webnovel

Keluarga Mo Bermasalah

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Di lokasi tempat Keluarga Utama Mo berkumpul. Pagi hari ini terasa begitu tenang.

Tanah yang mereka beli sebesar tiga miliar Yuan seharusnya sudah mulai dikerjakan. Sayangnya, ada yang mengabarkan bahwa telah terjadi kecelakaan kecil saat melaksanakan proyek di sana. Kecelakaan tersebut memakan satu korban jiwa.

Kabar kecelakaan tersebut tentu dilaporkan kepada pihak kepolisian setempat. Hal ini membuat proyek itu berjalan lebih lambat dari rencana awal. Apalagi, polisi setempat juga meminta agar proyek itu ditunda sejenak selama masa pemeriksaan.

Akan tetapi, tidak disangka bahwa penundaan pekerjaan itu bukan satu-satunya masalah yang dialami oleh Keluarga Mo. Tidak lama setelah kabar buruk itu terdengar, tiba-tiba beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan Keluarga Mo menghentikan kerjasamanya. 

Hal ini tentu menjadi kabar paling buruk selama melaksanakan proyek kerja sama seperti ini. Apalagi, perusahaan yang bekerja sama dalam proyek ini adalah perusahaan yang telah lama bekerja sama dengan perusahaan ini. 

Selama mengerjakan proyek-proyek sebelumnya, kerja sama yang mereka lakukan selalu berjalan mulus dan menghasilkan keuntungan yang diinginkan berbagai pihak. Pembatalan kontrak kerja sama seperti ini tentu tidak dibayangkan akan terjadi begitu saja.

Selain itu, produk makanan yang diproduksi oleh perusahaan ini tiba-tiba mendapat banyak keluhan. Beberapa pakar gizi juga mengatakan bahwa produk yang dijual seharusnya tidak lulus fase penjualan.

Hal itu menyebabkan ratusan konsumen yang mengkonsumsi produk makanan tersebut banyak dirawat di rumah sakit. Mereka pun keracunan oleh makanan olahan yang dijual oleh perusahaannya.

"Tidak mungkin, produk kita selalu lulus dari pemeriksaan dan tidak pernah ada masalah." Mo Batian menutup telepon dan menggebrak meja. Ia bahkan berkata dengan sangat geram.

Pada saat ini asistennya datang ke rumah kediaman keluarga Mo. Ia pun masuk dan menjelaskan keadaan perusahaan yang begitu memprihatinkan kepada Mo Batian.

"Direktur, masalah ini berdampak sangat buruk terhadap perusahaan kita, ada pihak kepolisian yang datang untuk melakukan pemeriksaan dan membawa semua produk kita yang bermasalah untuk diperiksa. Selain itu, beberapa bank juga menagih peminjaman kita untuk segera dibayarkan." 

"Mengenai kecelakaan proyek yang menyebabkan satu korban jiwa itu, pihak kepolisian meminta kita untuk bekerja sama agar pemeriksaannya bisa berlanjut. Oleh sebab itu, proyek itu tidak boleh dilanjutkan lagi. Namun bila penundaan tersebut berlangsung lebih lama, maka kerugian kita juga semakin besar."

Sebagai asisten yang sudah lama mengikut Mo Batian beberapa tahun dan sangat setia kepadanya, ia tentu merasa panik saat menyadari banyaknya permasalahan yang menyerang Bo Matian. 

Hal pertama yang harus dilakukannya agar masalah ini selesai adalah mendatangi kediaman Keluarga Mo dan mendiskusikannya dengan Mo Batian.

"Pasti ada orang yang diam-diam membuat masalah kepada kita." Mo Batian merasa sangat yakin akan hal itu. Ia sudah berjuang dan bertarung di dunia bisnis ini puluhan tahun, tentu sangat sensitif dengan masalah ini. Masalah ini pasti terjadi karena adanya campur tangan pihak lain.

"Aku juga berpikir begitu, tetapi semua proyek yang sedang kita diskusikan belakangan ini tidak mengganggu orang yang berjabatan tinggi. Apalagi orang yang berani terang-terangan menantang kita di Kota A juga sangat sedikit." Asisten juga menimpali pendapatnya dengan pemikiran yang sama. 

Perusahaan Keluarga Mo memang tidak besar, namun tetap memiliki reputasi yang tinggi. Tidak sedikit orang yang takut bila berurusan dengan perusahaan Mo.

"Apakah perusahan Mo kita akan bangkrut?" Li Jinglan tergesa-gesa turun dari lantai atas, rambutnya yang belum dirapikan makin terlihat berantakan saat dirinya terkejut mendengar pendapat yang dikatakan oleh asistennya.

Perusahaan Keluarga Mo mendapat masalah besar, apakah mereka sudah tidak bisa menikmati kekayaan dan kemewahan lagi!

"Dasar perempuan, apa yang kamu tahu?" Cetus Mo Batian dengan perasaan tidak senang. Ia tidak ingin istrinya sembarangan menebak dan memberikan sugesti yang buruk dalam keadaan seperti ini.

Pada saat ini ada orang dari luar berjalan ke dalam.

"Nyonya, ada tamu yang datang dan ingin bertemu dengan Anda. Ia mengatakan memiliki kabar penting untuk Tuan." Seketika pengurus rumah masuk dan meminta izin.

"Siapa dia? Tolak saja, aku tidak ada waktu mengurusnya." Li Jinglan melambaikan tangan. Dalam keadaan seperti ini, apakah ia memiliki suasana hati yang senang untuk menerima tamu tersebut?

"Tetapi katanya ini berhubungan dengan keluarga Mo." Pengurus berkata dengan pelan.

Mo Batian dan asistennya menoleh ke arahnya, wajah Li Jinglan langsung berubah, "Hah, suruh dia masuk!"

Sebenarnya Li Jinglan sama sekali tidak takut, tetapi orang ini datang khusus untuk bertemu dengannya. Apakah dia adalah ...

"Apa yang kamu lakukan?" Teriak Mo Batian yang mempertanyakan maksud istrinya. Ia sebenarnya jarang mengatur perilaku istrinya. Akan tetapi dengan adanya masalah seperti ini, ia tentu tidak akan mengampuni istrinya bila mendapat masalah lain.

Tidak lama kemudian, mereka melihat Mu Wen sedang berjalan dengan langkah yang besar. Orang itu diantar oleh pengurus rumah ke dalam rumah.

"Apa masalahmu sampai bertemu denganku?" Li Jinglan pun menyadari bahwa orang yang menemuinya masih begitu muda. Ia pun melihat tatapannya yang tampak serius dan ekspresinya juga begitu dingin. Ekspresi wajah Mu Wen sungguh membuat orang tidak berani menatapnya.

Sungguh, badan Li Jinglan menjadi merinding saat menatap orang ini. Ia pun menyadari bahwa orang ini bukanlah orang biasa.

"Nyonya Mo, apakah ini barang Anda?" Mu Wen memberikan barang yang dibawanya ke tangan Li Jinglan. Li Jinglan sangat panik dan meraba lehernya. Ia pun baru menyadari kalungnya telah hilang.

"Kenapa kamu bisa mendapatkannya?" Li Jinglan berdiri dan berjalan ke arahnya untuk mengambil kalung itu.

"Anda seharusnya menyadari hilangnya barang Anda saat keluar kemarin malam. Saat itu kalung Anda tidak sengaja terjatuh." Sindir Mu Wen lalu menatap ke arah Mo Batian. "Aku percaya Direktur Mo seharusnya mengerti, kondisi Perusahan Mo sekarang pasti ada hubungan dengan seseorang." Tambahnya.