Anna tertawa sambil melahap kue pie di pangkuannya. Remahan-remahan crush itu berceceran di rok dan lantai. Aku mengamatinya, pandangan matanya kosong, ia seperti sedang menikmati dunianya sendiri. Dunia yang tak orang lain ketahui.
"Mama!" Awan berteriak dari dapur. Kedua papanya tengah memasak bersama. Dari baunya, tercium aroma nasi goreng bumbu terasi.
"Anna. Apa kau mau ikut bergabung bersama kami di dapur?" Ia menggeleng dan kembali menatap layar televisi. Tak ada tayangan yang lucu di sana. Hanya ada berita kriminal dan politik. Aku merasa iba padanya, dan kupikir Anna seharusnya mendapatkan perawatan yang tepat dari tenaga ahli.
"Steve, bisakah kita bicara setelah ini?"
"Hmmm. Tentu saja."
"James, bisakah kamu bersama Awan sebentar?"
"Tentu saja, Darling. Lagipula kalian masih suami istri, lakukanlah semau kalian."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com