7 Eps.7-HANGAR 4 (SELESAI)

•••

2039

Ingatan terakhir yang gue tau hanya tembakan sinar laser yang La pancarkan dari alat yang sekilas gue lihat seperti pistol, bentuknya lebih kecil dari yang polisi pakai pada biasanya.

Apakah semua orang di tahun ini memiliki kepribadan yang sama? Apakah orang-orang jahat semakin marak demi menghidupi kehidupan pribadi mereka?.

Apakah semua orang di tahun ini hanya memikirkan untuk keselamatan dirinya? Seperti organisasi LF, egois, tidak memikirkan orang-orang, dan sangat keji demi mewujudkan apa yang mereka inginkan.

Dan apa sebenarnya tempat ini? Siapa dr Tido? Siapa orang-orang yang memiliki nama berangkai seperti tangga nada itu?

Dengan posisi telentang, melihat ke langit-langit ruangan gue masih terdiam lemas, sinar itu benar-benar membuat kepala gue pusing dan tidak bisa banyak bergerak.

Suasana ini, barang-barang yang sama, penempatan yang sama, serta bau parfum yang Nyle pakai-pun masih menempel diantara beberapa bantal dan sofa disini.

'Nyle, apakah ini semua tidak nyata? Atau sebaliknya, ini adalah hal yang nyata? Aku sangat bingung, sungguh,' ucap gue dalam hati.

Selang beberapa menit, badan gue sudah tidak terasa lemas lagi, kepala yang tadinya berat sudah terasa ringan kembali. Gue berusaha untuk mengokohkan badan dan mencoba untuk berdiri.

"Wah, gue ingat sekali dengan mainan ini. Dulu waktu kecil gue susah sekali untuk membelinya," kata gue, bergumam. "Untung saja Nyle membolehkan gue untuk membeli mainan ini.," tambah gue, bergumam.

TV di ruangan ini hanya menyiarkan film hollywood yang diulang, gue sangat yakin. Karena film yang gue tonton dengan Nyle bukan itu, kami menonton drama terbaru dari Korea, Nyle yang mengajak, bukan gue, sungguh.

Gue rasa, ini seperti film alien yang rilis tahun 2025. Dimana Steve, seorang astronaut dari Meksiko di tugaskan untuk pergi ke luar angkasa untuk mencari satelit yang hilang. Steve mendarat di planet yang diyakini tempat dimana satelit itu jatuh. Singkat cerita dia bertemu mahkluk aneh yang itu bukan manusia, lalu membawanya ke ruangan yg bisa berubah karena hasil dari sinkronisasi dengan isi dari kepalanya. Gue rasa, gue adalah Steve dengan perut yang sedikit buncit karena kebanyakan minum alkohol.

Gue memejamkan mata, sambil berdiri. Gue memikirkan sedang berada di Newzealand, lalu, mencoba mengintip dengan mata kanan. Ruangan tidak berubah sedikitpun.

Hanya suara film Holywood yang terdengar di ruangan ini.

Nyle sangat suka pada ruangan tengah ini. Selain tempat dimana gue dan dia mengobrol, desain dari ruangan tengah ini juga adalah buah hasil dr otak pintarnya. Memang benar, ruangan ini juga adalah spot favorite untuk gue pribadi.

"Google," Ucap gue.

"Halo tuan," Layanan teknologi menjawab.

Loh? Perangakat ini masih aktif ternyata, gue kira layanan ini teknologi ini dimatikan oleh La. "Google, tolong bukakan pintu," Pinta gue.

"Baik, tuan," lalu pintu terbuka. "Pintu sudah terbuka, tuan."

"Steve, sepertinya gue tidak dikurung seperti yang lo rasakan," ucap gue meledek Steve.

Gue mengendap-endap, berhati-hati untuk melihat keadaan diluar sana. Seperti tidak terjadi apa-apa, gue menutup pintu dengan hati-hati, lalu keluar dari ruangan. Gue berjalan cukup cepat ke arah dimana gue bertemu dengan Re. Disana masih sama, ruangan yang tadinya ada meja dan bangku berbentuk balok menjadi taman. Entah apa yang Re sentuh untuk mengubah ruangan ini, gue tidak bisa mencobanya. Ini aneh. "Google, tolong pindahkan ruangan ini menjadi ruangan biasa."

"Mohon maaf, tuan. Ruangan tidak terdeteksi."

"Google, apa yang ada di depan saya?"

"Taman, tuan."

"Google, tolong pindahkan ke atas taman ini ke atas."

"Tidak bisa, tuan."

"Bangs*t."

"Hei! Siapa kau ini!" Seru seseorang dari belakang, teriak memanggil gue.

"Oh, kau. Si, apakah ini tidak berfungsi?"

"Apanya yang tidak berfungsi? Lalu darimana kau tau namaku adalah Re."

"Gue Dito."

"Dito? Siapa? Dr Tido tidak pernah mempekerjakan orang-orang disini kecuali orang pilihannya."

"Apa, lo suka bercanda juga seperti dia? Gue sedang serius Si, jangan mengacaukan emosi gue ini."

Si terlihat mengaktifkan layanan teknologi. Dari dinding putih yang ada di lorong sebelum menuju taman terbuka pintu yang menggeser secara tiba-tiba. Dari dalam keluar beberapa robot berbentuk oval seperti telur yang dibawahnya terdapat tempat untuk robot itu bertumpu. Robot itu berjalan karena roda dari tumpuannya. dengan layar oval di bagian depan, robot itu seperti memberikan peringatan, entah kepada siapa. Di layarnya menampilkan gambar tanda seru yang sangat besar, diiringi dengan suara bising yang dikeluarkan.

Robot oval itu tidak keluar sendiri, seperti suatu kelompok yang sama, robot-robot itu berdatangan hingga jumlah mereka kurang lebih 10 robot berdiri tepat di depan gue. Si yang tadinya berdiri di belakang gue pindah ke samping si robot-robot itu. "Ova, tolong periksa orang ini," Tutur Si, seperti memerintahkan.

"Baik," Jawab robot paling depan. Satu robot mendekati gue dengan alat yang keluar dari samping tubuhnya, chip berbentuk kotak. Chip yang keluar dari tubuh robot itu mendekati gue, semakin chip itu mendekati semakin gue melangkah mundur, hingga akhirnya terpentok oleh dinding.

"Proses pendeteksian selesai," kata robot itu. "Namanya Ditofarnus, dia adalah suami dari Nyle dan Ayah dari Caballero. Golongan darah A, Kondisi saat ini dia sedang kebingungan namun sehat. Dia ingin meninggalkan tempat ini segera, dengan cara memindahkan taman."

"Terimakasih, Ova, kembali ke tempatmu tadi," suruh Si.

"Baik," jawab Ova.

"Jadi, kau ini ingin memindahkan taman ini?"

"Iya, Re. Bukannya lo yang memperlihatkannya beberapa waktu lalu?"

"Ova, tolong singkirkan orang ini," Ucap Si dengan nada pelan, lalu semua robot menyerbu gue dan mengubah tanda seru untuk peringatan menjadi tanda silang untuk penghancuran. Gue mencoba pergi ke taman untuk melarikan diri. Dari seluruh dinding yang ada di pinggiran taman terbuka secara tiba-tiba dan mengeluarkan robot oval. Mereka semua sama, ingin mengancurkan gue.

Semua robot disini mengejar gue dari beberapa arah, hingga pada akhirnya tetap saja gue tidak bisa keluar dari sini, gue terpojok kembali. "Google, tolong singkirkan robot-robot ini!"

"Tidak bisa, tuan."

"Google! tolong bantu saya!"

"Tidak bisa, tuan."

Robot-robot itu, berkisar 50-an yang mengepung gue, masing-masing mencopot bagian atas tubuh mereka. Seperti sebuah mangkuk, benda itu terbang dan mengeluarkan capitan yang kemudian berputar seperti alat pemotong rumput. Sebelum semua dari alat itu menyerang gue, ada yang berterak dari atas, "MUSNAHKAN SEMUA YANG BERHUBUNGAN DENGAN WANITA BIADAB ITU! HANCURKAN SEMUANYA!"

Apa artinya? Siapa wanita itu? Sebelum gue berhasil menoleh ke atas, benda itu sudah menyerang gue dengan brutal. Sakit sekali rasanya satu benda itu merobek bahu lalu beberapa dari bagian tubuh gue ini. Gue rasa ini semua memang akhirnya. Pantas, orang-orang diluar sana semakin lama semakin hilang satu-persatu. Ternyata bukan karena virus, ya? Mungkin ini penyababnya.

Semuanya hitam.

***

avataravatar
Next chapter