76 Hanya Sebuah Ciuman

Marco memeluk istrinya semalaman, seakan dia takut kalau tangannya lepas, istrinya akan menghilang.

Chloe membuka mata dan melihat dada bidang suaminya. Di luar matahari sudah menyapa semua penghuni bumi, tapi dia dan suaminya masih berpelukan dengan nyaman di atas tempat tidur. Semakin bertambahnya usia kandungannya, Chloe merasa makin jam tidurnya makin bertambah. Bahkan di siang hari yang biasanya dia tidak pernah merasakan kantuk, sekarang dia seperti kerbau yang pemalas, sebentar-sebentar menguap.

Chloe menggesekkan kepalanya di dada bidang di depannya sambil mengendus aroma maskulin yang akhir-akhir ini membuatnya ketagihan.

"sayang..." gumam Marco "apakah kamu sengaja membangunkan elang tidur ?"

"hhmmm...." Chloe menanggapi dengan gumamam, tanpa niat berhenti menggesekkan kepalanya.

"sayang..." suara Marco serak, entah karna baru bangun atau karna terangsang

"hhmmm...." lagi-lagi Chloe hanya bergumam.

"sayang..."

"oke....kamu sudah bangun, aku akan membuat sarapan" Chloe menjauhkan kepalanya dan bangkit dari tidurnya, tapi Marco meraih pinggangnya dan mendudukkannya di atas perutnya.

"ya kamu sudah membangunkan aku dan elangku, jadi kamu harus memberikan dia makan lebih dahulu" seringai cabul tersungging di bibir seksi Marco.

Semburat merah merayap di pipi Chloe "tapi.....kamu terluka" kata Chloe memperingatkan

"kamu di atas"

"tidak !!!!"

"kenapa kamu malu ? bukankah kamu melakukannya waktu ulang tahunku ?"

"itu....itu....lain ceritanya"

"cepat lakukan....atau aku yang di atas, tapi.....kalau aku di atas elangku tidak akan puas hanya sekali makan"

"sialan...Marco cabul"

Ancaman Marco berhasil membuat Chloe bergerak. Dengan mata terpejam Chloe menunduk dan mencium suaminya, sedangkan tangan Marco meremas bokong istrinya.

Dan lagi-lagi Chloe tertipu oleh suami mesumnya, dia tidak hanya memakannya sekali. Jadi jangan pernah percaya janji laki-laki yang mengatakan hanya puas makan satu kali.

🌸💮🌸💮🌸

Setelah membersihkan diri, Marco dan Chloe turun untuk sarapan. Hhmmmm...mungkin maksudnya makan siang karna jam telah menunjukkan angka 11.12 am.

Saat pasangan itu sampai di bawah mereka terkejut karna ternyata ada banyak wajah yang tengah menatap mereka dengan seringai menggoda.

"bagaimana kalian bisa ada di sini ?" Marco menatap tuan dan ny. Suri lalu menatap pasangan tua Margono.

"akhirnya kalian keluar dari kamar, kami sudah ada di sini sejak pagi, kami sudah hampir jamuran menunggu kalian, Marco kenapa kamu keluar dari rumah sakit tanpa pemberitahuan ? " kata ny. Suri. "dan kamu masih luka, istrimu lagi hamil tahan hasratmu"

Tanpa sadar Chloe meraba lehernya, pipinya memerah. 'sial pasti omes meninggalkan banyak tanda di lehernya, tidak heran kalau ny. Suri bisa menebak apa yang membuat mereka terlambat keluar kamar'.

Chloe merasa sangat malu dan melampiaskan rasa malunya dengan mencubit pinggang suaminya.

Marco meringis lalu meraih tangan istrinya dan mengecupnya sambil berbisik "apa aku perlu membawamu kembali ke atas dan memakanmu ?"

Chloe menarik tangannya dan berjalan ke arah ny. Suri "Ma.....Marco menindasku" keluhnya dengan bibir manyun.

"serahkan pada mama, nanti mama yang akan membereskan dia" jawab Ny. Suri serius, Chloe tersenyum puas sambil mengedipkan matanya nakal pada suaminya. Marco menanggapi provokasi istrinya dengan seringai.

"oke kita makan dulu, mama yakin kalian pasti kelaparan" Ny. Suri beranjak ke ruang makan.

"nenek bawa sayur asemnya bude asmo" nenek Margono ikut juga ke ruang makan, di ikuti dengan para pria.

Setelah makan para wanita tetap tinggal di meja makan, sedang para pria masuk ke ruang kerja Marco.

Hampir tiga jam para pria beda generasi tersebut ada di ruang kerja. Setelah keluar tuan Suri pergi dengan Marco. Kakek dan nenek Margono pulang ke rumah besar, sedang Ny. Suri tetap tinggal dengan Chloe. Pasangan mertua dan menantu itu mendekorasi kamar bayi.

🌸💮🌸💮🌸

Malam hari pasangan MnC yang tengah berbaring di tempat tidur saling berpelukan tidak dapat memejamkan mata. Kali ini mereka murni hanya berpelukan.

"sayang kamu tidak mau tanya apa pun ?" tanya Marco sambil mengelus rambut istrinya.

"apa pun itu apa maksudnya ?"

"yah...mengenai yang terjadi belakangan ini ?" jelas Marco.

"kalau aku tanya, apa kamu mau cerita ?" Chloe mendongak menatap suaminya.

"hhmmm..."

"jadi apa yang terjadi ? apa yang terjadi dengan perusahaan ? siapa yang membuat masalah ? lalu siapa yang ingin mencelakai kita sampai mengirim pembunuh ?" Chloe menghujani suaminya dengan rentetan pertanyaan.

Marco terkekeh mendengarnya, hal itu membuat Chloe menatapnya dengan sebal "katamu, kalau aku nanya kamu bakalan jawab, kenapa malah menertawakanku ?"

Marco menghentikan kekehannya lalu mengecup hidung istrinya "oke, aku akan jawab satu persatu, aku akan memuaskan rasa penasaranmu"

Marco membelai rambut istrinya "dalang dari semuanya adalah tante Jesica, dia mengklaim bahwa yang membuat anaknya mati adalah kita"

"tante Jesica meminta pada om Surya untuk menuntut kita, tapi om Surya menolak lalu tante Jesica minta cerai dan menuntut 7% dari 10% saham milik om Surya sebagai kompensasi. Om menberikannya, ternyata saham yang di berikan itu dia jual dengan murah untuk mengacaukan perusahaan, dia juga menipu pemegang saham yang lain untuk menjual saham mereka dan apa kamu tau siapa pembeli saham-saham itu ?"

"pak Alex" jawab Chloe santai

Ada keterkejutan di mata Marco tapi kemudian dia tersenyum kagum pada istri mungilnya "benar yang di katakan kakek, kamu bukan hanya cerdas tapi juga jeli"

Marco mengecup lagi hidung istrinya "dan bisakah kamu menebak hubungan pak Alex dan tante Jesica ?"

"pasangan selingkuh" jawab Chloe masih dengan santai.

"ha...ha...ha...." Marco terbahak "bukan hanya pasangan selingkuh, pak Alex adalah ayah biologis Jocelyn"

"serius ?" kali ini Chloe benar-benar tidak percaya. "tapi...bukannya pak Alex ayah Helen ? dan kelihatannya Helen lebih muda dariku sedangkan Jocelyn seumuran denganmu, jadi itu berarti....."

"hhhmmmm....."

"tapi...bukannya kamu cerita kalau waktu menikah dengan om Surya statusnya adalah janda, suaminya meninggal ?"

"ya....suaminya meninggal, ketika menikah dengan suaminya tante Jesica sudah hamil Jocelyn, ketika Jocelyn besar suaminya baru tahu kalau Jocelyn bukan anak kandungnya, akhirnya mereka bertengkar hebat dan suaminya terkena serangan jantung dan meninggal" jelas Marco

"lalu tante Jesica bertemu kembali dengan mama. Dulu ketika di sekolah menengah mereka adalah sahabat, mama menampungnya di rumah dan waktu itu om Surya sering bermalam di rumah akhirnya om Surya jatuh cinta dan menikahi tante Jesica. Tentu saja mama sangat mendukung pernikahan mereka di tambah lagi mama sangat menyukai Jocelyn karna dia selalu mendambakan seorang anak perempuan, mama menganggap Jocelyn sebagai anak perempuannya, tapi tidak demikian dengan Jocelyn"

"dan untuk selanjutnya kamu sudah tahu ceritanya"

Chloe diam merenungkan setiap kata yang di ucapkan suaminya, tiba-tiba dia mendongak dan bertanya "dari mana kamu tahu masa lalu tante Jesica ? dan hubungannya dengan pak Alex, sepertinya bahkan papa dan mama saja tidak tahu ?"

"kakek"

"orang tua itu ? bagaimana bisa ? apa hubungan kakek dengan tante Jesica ?" tanya Chloe ragu.

Marco tersenyum lalu mencium puncak kepala istrinya "apa kamu lupa kalau kakek pernah menjadi pemegang saham terbesar kedua di perusahaan keluargaku ? sebagai orang nomor dua apa menurutmu dia tidak menyelidiki pemegang saham yang lain ?

"jadi kakek licik itu ?"

"ya....beliau sudah tahu semua tentang tante Jesica dan menebak semua skenarionya untuk membalas dendam kematian anaknya"

"lalu bagaimana dengan Natasya yang menggodamu di hotel"

"Natasya....? siapa itu ?" tanya Marco bingung.

"kuntilanak yang muncul di kamarmu saat di Surabaya" jelas Chloe gemas. Sebenarnya Marco pura-pura lupa atau memang tidak mengenali Natasya ? Chloe mengamati wajah suaminya untuk melihat reaksinya.

"oh...kuntilanak itu ?" tidak ada perubahan ekspresi di wajah Marco "dia suruhan tante Jesica untuk menjebakku, dia bahkan mencampur obat perangsang dalam aroma terapi di kamarku"

"perangsang ? lalu kenapa itu tidak bereaksi padamu ?"

Marco tersenyum "itu yang tante Jesica tidak tahu, kalau aku kebal terhadap obat semacam itu"

"oh...." kata Chloe dengan tatapan melamun "tunggu...berarti itulah alasan kenapa aku menggila malam itu, aku mengendus jasmu yang tertinggal di kamar"

"yah....bisa jadi, tapi aku menyukainya, karna kamu saru-satunya obat perangsangku" Marco mencium bibir Chloe.

Chloe mencubit pinggag Marco sebelum dia melahap bibirnya "jangan mengalihkan perhatian, aku belum selesai nanya"

"kamu gadis pintar, tentu sudah bisa menebak semuanya" kilah Marco sambil tetap menyerang bibir istrinya, mengabaikan rasa panas yang menyengat di pinggangnya.

Lima menit kemudian Marco melepaskan bibirnya karna istrinya tidak menanggapi ciumannya.

"oke....apa lagi yang mau kamu tanyakan ?" akhirnya Marco menyerah, sepertinya kalau rasa penasaran istri mungilnya belum terobati maka dia juga tidak akan bisa memakannya.

"sejak kapan kamu mengetahui kalau tante Jesica yang merencanakan semua ?"

"aku sebenarnya hanya menebak dan belum terlalu yakin, tapi waktu di Surabaya kakek memintaku untuk mengajakmu untuk bertemu pak Alex, ternyata kakek bermaksud menunjukkan pada pak Alex bahwa kamu cucunya dan sengaja menggertaknya, sepertinya kakek sudah lama mengetahui hubungan tante Jesica dan pak Alex, melihat keakraban antara kakek dan engkong Ming Liang, tentu hubungan mereka berdua sangat dekat, bahkan sampai saling mengenal semua keluarga dengan baik"

"hhmmmm.....hubungan mereka memang sudah seperti saudara"

"kamu sepertinya juga cukup akrab dengan engkong Ming Liang ?"

"ya....mungkin bisa di bilang begitu"

Marco mengerutkan kening "apa maksudnya dengan mungkin ?"

"aku ingat dulu waktu aku masih kecil kakek sering membawaku ketika dia bertemu dengan engkong Ming Liang, tujuannya jelas untuk pamer dan memupuk egonya dengan kesombongan, jadi setelah aku bertambah besar dan tau maksud kakek, aku selalu menolak ketika kakek mengajakku pergi untuk menemui engkong Ming Liang, bukan hanya dengan beliau bahkan dengan teman-temannya yang lain aku juga menolaknya" jelas Chloe datar. Sama sekali tidak ada jejak kesombongan dalam kata-katanya, bahkan kalimatnya terdengar penuh hinaan.

"kakek pasti sangat bangga memilikimu sebagai cucunya" Marco membelai pipi istrinya dengan sayang.

"aku bisa menerima itu, tapi aku tidak bisa menerima dia selalu berlagak sombong di depan teman-temannya dengan mengatakan bahwa aku adalah gadis jenius, tanpa belajar pun nilai akademikku masih tetap yang paling unggul...huh...siapa yang akan percaya dengan omong kosong itu, orang bodoh mana yang dia tipu ? seorang Einsten saja tanpa belajar tentu tidak akan mendapatkan teori yang luar biasa seperti itu. Di dunia ini tidak ada seorang pun yang lahir menjadi jenius tanpa belajar. Aku hanya cepat belajar karena rasa penasaran dan tetap mengingat apa yang aku pelajari, itu saja tidak lebih.....aku bahkan tidak pernah memberikan sumbangsih pada ilmu pengetahuan, kalau mengatakan aku jenius bukankah para peraih nobel akan menertawakanku" Chloe mencibir "kakek tua itu memang suka berkelekar dan tak tahu malu"

"jadi....itu alasanmu menjauhkan diri dari pergaulan sosial dan menjadi penyendiri ?"

"hhmmmm....aku tidak mau di bully banyak orang karena tampil menonjol, bahkan dengan menjadi penyendiri saja masih ada yang membenciku" Chloe menghela nafas.

"sayang.....tahukah kamu mengapa aku sangat mencintaimu ?" tanya Marco dengan sorot mata yang dalam.

"tentu saja karna aku gadis yang masuk akal"

"ha...ha...ha...benar kamu gadis yang masuk akal dan sangat menggemaskan"

Selesai mengatakan itu Marco langsung menunduk dan melumat bibir istrinya.

Setelah mereka kehabisan nafas barulah Marco melepaskan bibirnya. Ibu jarinya mengelus pelan bibir istrinya yang membengkak karna perbuatannya.

Chloe menangkap mata berkabut Marco, lalu menyingkirkan ibu jarinya dari bibirnya "aku mau tidur" kata Chloe berusaha menjauhkan kepalanya dari Marco, melihat mata suaminya dia tahu bahwa dia sudah masuk ke mode mesum.

"hanya sebuah ciuman....tidak lebih" kata Marco sambil kembali menunduk dan melahap bibir bengkak istrinya.

"janji....hanya ciuman" kata Chloe di tengah serangan bibir Marco.

"hhmmmm..." gumam Marco.

WARNING !!!!!!! Jangan pernah percaya kalau seorang pria yang berbaring di sebelahmu sedang menghisap bibirmu dan mengatakan "Hanya Sebuah Ciuman" sedangkan tongkat kasti di selangkangannya berdiri tegak.

avataravatar
Next chapter