"Shhhuuushhh...yo kawan, tos~"
Yuuki mengangkat tangannya dan melakukan tos dengan Vali, Bikou, dan Izayoi setelah berhasil mengalahkan Shiroyasha dan keluar dari Reality Marble yang sudah hancur karena ulah anjing emas sialan satu ini.
"Itu terlihat menyenangkan, sayang sekali aku tidak bisa mengikuti kalian. Sayang sekali..."
"Yo Arthur, kau akhirnya disini. Apa yang membuatmu terlambat? Apakah Vanadis Angin itu menyusahkan?" Bikou menyodok pingang Arthur yang serius dengan sikunya dan bercanda: "Jangan bilang kau menyukainya? Fyufyu, aku paham, sangat paham~ Lagipula, Vanadis mana yang tidak cantik? Mereka lebih terkenal dari Idol manapun loh~ Terutaama si Eleonora itu, ck ck ck..."
"Tidak!" Arthur menjawab tegas sambil mengangkat sudut matanya: "Dia bukan tipeku, meski ada beberapa tempat yang masuk tipeku, dia masih bukan tipeku yang sesuai!"
"Ceh, kau hanya maniak maid."
Yuuki meletakkan kedua tangannya dibelakang kepalanya dan ikut tertawa, "Maid juga bagus, tapi bayangkan Arthur, jika Eleonora, si Vanadis angin mengenakan pakaian maid...lekuk tubuh S, payudara besar yang menonjol, lengan kurus tapi penuh kekuatan, dan kaki putih yang panjang dan bisa dibalut dengan garter hitam serta stoking daging yang menyelimuti pahanya yang besar...."
Gerakan mengangkat sudut kacamata Arthur terhenti, yang lain juga mengimajinasikan itu dan keadaan mereka langsung stagnan~~
"Ma ma~ Kalian para mondaiji benar-benar bisa bermain bukan?~ Bisakah aku ikut bergabung juga?~"
Yuuki merasakan beban di pundaknya dan ada kehangatan yang menyelubungi bagian samping dan belakang kepalanya, melihat kaki kecil yang menggantung dan suaraa itu, Yuuki mendongak sedikit: "Shiroyasha?"
"Tunggu dulu, jangan mendongak, rambutmu menggelitikku!" Shiroyasha menekan kepala Yuuki kebawah dengan wajah tidak nyaman.
Dia kemudian memandangi remaja disekitar dan mengangguk, namun ada kepahitan di nadanya saat dia mengatakan: "Siapa yang menyangka akan ada bocah-bocah seperti kalian di era ini. Dulu hanya aku, seorang maniak yang ingin merangkul anak-anaknya di pantu asuhannya, orang gila yang ingin menjadi penyihir, dan seorang narsis yang tidak bisa diselamatkan....empat orang, mondaiji paling bermasalah, tapi itu waktu paling menyenangkan bagi kami."
"Hayama Yuuki, Arthur Pendragon, Sub Bikou, Vali Lucifer, Sakamaki Izayou, Bianca Atagina, dan Kiana Kaslana....anak-anak seperti kalian muncul secara bersamaan sekarang, aku membayangkan jika kalian seusia kami pada waktu itu...haha, mungkin kita masih bersama sampai sekarang dan tidak terpecah karena urusan masing-masing~~"
Izayoi mengangkat alisnya dan bertanya: "Apa maksudmu, apakah kau merasa sudah terlalu tua hanya karena perbedaan usia?"
"Itu benar. Usia bukanlah masalah, kesenangan itu abadi!" balas Bikou dengan ceroboh.
Arthur: "Nona Shiroyasha, jangan pikirkan hal yang terlalu rumit, jalani, alami, dan nikmati...bukankah itu yang utama?"
Vali: "Jangan mengatakan hal membosankan seperti itu, bukan seperti dirimu yang biasanya."
Shiroyasha yang mendapatkan jawaban itu melebarkan matanya sejenak, lalu tertawa terbahak dengan sangat bahagia. Dia berdiri di pundak Yuuki dan meninju ke udara dengan bersemangat: "Kalian bocah benar sekali, lalu apa masalahnya jika mereka sudah tidak ada? Kalian masih ada! Ayo bocah, kita nikmati dunia ini sepuas hati kita !!!!"
"Ouuuuuuu------!!!!" x4
Yuuki dengan kedutan di dahinya berteriak sambil memegangi kedua kaki kecil Shiroyasha, "Bersemangat itu ok, tapi apa maksudmu dengan berdiri di bahuku, Loliyasha!"
"Waaaaahhhhh..."
Bang!
"Kau! Apakah kau tidak tahu yang namanya menghargai wanita seperti sebongkah giok ?!" Shiroyasha yang dibuang dan meluncur di tanah langsung bangkit dan menunjuk Yuuki dengan marah.
Yuuki mengorek telinganya dan menjawab dengan nada ceroboh, "Haaah? Dimana giok yang kau bicarakan itu ?!"
Interaksi keduanya membuat tawa bagi yang lain, bahkan Durandal yang selalu memakai wajah kaku tidak bisa menahan kebocoran di sudut mulutnya pada saat ini.
Hanya saja ini terganggu oleh pesan tiba-tiba yang dibawa oleh drone ex-machina kepada Yuuki yang memberikan pesan bahwa ada masalah dengan Arcueid yang saat ini berada di ruangan VIP.
Remaja itu terdiam sejenak, dia sudah tahu apa masalah yang Javis katakan ini mengenai Arcueid. Dia menghembuskan nafasnya, menepuk dahinya dan bergumam rendah, "Ini terbongkar begitu cepat, aku tahu ini akan terjadi mengingat sifat gadis itu...sekarang bagaimana aku akan menjelaskannya?"
Bukannya Yuuki memiliki masalah dengan mengatakan bahwa Arcueid adalah putrinya, tapi yang dia permasalahkan adalah bagaimana reaksi para wanita yang dekat dengannya terutama kedua orang tuanya yang tiba-tiba diberitahu bahwa mereka sudah menjadi seorang kakek dan nenek?
"Kau membuat wajah bermasalah ketika drone ini datang, apakah ada masalah, Yuuki?" Kiana memiringkan kepalanya dari samping ketika melihat reaksi Yuuki dari bawah.
Yuuki menggaruk rambut emasnya dan berkata: "Ck, jangan ikut campur. Dengan kapasitas otak paramecium dari gen keluarga Kaslana mu, tidak berguna bagimu untuk memikirkannya."
"Apa maksudmu dengan menghina gen keluarga Kaslana-ku sebagai paramecium! Aku akan menggigitmu!"
"Ah ah ahhhhh--- keluargamu mungkin bukan anjing tunggal, tapi Kiana, kau adalah anjing asli !!---"
"Nona muda ini ingin membunuhmu, YUUKI ---"
....
Ruangan VIP.
Selagi Yuuki dan yang lain baru menerima pesan itu, suasana di ruangan itu pada saat ini menjadi sangat aneh dan ada keadaan itu dalam keadaan setengah panas dan setengah dingin.
Itu diakibatkan dengan pengungkapan berita kepada para petinggi disana bahwa Arcueid adalah putri dari Hayama Yuuki dengan bukti kesetiaan yang dibawa oleh Jarvis dan Yuvia. Lagipula, sebuah robot yang memiliki program hardware jelas tidak mungkin memiliki sifat hormat kepada seseorang yang tingkat otoritasnya rendah atau bahkan tidak terdaftar dalam data program mereka.
Bukti Jarvis dan Yuvia memperlakukan Arcueid seperti itu sudah cukup menandakan bahwa Arcueid memiliki otoritas tinggi, dan bukti bahwa dia adalah putri Yuuki sudah tidak bisa disangkal!
Arcueid, sumber dari keadaan ini masih dengan polosnya duduk di pangkuan Gabriel yang memanjakannya di sebuah kursi mewah dan empuk yang disiapkan Yuvia untuknya, sementara itu si kecil itu sedang menikmati pelukan hangat dan lembut Gabriel dengan es krim di tangan kanannya serta beberapa makanan ringan disampingnya jika sang putri kecil masih ingin cemilan.
Meski Gabriel masih memiliki pikiran yang kacau, tapi dia masih tidak bisa menahan diri untuk memanjakan gadis ini, mungkin ada kaitannya dengan kelucuan dan kepolosan Arcueid atau mungkin karena dia adalah putri dari Hayama Yuuki...
Semua mata masih tertuju pada Arcueid, ini membuat hanya beberapa dari mereka yang menyadari bahwa sebuah portal dimensi sudah terbuka dibelakang punggung mereka, dan pengunjung dari portal itu adalah dua sosok wanita cantik dengan pakaian yang sedikit agak terbuka dan menunjukkan sosok mereka yang membanggakan.
Yang satu memiliki rambut perak panjang dengan beberapa bercak merah muda, sosok eksplosif untuk wanita di usianya yang membuat malu banyak wanita dewasa, pinggang ramping, bibir merah dan pantat montok yang dibalut oleh pakaian putih kerajaan yang memadukan konsep terbuka dan anggun, dan di atas kepalanya terlihat sebuah mahkota bertatahkan berlian yang mahal.
Yang terakhir memiliki sosok yang pendek dengan rambut merah muda panjang, payudaranya berkembang cukup baik dan dibalik dress putih abu-abu itu terlihat sebuah pakaian ceremonial yang terdiri dari bra dan celana dalam yang centil. Meski tidak mengenakan mahkota mewah seperti sang kakak, dia masih memakai dua buah ikat rambut seperti kupu-kupu yang berlandaskan banyak berlian mahal yang mengikat rambut merah mudanya dengan cantik dan menampilkan kesan awet muda.
Aine yang baru datang mengerutkan keningnya merasakan suasana disana, sementara perhatian adik perempuannya, Grace langsung tertuju pada sosok kecil yang sudah memutar kepalanya kebelakang ketika merasakan keberadaannya sambil menunjukkan senyuman paling menyilaukan~
"Bibi Grace!~"
"Wohhooooo~~ Arc kecilku masih sangat lucu~ Biarkan kakak perempuan memelukmu lagi~~" Grace langsung menyambar Grace dari pelukan Gabriel yang tidak bisa bereaksi, dan Yuvia hanya memberikan tatapan tak berdaya.
Grace menggosok keras pipi gemuk Arcueid yang membuat tawa lonceng perak Arcueid menjadi semakin meriah, dan Grace benar-benar memperlakukan Arcueid seperti sebuah boneka. Mencium, mencubit gemas, melempar-lempar kecil, dan menggosok kedua pipi mereka lagi dengan semangat~
Aine di sisi lain menerima salam dari yang lain ketika mereka sadar, lagipula Aine masih memiliki identitas seorang Ratu dari Dunia Lain yang sudah bekerja sama dengan mereka di beberapa sektor.
".....Arcueid juga ada disini? ....Ada apa dengan kalian semua? Wajah kalian terlihat seolah sedang memakan serangga, sangat rumit.....hmmm, mungkinkah, apakah kalian sudah menebak identitas gadis ini?" Aine mengerutkan keningnya di awal, lalu dia menyadari hal itu dan berkata: "Jadi ini alasan suasana disini agak aneh. Kupikir apa, ternyata hanya karena masalah Arcueid..."
"Ratu Aine, dari caramu bicara, kau sudah tahu masalah identitas Arrcueid?" Einstein menyisir rambut biru berantakannya, dia ragu.
Aine menunjukkan senyuman nakal dan genit yang membuat beberapa pria tua disana terpesona, "Tentu saja aku tahu, lagipula, tanpa sepengetahuan Yuuki, aku juga berkontribusi dalam proses kelahiran gadis ini. Apakah aku benar, Jarvis?"
Jarvis yang ditatap oleh mata merah delima Aine segera mengangguk tenang, dia berkata: <Itu benar. Tidak bisa dipungkiri bahwa kelahiran Putri memang berasal dari hal yang dimiliki Pencipta kami, tapi tidak dia tahu sang masih memiliki beberapa campur tangan Ratu Aines Synclavia.>
"Hooo....aku mendengar sesuatu yang menarik disini. Apa yang kau katakan tadi Jarvis, aku tidak tahu mengenai apa?"
Sebuah suara yang nakal dan lucu terdengar dari segala sisi ruangan disana, ketika semua orang berekasi mencari dari mana itu berasal, dinding dimensi disana retak dan hancur, sosok Yuuki dan yang lain keluar dari sana dan mereka memandang sekeliling dengan ekspresi yang berbeda-beda.
Arcueid yang melihat Yuuki langsung tersenyum sangat lebar dan manis, dia langsung mengangkat dua tangannya ke atas meminta pelukan, dan Yuuki dengan senyuman tak berdaya mengangkat putri kecil putih murni ini ke pelukannya yang langsung disambut dengan dekapan manja kepala kecil Arcueid ke dadanya yang lebar.
"Baiklah, apakah gadis kecilku berperilaku baik selama aku tidak ada tadi? Hmm?" Yuuki menggosok pipinya ke pipi putrinya dengan nakal yang membuat Arcueid tertawa dengan jernih.
Mata merah delima indah Arcueid bersinar dan kepala kecilnya dianggukkan: "Mmm! Ayah tahu, Arcueid berperilaku sangat baik hari ini!~~ Dan disini Arcueid bertemu dengan banyak paman dan bibi yang menarik! Bahkan ada beberapa Bibi disini yang memiliki 'warna' Ayah loh....Hehe~~"
"Ohhh..." Yuuki tertawa canggung mendengar ini.
'Warna' yang dimaksud Arcueid ini mengacu pada emosi, sebagai perwalian langsung dari seluruh emosi, tidaklah aneh jika gadis ini bisa melihat emosi orang lain. Ini juga yang membuat Arcueid agak sensitif dan emosinya selalu tidak stabil.
Dari sini dapat dikatakan bahwa Arcueid dapat melihat sifat asli seseorang dengan jelas, dan apa yang dimaksud tadi dengan [bahkan ada beberapa Bibi disini yang memiliki 'warna' Ayah] sudah jelas menyiratkan bahwa beberapa wanita disana paling tidak memiliki suatu hubungan romantis dengan remaja itu.
Entah itu Gabriel, Hasegawa, Shizuka, Artoria, Morgan, Yukari, Ratu Raffi (???), Aine, Grace....Arcueid bisa mengatakan bahwa mereka memiliki beberapa warna yang sama dengan milik Yuuki!
"Ehem! Ohh, itu...Maaa, itu bukan hal yang besar. Umu! Itu bukan masalah besar untuk saat ini! Okeee, kembali ke topik utama....Jarvis, tadi kau bilang aku tidak tahu apa-apa mengenai kelahiran Arc? Jangan bilang kau berpikir kalau aku masih dalam kegelapan bukan?"
Mata biru dalam itu memandang Jarvis dengan pandangan lucu, "Siapa yang menciptakanmu? Siapa yang menciptakan database kalian, Ex-Machina? Siapa yang memeriksa semua detail dari apa yang kalian lakukan setiap detiknya? Menurutmu dari prototype mana aku mengembangkan otak besar database hardware kalian, para Ex-Machina?....Itu aku, Hayama Yuuki!"
Sebuah senyuman lucu dengan sedikit ejekan terbentuk dari wajah remaja itu, "Bahkan jika kau menyembunyikan itu dalam bentuk informasi quantum, bahkan dalam skala planck, bahkan jika kau menyimpannya dalam bentuk theoritychal simulation field, ataupun digital seed system file....itu tidak bisa luput dari pengawasanku!"
<.....Huhh..... > Jarvis menghembuskan nafas panas dari mulutnya dan mata merah dingin tak beremosi miliknya menatap Yuuki, <Seperti yang diharapkan dari Anda, Sir. Apakah itu masih bisa ditembus?>
Meskipun Jarvis terlihat menyesal, tapi dia tidak terlalu menyesal.
Dia memang tahu bahwa tidak ada yang bisa dia sembunyikan dari Yuuki. Tidak hanya dia adalah Master yang dia dan seluruh Ex-Machina layani, Yuuki memiliki tingkat kalkulasi dan pengetahuan yang menakutkan sehingga terkadang Jarvis yang sudah semakin dekat dengan 'manusia' berpikir....siapa diantara keduanya yang manusia dan siapa yang merupakan robot dengan hardware?
Yuuki tertawa terbahak-bahak melihat Jarvis yang kempis. Dia berjalan ke arah sosok yang menjadi tangan kanannya itu sejak lama dan menepuk pundaknya: "Awalnya aku tidak tahu apa-apa, aku hanya diliputi kegembiraan ketika kau mengatakan bahwa Arcueid berhasil dilahirkan...tapi ketika gadis ini menanyakan hal itu (siapa ibunya), aku langsung merasa ada yang janggal. Kelahiran utama Arc dikarenakan Genesis Bumi yang berhasil mendapatkan 'nafas kehidupan' atas penggunaan 'Bahasa Kematian' bantuan ....Namun Arc masih belum bisa hidup secara utuh pada saat itu."
"....."Dresden Slate"....."Rumus Superposisi Kuantum"....."Darah yang mencakup DNA-ku sebagai penguasa akal (Herrsher of Reason)"...."Pengetahuan luar biasa dari The Collective"....penggabungan empat hal itu membawa ketidakseimbangan di dalam Genesis Bumi yang menjadi pusatnya, lalu bagaimana kau berhasil membawa kehidupan bernama Arcueid Brunestud kepadaku pada saat itu? Hmm???~~"
"Jawabannya hanya ada satu..." mata Yuuki tertuju pada Aine dengan rumit dan masam, "Aine, kau dan Genesis milik duniamu....ada dibelakang semua ini, benar?"
Aine mengangguk mendengarkan ini, dia menjawab: "Memang terjadi hal seperti itu pada awalnya. Disinilah aku berperan, Genesis Core Bumi dapat diseimbangkan ketika HHG Core kerajaan Vatlantis digabungkan. Lalu....Core jenis apa itu yang mampu membuat Genesis Bumi tidak menolaknya? Jawabannya adalah genesis milik Vatlantis itu sendiri, dan hal itu membuat resonansi dengan Genesis Core Bumi yang menjadi jiwa Arcueid."
"Namun, hal ini juga membawa penolakan lainnya. Dari Genesis Bumi, dia memiliki darah perwaliannya, yaitu kau yang membentuk sel dan darahnya...lalu bagaimana dengan Genesis Vatlantis? Siapa perwaliannya?"
Yuuki menghela nafas ketika dia menurunkan Arcueid, dia berjongkok dan menatap wajah imut putri putih murni itu dan berkata: "Jadi, sebagai bentuk penyeimbang dari Core Vatlantis, kau harus menyumbangkan darah berisi DNA mu sebagai keluarga kerajaan Vatlantis yang merupakan pemilik Genesis Vatlantis untuk mengimbangi bentrokan keduanya....Itu secara alami membentuk darahmu menjadi daging, syaraf, dan juga tulangnya....itu yang membuat Arcueid bisa terlahir."
Yuuki menutup matanya sejenak sambil menghembuskan nafasnya, ketika dia membuka matanya dan menatap Aine, dia tersenyum pahit: "Ketika aku mengetahui semua hal sulit itu dari Jarvis, aku....merasa bahwa ini adalah lelucon. Pantas saja ketika aku melihat Arcueid, mata merahnya mengingatkanku padamu...kupikir itu hanya karena faktor emosi Dresden State yang menjadi emosi Arc....secara gadis ini, ketika emosinya berubah ke titik puncak, matanya berubah ke warna yang mewakili emosi apa itu..."
"Tapi ketika dipikirkan lagi, bagaimana bisa seorang gadis kecil yang polos dan baru lahir selalu memiliki mata merah yang mewakili emosi marah? Ini aneh, jadi....hal ini, bahkan jika agak sulit diterima olehku...adalah fakta."
Aine mengangguk puas, berjalan ke arah Yuuki, menyentuh pipi Arcueid yang segera membalikkan tubuhnya dan masuk ke pelukan Aine, lalu Aine mengatakan: "Itu fakta tak terbantahkan....Arcueid Brunestud, keajaiban ini...memiliki darahmu dan darahku yang mengalir di tubuhnya..."
"Dia tidak diragukan lagi...adalah putri kami!"