webnovel

Taruhan

Jasmine dan Rendi duduk di depan penghulu dari KUA. Pak Penghulu tampak surprise melihat calon pengantinnya. Bagaikan menikahkan artis sinetron. Pak penghulu menikmati kejadian langka ini.

Ketika Rendi membacakan akad pernikahan. Jasmine malah melirik ke kiri dan ke kanan. Kemudian Matanya berbenturan dengan mata Serena. Serena melotot sambil memberikan isyarat agar Jasmine fokus. Tapi Jasmine malah menjulurkan lidahnya. Fatih adalah sepupunya Rendi, usianya baru 25 tahun. Fatih menangkap momen Jasmine saat menjulurkan lidahnya. Hatinya langsung terpanah.

Fatih langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan Ia sekarang merasa bahwa Kakeknya telah bertindak tidak adil. Fatih sering kali merasa bahwa Kakeknya lebih menyayangi Rendi dibandingkan dirinya. Dia lebih muda dua tahun dari Rendi. Harusnya Ia paling di sayang.

Diantara tiga cucu laki-laki Pak Kasmita. Ia adalah yang paling muda dan Rendi kedua. Ia anak dari putra bungsu Pak Kasmita. Sedangkan Rendi anak dari putra sulung Pak Kasmita. Ibunya Rendi meninggal pada saat melahirkan Rendi membuat Ia di besarkan oleh neneknya. Itulah yang membuat ada perbedaan yang membuat Fatih merasa iri terus menerus.

Fatih menatap Rendi dengan perasaan benci. Ia selama ini berusaha menahan diri. Tapi melihat Jasmine yang begitu cantik diberikan kakeknya kepada Rendi membuat kesabaran Fatih habis. Cukup sudah Ia menahan diri. Walau Jasmine sudah menjadi milik Rendi, Ia akan diam-diam menjerat gadis itu untuk menjadi miliknya. Bukankah umur Jasmine baru 17 tahun. Masih banyak kemungkinan yang akan terjadi.

Fatih menyaksikan Jasmine yang terlihat malas-malasan menghadapi akad nikahnya. Ia malah menoleh kesana-kemari. Bagai anak kecil yang sedang bosan. Dan ketika mata Jasmine tidak sengaja memandang ke arah Fatih. Fatih segera tersenyum sempurna. Wajahnya yang memang sangat tampan dan macho mencoba memberikan kesan menggoda pada Jasmine.

Melihat Fatih tersenyum genit, Jasmine mengerutkan keningnya. Tanpa sengaja Ia mencekal erat tangan Rendi saking sebalnya melihat senyum Fatih. Rendi menoleh ke arah Jasmine. Tersenyum lembut, Jasmine terbatuk-batuk sambil melepaskan tangannya dengan cepat. Jantungnya hampir bergeser dari tempatnya.

Semua mengucapkan Alhamdulillah dan mengangkat tangan memberikan doa kepada Rendi dan Jasmine atas pernikahan mereka. Jasmine ikutan ngunyem-ngunyem ga jelas. Tapi yang jelas Ia ikutan membaca surat Alfatihah diakhir do'anya.

Acara selanjutnya adalah acara sungkeman. Acara yang harusnya penuh Isak tangis malah membuat Jasmine menguap beberapa kali. Ia teringat malam ini harusnya Ia balapan motor melawan Alex. Alex adalah kepala geng motor GNR Ia adalah pembalap jalanan no 1. Dan semenjak kedatangan Jasmine, Alex sekarang mendapatkan lawannya. Ia hampir tidak percaya kalau Ia kalah oleh seorang wanita.

Karena itu, Alex sangat menghormati Jasmine. Ia selalu melindungi Jasmine dari anggota-anggota geng motor lainnya yang berniat mengganggu Jasmine. Jasmine sendiri hanya suka dengan balapannya saja. Ia tidak pernah ikut-ikutan melakukan hal-hal yang tidak bermoral. Bahkan merokok pun tidak.

Jasmine yang galak juga belum pernah punya teman dekat laki-laki satupun. Satu-satunya laki-laki yang selalu mengekornya adalah Iksan. Laki-laki itu bagaikan bayangan Jasmine. Kemana saja Ia pergi, Iksan akan mengekornya. Iksan lebih seperti Pelayan pribadi daripada temannya.

Jasmine adalah satu-satunya wanita di geng motor yang tidak pernah tersentuh. Selain Ia jago karate Ia juga ada dalam lindungan Alex yang sangat disegani di kota B. Kepala geng motor yang paling dihormati dan disegani geng lainnya. Siapa saja yang berani menggoda Jasmine maka Ia akan babak belur dihajar anggota Alex.

Jasmine melihat jam dinding ketika Ia sungkem pada neneknya Rendi. Neneknya Rendi menangis memeluk Jasmine. Tapi Jasmine malah berpikiran apa Ia bisa menyelinap malam ini untuk ikut balapan motor.

"Semoga Kalian hidup bahagia" Kata Neneknya Rendi sambil mencium ubun-ubun Jasmine. Jasmine menganggukan kepalanya.

"Betapa cantiknya Kamu Nak, semoga Rendi dapat membahagiakanmu." Kata Neneknya Rendi sambil meraih tangan Jasmine dan mengelusnya. Rendi melirik penuh minat. Jadi pengen ikutan ngelus tangan halus itu.

Jasmine melirik ke arah Rendi yang sedang memandang tangannya lalu memandang wajah Jasmine. Rendi nyengir melihat mata Jasmine yang melotot.

"Kalau Kau melotot terus, Nanti matamu meloncat keluar dan ga balik lagi" Rendi berbisik. Jasmine mengeram geram 'Awas..liat aja nanti, Aku akan membuat mu jatuh berlutut di kakiku dan segera menceraikan Aku' Jasmine berkata dalam hati.

Jasmine dan Rendi kemudian menerima ucapan selamat satu persatu dari seluruh anggota keluarganya. Ketika terakhir disaat yang lain menikmati hidangan pesta. Jasmine menerima ucapan selamat dari Serena. Serena memeluk erat tubuh Jasmine.

"Kau hendak mengucapkan selamat atau hendak membunuhku dengan pelukanmu" Bisik Jasmine. Serena tertawa heheh..sambil melepaskan pelukannya.

"Semoga Kau dan Kakakku hidup berbahagia" Kata Serena.

"Jangan terlalu banyak berharap dengan do'amu. Kakakmu bukan kriteria yang pas buat jadi suamiku" Kata Jasmine.

"Bukannya Kau suka sama Cha Eun Woo" Kata Serena lagi.

"Suka sebatas idola, tapi tidak untuk dijadikan suami. Kakakmu terlalu manis dan lembut untuk jadi suamiku. Ia tidak akan kuat melawan ku"

Serena menggelengkan kepalanya.

"Kau coba saja malam ini. Kalau Ia sampai merangkak dikakimu maka Aku Serena sampai kita lulus dari sekolah akan menggantikan tugas Iksan untuk membawakan tasmu kemana-mana"

Mata Jasmine melotot " Apa benar??" Ia tertarik mendengar tantangan Serena. Bintang pelajar seperti Serena akan membawakan tas milik Jasmine kemana-mana. Hmmm... sangat menarik.

"Aku bersumpah" Kata Serena sambil mengangkat dua jari tangan nya. Serena meyakinkan Jasmine.

"Aku akan berikan video nya, video saat Kakakmu merangkak di kakiku" Jasmine tertawa lebar. Ia mengepalkan kedua tangannya. Tidak sabar masuk ke dalam kamar pengantin. Ia akan menghajar Rendi sampai Ia merangkak.

"Tenang saja Serena. Aku tidak akan menghajar wajah Kakakmu, Aku hanya akan menghajar kakinya. Aku tidak tega melukai wajahnya yang begitu halus. Bahkan lebih halus dari wajahku. Aku berani taruhan, Kalau Kakakmu memakai gaun yang sama dengan ku maka Aku akan kalah cantik dengan kakakmu."

Serena tertawa terbahak-bahak mendengar celotehan Jasmine. Serena membayangkan Rendi memakai gaun pengantin Jasmine. Tapi kemudian Ia menyadari bahwa kalau Rendi benar-benar memakai gaun itu ada kemungkinan kecantikan Jasmine akan kalah telak.

Kenapa ada laki-laki yang begitu tampan sekaligus cantik seperti kakaknya. Hanya ketika Rendi bertelanjang dada Ia terlihat seperti laki-laki. Dadanya kini berubah menjadi bertambah kekar karena akhir-akhir ini Rendi mencoba mengolah tubuhnya agar terlihat lebih macho.

Next chapter