webnovel

Lu Xin Menelpon

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Orang yang ada di dalam kamar pasien adalah Li Yong, ia sangat sombong karena bisa bekerja di perusahaannya dulu, tapi sekarang Yin Wushuang telah membuatnya kehilangan pekerjaan yang ia bangga-banggakan itu.

Si kembar Tao langsung berubah menjadi pucat setelah mendengar ucapan Li Yong.

Ketika fakta sudah ada di depan mata, mereka benar-benar merasa semua perbuatan yang telah mereka lakukan itu sangat bodoh.

Ternyata Yin Wushuang menggagalkan kerjasama ini karena demi kebaikan mereka, dan juga Yin Wushuang menemui Lan Hai karena ingin membantu nenek mereka melakukan operasi.

Sekarang mereka sudah melewati masa sulit mereka, nenek mereka telah berhasil menjalani operasi.

Tapi apa yang telah mereka lakukan pada Yin Wushuang?

Mereka telah iri pada kehebatan Yin Wushuang, iri karena Yin Wushuang terkenal dan salah paham pada kebaikkan Yin Wushuang.

Mereka membenci Yin Wushuang dan bekerja sama dengan grup feng mengadakan pertemuan dengan wartawan untuk menjatuhkan Yin Wushuang.

Setelah melakukan itu, mereka telah mendapatkan uang yang mereka inginkan.

Tapi bagaimana dengan Yin Wushuang?

Dimarahi, dimaki, usaha yang telah ia lewati selama ini semuanya hancur sia-sia.

Nasib Yin Wushuang menjadi seperti ini, penyebabnya itu semua karena perbuatan mereka!

Awalnya mereka merasa sangat puas karena mengira telah membalas Yin Wushuang!

Tao Lin menutup mulutnya dan menangis tersedu-sedu, ia sangat menyesali semua perbuatan yang telah ia lakukan.

Tao Hua juga merasa menyesal. Ia menundukan kepalanya ke bawah, rambutnya yang panjang terurai dan menutupi ekspresi wajahnya saat ini.

Tapi kedua tangannya menggenggam erat dan tubuhnya bergetar karena merasa menyesal.

"Kenapa?" Tao Hua membuka mulut dan dengan suara kecil berkata, "Kenapa dia tidak menjelaskan itu semua pada kami? Kenapa di hari kedua setelah kami mengadakan pertemuan dengan wartawan dia tidak menjelaskan pada kami?"

Konyolnya saat itu mereka malah bangga pada sikap mereka sendiri karena menganggap sudah memenangkan permainan.

Ia pun teringat pada kata-kata yang diucapkan Yin Wushuang sebelum meninggalkan asrama, "Lain kali, jangan mau menjadi senjata orang lain!"

Lan Hai tertawa kecil, "Apa yang perlu Yin Wushuang jelaskan? Jika dia menjelaskan pada kalian, memangnya berguna? Kalian bisa percaya padanya? Kalau kalian percaya kalian juga tidak akan mengadakan pertemuan dengan wartawan kemarin."

Kalian tahu setelah kalian mengadakan pertemuan dengan wartawan sudah tidak ada yang bisa diselamatkan lagi!

Walaupun sekarang kalian membuat status bahwa kalian telah salah paham pada Yin Wushuang, tidak akan ada yang mempercayainya juga.

Malahan mungkin masih ada orang yang mengatakan bahwa Yin Wushuang telah mengancam kalian berdua.

"Jadi… sekarang kita harus bagaimana?" Tao Hua bertanya.

Tao Lin dengan terisak-isak juga bertanya, "Bisakah kamu membawa kami menemui Yin Wushuang?"

"Tidak bisa." Lan Hai membalikkan badannya lalu pergi meninggalkan mereka, "Aku ketemu kalian di sini hanya kebetulan saja, hanya ingin kalian mengetahui fakta yang sebenarnya saja."

Setelah itu Lan Hai pergi, si kembar Tao masih terdiam di tempat.

"Kak, kita harus bagaimana?" Tao Lin menarik baju Kakaknya, matanya tampak sangat merah. Ia merasa bersalah dan sangat menyesal.

"Kak, aku seharusnya tidak usah iri padanya, jika aku tidak iri padanya mungkin tidak akan mempercayai ucapan Lu Xin."

Lu Xin adalah orang yang mencari mereka terlebih dahulu.

"Bukan, bukan Lu Xin." Tao Hua menggelengkan kepala dan berkata, "Sun Qingqing yang salah."

"Hah?" Tao Lin tidak mengerti.

"Musuh grup kita adalah grup feng, jika grup kita hancur, mereka yang akan untung. Lu Xin dan Cao Xiaoyun memprioritaskan Sun Qingqing karena dia adalah Nona di keluarga Sun... coba kamu pikir, setelah mereka mendapat surat kontrak perusahaan kemarin mereka pasti sudah tahu kebenarannya. Tapi mereka telah diam-diam dan membohongi kita, mereka takut kita akan merebut kemenangan grup mereka, sehingga rela mengeluarkan uang yang banyak untuk kita."

Tao Hua dengan suara kecil berkata lagi, "Jadi sebenarnya kita telah dijadikan senjata oleh Sun Qingqing."

"Apa?" Tao Lin melotot pada kakaknya.

Tiba-tiba HP Tao Hua bergetar, kemudian ia melihat layar Hpnya, ternyata yang menelponnya adalah Lu Xin.