webnovel

Pernikahan kilat : istriku yang Nakal, Jangan Lari!

Atea seorang gadis muda yang suka usil dan nakal sangat menyukai tantangan. Jordan Mayor Jendral Disebuah Pangkalan Militer di Negara S, yang terkenal dingin dan tanpa ampun, cekatan serta kejam. Di pertemuan dalam perjodohan pernikahan tanpa saling mengenal sebelumnya. " iblis kecil, mau lari kemana kau. kau tidak akan bisa lepas dariku." Kata Jordan berlari mengejar istrinya yang baru saja tiba kota A. "Ingin menangkapku? Kejar kalau bisa. bleeehh... " Atea berlari menuju sebuah taksi yang berhenti di tepi jalan. sebuah tembakan tepat mengenai bak mobil itu, disaat Atea hendak masuk dan naik ke dalam mobil. "Sial! iblis tua itu masih saja sangat tampan dan kuat." Kata Atea dalam hati. "Kau tertangkap lagi, sayang. jangan coba-coba kabur." Suara Jordan disertai derap langkah kakinya yang tegas menghampiri istri kecilnya yang nakal dan suka kabur. sebuah sergapan manis sang mayor yang akan mengikat istri kecil yang nakalnya seumur hidup. "Mampus, masuk kandang buaya lagi." Kata Atea menepuk jidat sambil menoleh kearah Jordan dengan senyum kecil di sudut bibirnya. bagaimana kisah cinta mereka,....dua orang yang beda karakter dan sama-sama keras kepala. ikuti terus ya ceritanya....

Imroatul_hasanah · Urban
Not enough ratings
19 Chs

16. Mantan terindah

Bayu semakin tidak bisa menahan tawanya karena prasangka gilanya kepada sang nenek" Bayu kira mantan terindah nenek ha...ha..." ucap bayu.

"Huss... dasar bocah nakal, rasakan itu!" celetuk nenek siti dengan memukul pantat Bayu. siapa juga yang tidak kesal dengan celotehan Bayu yang konyol itu. namun nenek Siti hanya tersenyum saja.

"Ough... ampun nek... " keluh bayu sambil melarikan diri. laki-laki tampan ini sebenarnya hanya bercanda saja untuk menggoda nenek Siti. sudah lama mereka tidak bercanda Seperti ini.

"Dasar bocah nakal, sudah jadi prajurit tetap saja kelakuannya seperti anak kecil" gerutu nenek siti kepada cucu laki-lakinya itu. kemudian nenek Siti segera berjalan menuju ruang tengah untuk menerima telepon dari tuan William. jangan sampai calon mertua dari cucu perempuannya itu menunggu terlalu lama.

Nenek siti sudah sampai di depan meja telepon dan mengangkat telepon itu, tetapi sepertinya telepon itu sudah di putuskan oleh William. mungkin menunggu terlalu lama.

Nenek siti memutuskan untuk menelepon balik Willian, ia memencet satu persatu tombol yang ada di papan tombol telepon miliknya.

Tuuut... tuuut.... tuutt

suara dering telepon yang berusaha di sambungkan oleh operator.

"Hallo.... dengan siapa ini?" suara perempuan yang menerima panggilan nenek siti.

Suara itu adalah milik Sarah. Ia menerima panggilan telepon milik suaminya karena William masih ada di kamar mandi.

"Oh...ini dari nenek siti, ini pasti Sarah ya?" kata nenek siti menebak orang yang berbicara saat ini adalah ibunya Jordan dan merupakan istri dari William.

"Emm... iya. jawab sarah yang masih mengingat-ingat nenek siti yang mana ya? apa mungkin dia kenal sebelumnya?

"Kamu lupa ya, ibunya kolonel Atmadja. memang sudah lama kamu dan William tidak berkunjung kesini, Jadi maklumlah kalau lupa?" jelas nenek siti yang berusaha membuka kembali ingatan dari Sarah.

"Nenek siti... Sarah ingat sekarang. Sarah kangen sama nenek. kapan ya bisa bertemu lagi? sudah 18 lebih tahun kami tidak berkunjung?" kata Sarah yang sangat senang dan antusias menerima telepon dari ibunda teman suaminnya itu.

" Ya...jika ada waktu berkunjunglah, rumah dan alamat tetap sama tidak berubah kok. pintu rumah kami selalu terbuka untuk kalian"

" Tentu nek, kami akan berkunjung. oh..ya tadi nenek ingin berbicara tentang apa kepada suami saya? maaf dia masih di kamar mandi"

"Oh...bukan apa-apa kok, cuma tadi william telepon saya tapi saya masih di belakang jadi saat saya kembali teleponnya sudah diputuskan oleh william. saya cuma mau tanya aja kok sama dia, telepon saya ada masalah apa?"

" Oh..begitu"

" Ya sudah sarah...sampaikan saja kepada suamimu kalau nenek siti menelepon gitu saja"

" Baik nek...akan saya sampaikan"

Tut..tut..tut suara telepon di matikan.

William yang baru saja keluar dari kamar mandi" Dari siapa ma?"

" Dari nenek Siti pa, dia minta kapan-kapan kita berkunjung ke rumah beliau" jawab Sarah.

" Ide yang bagus...sudah lama kita tidak kesana, sekalian mengunjungi calon menantu kita he...he..." ucap William sambil tersenyum.

" Bagaimana kalau kita ajak Jordan pa? ya... hitung- hitung pendekatan gitu?" usul Sarah.

" good idea, i like it" jawab William.

" Jika kamu sudah setuju, baiklah...besok kita akan berangkat bersama Jordan juga ke rumah nenek Siti" ucap Sarah sambil mengancingkan baju suaminya.

" Aku sungguh tidak sabar untuk itu sayang.." gumam William.

Setelah selesai mandi William duduk santai di atas tempat tidur sambil menunggu Sarah selesai mandi.

Selesai mandi Sarah dan William turun ke lantai bawah untuk mengobrol dengan kakek Johnson perihal rencana kunjungan Mereka ke rumahnya nenek Siti, mungkin saja kakek Johnson juga tertarik untuk ikut berkunjung sekalian dengan mereka. itung-itung kakek Johnson dan nenek Siti adalah teman masa sekolah dulu.

William dan istrinya menuruni anak tangga dengan hati-hati, terlihat kakek Johnson sedang duduk sendiri di atas sofa di pojokan ruangan sedang membaca koran tadi pagi yang belum sempat ia baca.

Sarah dan William mendekati kemudian duduk di samping Kakek Johnson.

" Pa...besok kita punya rencana untuk berkunjung ke rumah almarhum Atmadja atau nenek Siti teman papa. apa papa ingin ikut serta dengan kami?" tanya William memandang Johnson dengan penuh harap.

William berharap papanya bisa ikut dan dapat membujuk Jordan untuk ikut serta juga, namun Johnson masih diam karena masih asyik dengan koran bacaannya.

" Pa..." ucap William sekali lagi.

" Apa....kamu ini pintar juga ya, bilangnya saja mau mengajak papa tetapi sebenarnya kamu cuma ingin papa bisa membujuk Jordan kan?" ucap kakek Johnson melirik ke arah William dan istrinya.

" Eh...ketahuan deh" jawab William sambil garuk-garuk kepala.

" Tenang saja, papa akan bujuk Jordan. kalian tunggu saja hasilnya besok" ucap kakek Johnson.

3 jam kemudian, di meja makan semua keluarga Johnson sudah berkumpul termasuk Jordan diantaranya. mereka duduk bersama tengah bersiap untuk menikmati makan malam bersama.

"Jordan, apakah ucapan mu kemarin masih berlaku" tanya kakek Johnson memandang ke arah Jordan dengan serius.

Jordan menghentikan sesendok nasi yang hampir masuk kedalam mulutnya dan berbalik membalas pandangan kakeknya" tentu saja, aku tidak pernah menarik kembali ucapanmu" jawab Jordan datar.

" Baiklah...jika kakek bahagia jika kamu memang serius. jadi besok kami akan berkunjung ke rumah gadis itu dan kamu harus ikut, supaya kamu bisa lebih mengenal dia, tetapi ada hal perlu kamu tahu sebelum kita kesana. biarkan ayahmu yang menjelaskan semuanya" ucap kakek Johnson.

Mendengar kata-kata kakeknya Jordan sangat kaget" Apa...besok?perlu secepat inikah. apa perlunya sampai begitunya kalian ingin menikahkan aku, gadis itu masih terlalu muda" gerutu Jordan.

" Tunggu...biar papa jelaskan dulu, kita besok hanya berkunjung saja dan satu lagi yang tahu jika kalian akan bertunangan dengan gadis itu hanya kita dan nenek gadis itu saja. sedangkan gadis itu sendiri belum mengetahuinya, ini adalah permintaan neneknya. gadis itu akan mengetahuinya setelah ia lulus sekolah supaya hal ini tidak mempengaruhi belajarnya. apa kau mengerti? jelas William.

"Oh...begitu, baiklah itu tidak masalah bagi ku" jawab Jordan santai tanpa beban, baginya bertunangan sekarang atau nanti juga tidak ada bedanya.

Bagi Jordan ini hanya seperti ia melaksanakan tugas dari atasan saja, di suruh tunangan ya tunangan saja, nikah ya nikah saja karena di sama sekali tidak ada rasa dengan gadis kecil dan tengil seperti Atea itu.

------****-------

hai readers....

Dukung novel ini dengan cara :

1. simpan di library

2.kirimkan power stone (PS)

3. tinggalkan komentar dan review terbaik

terimakasih.... atas dukungannya yang di berikan kepada karya saya. happy reading