webnovel

Pernikahan Dingin

Beberapa jam setelah bertunangan: ___ Sepasang mata kecoklatan dan tajam itu tidak melepaskan Keyla dari pandangannya. Dan untuk pertama kalinya mata Stevan Antonius dan Keyla Laksama saling bertemu meski hanya untuk beberapa detik. "Apa kau terbiasa bertelanjang di depan seorang pria?" tanya Stevan menyelidik. Ia bangkit dari kursi dan berjalan ke arah Keyla yang masih terpaku. Ketika tubuh kekar Stevan mulai mendekat, tanpa sadar Keyla pun berjalan mundur. Semakin dia mendekat, Keyla terus mencoba untuk melangkah ke belakang. Dan akhirnya dibelakangnya tak ada lagi ruang untuk menjauh. Tembok itu membentang di sana. Stevan tak berbicara apa-apa lagi selain sorot mata tajam yang mengintimidasi. "Apa kau terbiasa bertelanjang di depan pria?" tanyanya untuk kedua kali lalu kedua tangannya bertumpu pada tembok untuk mengapit Keyla. "Apa kau terbiasa bertelanjang di depan pria?" tanya Stevan untuk ketiga kalinya. Dan nadanya terlihat sangat serius. Jantung Keyla tidak berhenti berdegup sekaligus takut. Sorot matanya berbeda dari sebelumnya dan tangan kirinya mencengkram pundak Keyla hingga ia meringis kesakitan. "Apapun yang terjadi, jangan pernah melepaskan pakaianmu di depan laki-laki yang bukan suamimu," lanjutnya lagi dengan nada yang tiba-tiba menjadi lebih lembut. *** Di usianya yang ke 25 tahun, Keyla dijodohkan dengan pria asing yang tidak ia kenal bernama Stevan Antonius. Pria yang dingin, tak banyak bicara dan selalu berhasil membuat hati Keyla berdebar keras. Akankah pernikahan mereka menjadi pernikahan hangat dan bahagia? Atau justru sebaliknya?

Maitra Tara · Urban
Not enough ratings
52 Chs

Dua Pria Satu Cinta

Anna tertawa sambil melahap kue pie di pangkuannya. Remahan-remahan crush itu berceceran di rok dan lantai. Aku mengamatinya, pandangan matanya kosong, ia seperti sedang menikmati dunianya sendiri. Dunia yang tak orang lain ketahui.

"Mama!" Awan berteriak dari dapur. Kedua papanya tengah memasak bersama. Dari baunya, tercium aroma nasi goreng bumbu terasi.

"Anna. Apa kau mau ikut bergabung bersama kami di dapur?" Ia menggeleng dan kembali menatap layar televisi. Tak ada tayangan yang lucu di sana. Hanya ada berita kriminal dan politik. Aku merasa iba padanya, dan kupikir Anna seharusnya mendapatkan perawatan yang tepat dari tenaga ahli.

"Steve, bisakah kita bicara setelah ini?"

"Hmmm. Tentu saja."

"James, bisakah kamu bersama Awan sebentar?"

"Tentu saja, Darling. Lagipula kalian masih suami istri, lakukanlah semau kalian."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com