik napas dalam-dalam berusaha menenangkan diri. Meski tetap saja terasa aneh berhadapan dengan makhluk asing seperti Bistok.

"K..kenapa bumi dihancurkan? Dan sekarang kita ada di mana?" tanya Blentang setelah berhasil menenangkan diri sedikit.

"Oh ya, tentu saja kau ingin penjelasan. Begini ya kawanku Blentang," Bistok berdeham. "Populasi makhluk galaksi semakin membludak belakangan ini. Jadi untuk mengatasi kekurangan ruang, kami membangun proyek jalan tol galaksi hiperspacial yang menghubungkan seluruh penjuru galaksi."

"Nah, sayangnya jalur proyek itu harus melewati wilayah planet bumi kalian. Makanya dengan sangat terpaksa, bumi harus dihancurkan untuk pembukaan lahan," lanjut Bistok menjelaskan.

"A..apa?? Jadi bumi benar-benar dihancurkan? Tapi kenapa harus begitu? Kenapa tidak mencari jalur lain saja?" seru Blentang tak percaya setelah mencerna penjelasan Bistok.

"Sabar dulu kawanku. Pembangunan jalan tol galaksi ini sudah direncanakan selama 7,5 milenium oleh Kementerian Galaksi. Semua perhitungannya sudah matang, jalur paling efisien untuk jalan tol ini memang harus melalui wilayah planet bumi," terang Bistok dengan sabar.

"Tapi tenang saja, sebagian populasi bumi berhasil kami evakuasi terlebih dulu sebelum penghancuran. Kalian para pengungsi bumi akan kami sediakan hunian sementara di planet pengungsi ini."

Blentang masih syok mendengar penjelasan panjang lebar itu. Masih banyak yang mengganjal di kepalanya. Tapi Bistok sudah mendahuluinya bicara lagi.

"Ngomong-ngomong, orang seperti apa kau ini? Kelakuanmu benar-benar aneh dan tidak sopan. Kau datang terlambat saat evakuasi, mobilmu amburadul sekali dan penampilanmu seperti tidak pernah dirapikan."

Blentang tertohok mendengar hinaan tak langsung itu dari Bistok. Makhluk alien itu benar, dia kembali terlihat beleter di saat genting begini.

"Aku..aku Blentang. Panggil saja aku Blentang Si Anak Beleter. Aku bukan orang khusus, hanya seorang pegawai kantoran biasa yang...sedikit ceroboh dan sering terlambat," akunya dengan malu.

"Oh pantas saja, dari penampilanmu yang sangat beleter itu aku sudah curiga," komentar Bistok sambil memandang penampilan Blentang dari atas ke bawah.

"Ya..ya aku memang sangat beleter. Itu sebabnya teman-temanku memanggil aku Si Anak Beleter," sahut Blentang menunduk malu.

Bistok malah terkekeh melihat kelakuan Blentang yang lucu itu. "Tak mengapa, tak mengapa. Justru dengan sifat beletermu itu kau akan membuat petualangan kita semakin menarik!"

"Petualangan? Petualangan apa?" Blentang kebingungan mendengar kata 'petualangan' keluar dari mulut Bistok.

"Wah ceritanya panjang sekali. Lebih baik kita bicarakan di perjalanan saja menuju kapal pengungsi," ajak Bistok.

Makhluk alien itu lalu memandu Blentang dengan tentakelnya yang panjang, berbelok ke arah barat menuju pancaran sinar dari kejauhan. Ternyata itu adalah sebuah kapal luar angkasa raksasa yang sedang terparkir di tanah!