Jarak antara gedung sekolah SMP dan SMA sebenarnya lumayan jauh. Karena itu dipisahkan oleh danau dan taman indah yang dibangun untuk relaksasi para siswa.
Tapi karena Yuuki berlari dengan fisiknya yang sekarang, hanya dibutuhkan sepuluh menit sebelum akhirnya dia sampai di depan gedung SMA!
Melihat gedung itu, Yuuki membuka kedua tangannya dan menghirup nafas dalam-dalam sebelum akhirnya menghembuskannya.
"Haaaahhhhh....Benar saja, meski di planet lain rasanya luar biasa, tapi tempat yang akrab dalam ingatan lebih menakjubkan!"
"Hahahahahaha!–"
Sementara itu di kelas 2-B, Kirisu-sensei dengan wajah gunung esnya menjelaskan kepada para siswa yang ada di ruangan itu.
Kemudian dia berbalik dan bertanya, "Dari penjelasan materi ini, apakah ada dari kalian yang ingin ditanyakan?"
"Sensei."
"Hai, Synclavia-san, apakah ada masalah?" tanya Kirisu-sensei kepada Aine yang mengangkat tangannya.
Meskipun di luar dia tetap tenang, tapi dalam hatinya...
– Uuu, apakah aku melakukan kesalahan? Ini kali pertama anak ini mengajukan pertanyaan! Sebagai seorang Ratu, pengetahuannya pasti sangat bagus bukan ?!
Aine sendiri, dia juga merasakan pandangan dari sekitar. Ini sudah menjadi hal biasa semenjak dia datang ke sekolah ini.
Tapi! Tapi!...
"Kapan Yuuki akan kembali?"
".....Hai?"
"Aku bertanya, kapan Yuuki kembali?"
Kirisu-sensei yang akhirnya tahu bahwa dia tidak salah dengar tiba-tiba menatap Aine dengan dingin: "Kenapa kau menanyakan ini kepadaku? Tanyakan pada teman wanitamu yang lain, dan ini masihlah waktu pelajaranku dan pertanyaan harus bersangkutan dengan mata pelajaranku!"
"Huh! Itu pelajaran yang membosankan."
Aine membuang muka setelah mendengus dingin. Dia kemudian berkata: "Alasan kau kesini hanya karena Yuuki, apakah kau merasa aku perlu belajar hal seperti itu? Aneh, bahkan guru pengajarku lebih baik dari ini."
Bang!
"Aines Synclavia, aku tahu kau adalah Ratu Vatlantis. Tapi disini adalah sekolah, dan di ruangan ini sedang berlangsung pelajaranku! Artinya aku lebih berkuasa disini dibandingkan dirimu!"
Kirisu-sensei tanpa sadar marah, dan meski dia tahu siapa itu Aine, dia masih berani memarahinya karena ini adalah dedikasi serta martabatnya sebagai seorang guru!
Bahkan bukan hanya Kirisu-sensei, Euphemia disana tiba-tiba berdiri dan berkata pada Aine dengan serius.
"Yang Mulia Aine, saya tahu ini kasar, tapi tolong ikuti peraturan di kelas ini bahkan jika Anda bosan." Euphemia terlihat sangat lembut seperti biasanya.
Tapi Aine, dia yang melirik Euphemia hanya mendengus jijik.
Dia menggeser tangannya vertikal, dan layar virtual muncul di depan matanya dibawah pandangan kejutan semua siswa disana.
Kemudian, Aine berkata: "Hah, kupikir siapa, ternyata itu adalah putri dari Kerajaan Britannia? Kerajaan seperti itu masih ada di Dunia ini...jika itu di Atlantisku, Kerajaan Vatlantis akan menghancurkannya sejak lama!"
Bang! x2
Dua bang keras terdengar pada saat yang bersamaan, dan itu berasal dari Mordred dan Leah yang marah atas dasar kata-kata Aine disana.
Mordred menunjuknya, "Apa maksud perkataanmu itu? Tarik kembali atau kau kubunuh !!!!"
"Bahkan jika ada banyak kesalahan pada Kerajaan kami, apakah itu masih hakmu untuk mengomentarinya? Ratu tidak kompeten."
Jika Mordred marah dan kata-katanya kasar, maka Leah memiliki nada yang sangat dingin menusuk.
Disitu, Arthur juga berdiri sambil menaikkan kacamatanya sedikit, sebelum akhirnya dia berkata pada Aine:
"Yang Mulia Aine, menghitung Anda masihlah kenalan teman saya, saya bisa memaafkan kekasaran Anda pada kerajaan kami. Karena itu, bahkan jika Anda seorang Ratu....minta maaf." Arthur tanpa ampun mengatakan ini.
Sayangnya Aine hanya tertawa kecil mendengar ini, "Aku bisa mengatakan hal yang sama padamu. Mengingat kau adalah teman Yuuki, aku bisa memaafkanmu jika kau menjilat sepatuku sekarang, bagaimana?"
Wushhh ...
Aura disekitar tubuh Arthur langsung berubah, dan suasana kelas langsung turun beberapa derajat karena ini!
Mordred dan Leah sendiri juga siap untuk memberi pelajaran, dan Euphemia sendiri merasa bahwa situasi ini akan menjadi sangat buruk pada kedua sisi.
Di sisi lain, Kirisu-sensei merasakan bahwa kepalanya akan meledak!
Dia tidak peduli pada masalah kerajaan atau apapun hal itu! Dia hanya peduli bahwa ini adalah kelasku, jadi kenapa kalian malah seenaknya sendiri ingin mengangkat tabir perang ?!
Dia tidak mau masuk berita sebagai "Guru Tidak Kompeten yang Membuat Dunia Berperang atas Pengajarannya!" atau berita semacamnya !!!
"Apakah kau ingin bertarung?" Aine masih acuh tak acuh, dan dia bahkan menyenderkan kepalanya ke tangannya di atas meja saat menatap Arthur.
"Bagaimana menurutmu?"
"Hehe, lucu." Aine tiba-tiba tertawa, dan kemudian tangannya yang lain menunjuk ke arah ketiganya: "Sebelum itu aku penasaran, apakah kepala kalian masih utuh sebelum kalian bisa bergerak?"
Arthur, Mordred, dan Leah yang memiliki insting bagus tiba-tiba merasakan bahaya mendekat, dan mereka langsung menyingkir dari tempat mereka tadi berdiri!
Dan benar saja...
Sringg...
Sebuah suara mengerikan terdengar dari tiga sabit besar yang sudah berada tepat di atas kepala tempat ketiganya tadi berdiri!
Arthur bersiap hanya dengan pedang bambu di tangannya, dan baik Mordred dan Leah entah darimana mendapatkan dua pistol di tangan mereka yang langsung di arahkan pada Aine
Aine sendiri hanya mengabaikan mereka, dan berkata: "Yuvia, tahan sabitmu."
<Yes, Master>
Setelah suara itu terdengar, sabit itu menghilang karena kembali ke daerah tepat dibelakang punggung seorang gadis cantik berambut perak yang lembut dan halus, kulit seputih salju, mata emas, serta mengenakan gaun hitam dan ungu yang sederhana dan elegan dengan hiasan rambut yang terbuat dari roda gigi putih dan kain dengan warna merah, hijau dan hitam.
Melihat kemunculan tiba-tiba gadis ini, semua orang di kelas terkejut kecuali Aine.
Bahkan Arthur yang dikatakan Artoria-sensei memiliki persepsi yang tajam pada saat ini sedang berkeringat deras karena dia tidak bisa merasakan darimana gadis itu berasal!
Jika saja dia menyerang dari belakang secara pribadi dan tidak melakukan serangan dari jauh, Arthur percaya bahwa kepalanya akan jatuh!
"....Siapa kau?" Arthur pada akhirnya melonggarkan kerahnya saat menanyakan ini.
Yavia sendiri hanya menatap Arthur dan mengambil dua ujung rok hitamnya saat memberi salam sopan:
<Salam kenal Arthur Pendragon-sama, nama saya adalah Yuvia, seri awal Y-Automata yang dibangun dengan konsep "One Who Serves"...salam mengenal Anda semua>
Setelah itu dia diam berdiri tegak dibelakang Aine disana.
Aine sendiri hanya diam dan tidak mau menjelaskan lebih lanjut mengenai Automata yang dibuat pribadi oleh Yuuki untuknya, karena dia merasa tidak perlu.
Lagipula, ini adalah automata yang selalu menjaganya dari Dimensi Berbeda disekitar dinding sekitar "Realita" Aine berada melalui "Ruang Imajiner". Jadi bisa dibilang kalau dia adalah "Roh Penjaga" yang dibuat Yuuki untuknya!
Dan selanjutnya, Aine berkata: "Bagaimana, masih mau lanjut? Aku tidak keberatan sih, tapi....ingatlah, aku tidak terikat peraturan Dunia ini, yang artinya, membunuh kalian tidak ada yang bisa menghentikanku!"
"Tolong tunggu dulu, Synclavia-san!" Asuna tiba-tiba berdiri dengan rasa takut di hatinya: "Jangan lanjutkan masalah ini lagi. Hanya masalah sepele, tidak perlu sampai harus saling membunuh kan?"
Aine memiringkan kepalanya dan dengan wajah biasa saja berkata: "Humph! Itu salah mereka yang berani membuat masalah kepadaku. Menurut kalimat kalian, aku "Hanya Membela Diri" tahu?"
"Meskipun begitu, ini sudah berlebihan....Ditambah, ini adalah sekolah, dan bukan area politik!"
Asuna tiba-tiba teringat sesuatu dan berteriak, "Itu benar! Jika Yuuki-kun tahu ini, kau pasti akan dibenci olehnya!"
"...."
Aine terdiam, dan saat berikutnya dia mengangkat tangannya, lalu melambaikannya ringan kepada Yuvia, dan Yuvia mengangguk pada saat berikutnya.
Setelah itu sosoknya memasuki sebuah portal abu-abu perak disamping dan menghilang disaat berikutnya di pandangan yang lain.
Krinngggg....
Tiba-tiba saja bel kelas berbunyi, dan Kirisu-sensei akhirnya menutup bukunya, merapikannya dan berjalan keluar:
"Itu saja untuk hari ini, bersiaplah untuk kelas pelajaran berikutnya, sekian!"
"Terima kasih, Sensei!" xN
Segera setelah itu, Kirisu-sensei keluar dari kelas, dan setelah menutup pintunya, Kirisu-sensei menghembuskan nafasnya lelah. Bahkan terlihat kalau dia sedang menggenggam erat kedua telapak tangannya disana ...
Meskipun wajahnya terlihat acuh tak acuh di luar, tapi di dalamnya, dia benar-benar ingin menangis sekarang ...
Dan ketika menaiki tangga untuk berjalan pergi menuju kelas berikutnya, sebuah kepala muncul tepat di samping tembok tangga menuju lantai tiga!
Kirisu-sensei: "Kyaaaaaaaa !!!!–"
Yuuki: "Waaaaggghhhhhhhhhhh !!!–"
"KkkyyyYYYYYyyAAAaaAAAAaaaAAA !!!!–"
"AaaarrrrrRRrrggGGgGGggGGgGGGghHHHhhHHHHhhHHH...Uhuk, uhuk, uhuk, ah..Ahhh, Ahhh ...UuuuUURrrRRAaaaAAaAAAaAAAaaaAAaaaAAA !!!!!–"
Yuuki: ".....Ehem! Uhuk, Uhuk.....Tunggu, teriakan terakhir rasanya salah?"