webnovel

Aku Akan Memuaskan Hasratmu (1)

Pagi hari Marco bangun dengan cemberut. Pasalnya semalam dia di hukum oleh Chloe. Niatnya dia meminta hhmmm.....memohon dengan sedikit paksaan pada Chloe untuk memakai lingre yang telah dia beli.

Tapi Chloe menolaknya dengan tegas.

Marco tidak menyerah dan memohon dengan mata anak anjing, tapi bukannya di kabulkan dia malah di tendang ke kamar sebelah.

Chloe menyiapkan sarapan sambil melakukan video call dengan Febiola. Dia melihat suami mesumnya duduk di meja makan dengan muka masam, Chloe meliriknya sekilas dan menarik sudut bibirnya.

"ada apa dengan senyum anehmu ?" suara Biola terdengar dari ponsel dan itu cukup untuk di dengar Marco.

"kamu salah lihat" jawab Chloe dengan santai, senyumnya sudah menghilang.

Sudut matanya kembali melirik suami mesumnya. Dia tahu suaminya lagi ngambek gara-gara semalam dia mengusirnya ke kamar sebelah. Alasannya mengusirnya sebenarnya masuk akal. Coba pikir siapa yang tidak jengkel dengan pikiran mesum suaminya, perutnya sekarang sudah tidak datar lagi tapi si omes memaksanya untuk mengenakan lingre super seksi yang telah dia beli.

Awalnya Chloe menolak permintaan mesum suaminya dengan sopan dan halus, bahkan dia menjelaskan dengan alasan yang sangat masuk akal tapi dasar omes, di tetap memintanya dengan muka memelas 😤, kalau dia tidak segera menendangnya ke kamar sebelah, Chloe takut akhirnya akan menyerah dan melakukan permintaan mesum suaminya 🙄.

Chloe mengalihkan matanya le layar ponsel lagi dan matanya langsung melotot melihat sosok badan eksotis setengah telanjang melintas di belakang sahabatnya "Bi.....kenapa Willy ada di rumahmu pagi-pagi begini dan dia..... tidak pakai baju .....?" teriak Chloe histeris.

Chloe adalah wanita yang di besarkan dalam keluarga kolot, meski dulu waktu di luar negeri dia tinggal serumah dengan Willy dan Stefan tapi dia membuat aturan ketika keluar dari kamar mereka harus berpakaian rapi dan sopan, para pria di larang keluar kamar dengan badan setengah telanjang siapa yang melanggar akan di denda. Jadi dua tahun tinggal bersama dua pria Chloe tidak pernah melihat dada telanjang mereka.

Lalu aturan yang di garis bawahi dan di tulis dengan huruf kapital adalah di larang membawa pasangan kembali ke rumah, apa lagi bercumbu di sana, saat aturan itu di langgar, persahabatan selesai.

Febiola kenal baik dengan sahabatnya ini dan tau kemana arah pikirannya, dia sudah bersiap menjawab tapi tiba-tiba Willy memeluknya dari belakang dan menciumnya setelah itu dia menatap kamera dan mengedipkan matanya memprovokasi.

"Willyy....brengsek....apa yang kamu lakukan pada sahabatku, kalian belum menikah, belum sah, jangan melakukan hal yang tidak senonoh pada Biola..." teriak Chloe dengan wajah memerah marah.

Willy mencibir dan kembali mencium bibir Biola

"WILLYYYY..." geram Chloe, seandainya Willy saat itu ada di depannya dia pasti sudah mematahkan tulangnya.

Dengan asap mengepul di kepalanya Chloe tidak menyadari bahwa suaminya telah berdiri di belakangnya dan melihat apa yang membuat istrinya begitu marah.

Marco membalik badan istrinya, mengangkatnya dan mendudukkannya di atas meja makan, bibirnya turun dan memagut bibir istrinya.

Chloe yang tidak siap melotot, tapi suaminya mengabaikannya dan terus menciumnya.

Beberapa saat kemudian Marco melepaskan bibir Chloe, dia melirik ponsel dan melihat ponsel sudah mati, tanpa memberi waktu istrinya untuk sadar Marco kembali memagut bibir istrinya.

Marco akhirnya melepaskan bibir istrinya.

"apa yang salah denganmu sekarang ? apa hukuman semalam belum cukup" protes Chloe.

"hari ini aku pergi keluar kota, mungkin aku akan pergi selama tiga hari" jelas Marco sambil membelai bibirnya yang bengkak "kamu mau bermalam di rumah mama atau ibu ?"

"aku tetap di rumah saja" Chloe melepaskan tangan Marco.

"kamu sedang hamil, aku tidak akan tega membiarkanmu di rumah sendiri"

"aku hamil, bukan sakit, berhenti memperlakukan aku seperti aku orang sakit yang akan mati saat bergerak sedikit saja" keluh Chloe

"kalau begitu bagaimana kalau kamu ikut aku saja ?"

Chloe mengangkat sebelah alisnya

"bagaimana dengan toko ? sepupumu yang tidak bertanggung jawab itu belum kembali sampai sekarang"

"aku akan menyuruhnya pulang sekarang !"

"kamu memang seorang bos arogan"

"oke ! besok toko akan menjadi milikmu"

"berhenti memamerkan kekayaanmu, pergilah ! aku akan baik-baik saja di rumah sendiri"

"yakin ? mama cuma berdua dengan Jason di rumah" jelas Marco

Chloe mengerutkan kening "papa ke mana ?"

"ke Singapore"

"lalu kamu pergi ke mana ?"

"Surabaya"

"sama ?"

"Laura"

"oke ! kapan kamu berangkat ?" Chloe berniat melompat turun dari meja, namun Marco mengangkatnya dan menurunkannya dengan hati-hati.

"nanti siang"

"oke ! aku akan menyiapkan pakaianmu" Chloe tersenyum dan pergi ke kamar, Marco meraih tangannya dan ikut ke kamar.

Sampai di kamar Marco menutup pintu dan memeluk istrinya dari belakang dan mencium leher Chloe lalu beralih menggigit cuping telinganya, gara-gara ciuman barusan badannya menjadi panas, membuat dia ingin olah raga pagi. Tapi Chloe melepaskan pelukannya, dan mendorongnya

"pergi mandi, aku akan menyiapkan pakaianmu" usirnya

Marco cemberut "tapi aku mau sarapan dulu"

"bukannya tadi sudah ?" pelotot Chloe, kepalanya sakit menghadapi suami mesum dan manja di depannya.

"tadi cuma cemilan, aku mau makan besar sebelum pergi, apa kamu tega membiarkan aku kelaparan ?" jawabnya Marco dengan mata anak anjing.

"belajar puasa, sudah pergi mandi sana gih" Chloe mendorong dengan paksa suaminya masuk ke kamar mandi dan segera menutup pintu.

Terpaksa Marco mandi air dingin di pagi hari, untuk mendinginkan hasratnya yang tidak terpenuhi. 😂😂(kasian bener Marco).

💕💕💕💕💕

Ini hari ke dua Marco ada di Surabaya, pekerjaannya sepertinya harus molor karna belum ada kesepakatan antara ke dua belah pihak. Rasanya Marco ingin memelintir leher CEO perusahaan yang tengah mengulur waktunya untuk negosiasi, gara-gara dia jadwal kepulangannya tertunda.

Besok adalah ulang tahunnya, meski dia tidak memiliki kebiasaan untuk merayakan ulang tahun, tapi tahun ini dia ingin menghabiskan hari istimewanya dengan istri mungilnya yang manis dan menggemaskan seperti landak, namun karna negosiasi yang tidak berjalan lancar membuat rencananya batal.

Malam ini Marco duduk di sebuah club di seberang hotel tempat dia menginap dengan Artawan.

Ya ketika datang ke Surabaya ternyata dia satu hotel dengan sahabatnya bahkan kamar mereka bersebelahan, sedangkan Laura sekretarisnya di kamar yang berhadapan dengannya.

Tadi setelah makan malam dengan calon client Marco di seret oleh Artawan ke club untuk nodong traktiran ulang tahun. Kapan lagi dia bisa morotin sahabatnya ini kalau bukan pada saat moment demikian.

Marco melirik jam tangannya, sudah jam 24.00. Sejak jam 22.00 tadi dia mencoba menelpon istrinya tapi selalu di jawab dengan tante suara mesin yang mengatakan bahwa ponselnya tidak aktif. Mengingat kejadian yang telah berlalu yang menimpa istrinya tiap kali ponselnya tidak bisa di hubungi, Marco jadi merasa gelisah. Terlebih lagi saat ini istrinya tengah hamil, dia tidak ingin sesuatu terjadi padanya dan calon bayi-bayinya.

Marco tidak berani mengubungi mama dan mertuanya, takut kalau mereka juga menjadi kuatir, jadi dia meminta Jason mengunjungi rumahnya untuk memeriksa keadaan kakak iparnya. Sudah setengah jam berlalu sejak dia menghubungi Jason dan belum ada kabar.

Dengan perasaan gelisah akhirnya Marco memutuskan untuk kembali ke hotel dan meninggalkan sahabatnya yang masih ingin menghabiskan minuman yang telah di pesan.

Marco membuka pintu kamar dengan perasaan yang tidak nyaman, dia berniat untuk mengambil laptopnya dan melacak keberadaan istrinya. Tapi ketika dia masuk dan menutup pintu, lampu temaram di samping tempat tidur menyala dan aroma mawar memasuki indra penciumannya.

Dengan langkah pelan Marco berjalan menuju tempat duduk dimana dia tadi meletakkan laptopnya tapi saat dia melirik tempat tidur langkahnya terhenti.

Sebuah tubuh tinggi, langsing, dada menonjol terbungkus dalam gaun tidur transparan berwarna merah, aroma mawar menguar dari tubuhnya, rambut panjangnya tergerai membuat tubuh yang hampir telanjang itu terlihat makin misterius.

Ketika mendengar langkah kaki mendekat si pemilik tubuh itu tersenyum dan bersuara "sayang....kamu sudah kembali" sambil dia melangkah mendekati Marco.

Kaki Marco seakan terpaku di tempatnya, matanya menyipit mencoba memastikan bahwa apa yang dia lihat bukan mimpi "siapa kamu ?" tanya Marco dingin.

"aku sudah menunggumu sejak tadi, malam ini aku akan memuaskan hasratmu" si pemilik tubuh langsing itu bergerak makin dekat.

Aroma mawar tercium makin tajam, bibir Marco terasa kelu, telapak tangannya berkeringat, punggungnya juga mulai berkeringat dingin.

Langkah ringan si pemilik tubuh menggoda makin mendekat. Ketika tinggal tiga langkah lagi Marco memaksa dirinya untuk berteriak meski yang keluar dari mulutnya adalah sebuah suara cicitan "STOP !"

Langkah kaki si tubuh langsing itu terhenti, lalu dia memamerkan senyum menggoda, bibirnya yang berwarna merah tampak semakin sensual saat dia tersenyum.

Tapi bagi Marco tidak seperti itu. Saat langkah kaki itu terhenti dan senyuman itu tersungging, Marco membalikkan badan dan berlari dengan kecepatan maksimum menuju pintu. Tanpa berpikir untuk kedua kalinya dia membuka pintu lalu menutupnya dengan cepat. Kemudian dia bersandar di pintu sambil mengelus dadanya dengan tangan gemetar.

Si pemilik tubuh langsing nan seksi menatap kepergian Marco dengan tampang bingung, senyum sensual di bibirnya langsung sirna 'apakah dia baru saja di tolak ?' batinnya.

Next chapter