webnovel

Wugarian

Perjalanan ke ibu kota akan memakan waktu dua hari.

Dan dalam dua hari tersebut, Rosalind sudah merencanakan untuk berada sebisa mungkin dekat dengan Victoria.

Dan itu berarti dia akan menangis dengan sepenuh hati setiap kali mereka berdekatan. Bagaimana mungkin dia tidak? Ibunya meninggalkannya di padang gurun ini selama lima tahun?

Karena ini, Victoria bersikeras dia tidur di kereta kuda alih-alih tidur di sebuah tenda dengan Rosalind dan Milith. Jelas, Rosalind menunjukkan mata berkaca-kaca, tapi kali ini, Victoria berpura-pura tidak memperhatikannya. Dia mengatakan kepada Rosalind bahwa dia merasa sakit dan perlu tinggal di dalam keretanya agar tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

Sekali lagi, Rosalind merespon dengan menangis.

Apa yang akan mengganggu seseorang yang belajar etiket sejak kecil?

Inilah gadis cerewet yang menangis sepanjang waktu!

Yang jadi masalah adalah, Victoria tidak bisa sekadar mencela tangisannya. Bagaimana ia bisa mencela seseorang yang begitu menyedihkan?

Jelas, Rosalind melakukan ini secara sengaja.

Dia ingin menjauh dari Victoria dan dia tahu cara terbaik untuk melakukannya adalah bersikap manja dan kekanak-kanakan di sekelilingnya. Yang jadi masalah, Rosalind tahu Victoria sudah naik darah, namun dia tidak mengatakan apapun dan tetap bersikap hangat. Victoria tidak punya pilihan selain menelan kemarahannya.

Oh. Victoria…

Rosalind harus menyembunyikan senyum di wajahnya saat dia melihat wanita itu berjalan menuju keretanya.

"Nona..." Milith memberinya sapu tangan agar dia bisa menghapus air mata palsunya. Rosalind berterima kasih kepada pelayannya dan masuk ke dalam tenda. Dia telah berkata kepada Victoria untuk sesekali istirahat karena dia tidak tahan berpergian terlalu lama. Dua hari di atas kuda sudah cukup membuatnya tidak nyaman.

Dia melakukan ini untuk menunda perjalanan mereka.

Pada awalnya, dia berpikir Victoria akan menolak, tapi wanita itu sebenarnya setuju. Ini hanya membuatnya menyimpulkan bahwa Victoria memaksakan diri karena dia membutuhkan sesuatu darinya.

Dengan pemikiran ini, Rosalind meluangkan waktu untuk menggali memorinya.

Di masa lalu, Victoria dan Dorothy datang ke sini untuk membawanya kembali ke rumah besar. Dorothy bersikap sangat manis, namun Victoria tetap sejuk seperti biasa. Sepertinya Victoria tidak ingin dia datang, tapi karena Dorothy ingin bersama dengan saudarinya, Victoria tidak punya pilihan selain membawa Rosalind kembali ke ibu kota.

Ini membuat Rosalind sangat berterima kasih kepada kakaknya.

Pada saat itu, dia bahkan tidak merasakan ada yang salah.

Sekarang dia berpikir tentang hal itu, dia merasa menyedihkan, paling tidak.

Sangat jelas. Mengapa mereka akan memperlakukannya seperti itu jika mereka tidak menginginkan sesuatu? Sekarang, dia memiliki sedikit gambaran tentang apa yang mereka inginkan, tapi dia tidak bisa membuktikannya.

Ini hanyalah beberapa asumsi.

Dia bisa menyusun dua alasan yang mungkin berdasarkan garis waktu.

Pertama adalah kunjungan tiba-tiba dari seorang Adipati dari Kerajaan Wugary di utara.

Pemikiran itu membuatnya mengerutkan kening. Pria yang dia temui di sungai itu jelas seorang Wugari. Dia tinggi dan berbadan kokoh yang bisa bertahan di salju meski telanjang. Fakta bahwa dia dapat bertahan hidup setelah ditikam oleh benda terkutuk adalah bukti cukup bahwa dia berasal dari Kerajaan terpencil itu.

Namun pria itu... tidak tampak pucat seperti yang biasa dikatakan tentang Wugarian.

Dia mengusir pikiran itu dari kepalanya.

Sekitar waktu ini, seorang Adipati dari Kerajaan Wugary akan mengunjungi Kekaisaran Aster dan meminta seorang pengantin. Dia tidak tahu rincian pasti pertemuan ini, tapi dia mendengar bahwa Adipati sebenarnya berani meminta Pengantin dari Keluarga Lux. Di sekitar waktu itu, tanpa sengaja dia mengungkapkan kepada Dorothy bahwa dia telah menerima Berkah Dewi.

Karena ini, Dorothy memberinya ide untuk merayu baron yang dia sukai sejak dia masih kecil.

Baron Jeames Sencler.

Setelah orang-orang mengetahui tentang perselingkuhan itu, mereka akan terlalu malu untuk mengirim wanita seperti Rosalind ke Adipati.

Namun, ini menciptakan masalah lain. Sekarang bahwa Rosalind tidak lagi memenuhi syarat untuk menjadi Pengantin Adipati, semua mata mulai tertuju pada Dorothy.

Dorothy tidak menerima Berkah ketika dia berumur delapan belas tahun dan kerajaan berhenti memperlakukannya seolah-olah dia spesial.

Karena inilah, banyak keluarga bangsawan menyarankan mereka mengirim Dorothy sebagai gantinya. Lagi pula, dia adalah anak pertama dan cantik dengan rambut blondnya dan wajah kecil berbentuk hati.

Hal ini membuat Rosalind hancur.

Bagaimana dia bisa membiarkan mereka membawa kakaknya?

Menyaksikan betapa sedihnya Dorothy, Rosalind setuju dengan saran saudarinya.

Dan itu adalah menjadi bayangan Dorothy.

Dorothy akan berpura-pura bahwa dia tiba-tiba menerima Berkah Dewi tak terduga. Jika ini terjadi, Kekaisaran tidak akan pernah setuju untuk mengirimnya ke Kerajaan lain. Lagipula, salah satu alasan utama mereka menjadi kekaisaran adalah karena mereka punya seseorang yang menerima Berkah Dewi.

Jadi alasan pertama yang bisa dia pikirkan sekarang adalah... mereka menginginkannya untuk menjadi pengantin Adipati itu.

Sekarang, alasan kedua.

Dia bahkan tidak tahu apakah ini mungkin, tapi dia curiga kakeknya ingin dia menjalani Kebangkitan. Jelas, ini tidak masuk akal, sebab kakeknya, patriark sebelumnya dari Keluarga Lux, tidak pernah berkata sepatah kata pun kepadanya sejak dia lahir.

Namun, aturan keluarga menyatakan bahwa semua anak akan menjalani Kebangkitan begitu mereka berumur delapan belas tahun. Mungkin mereka tidak mempedulikan tentang dirinya karena semua orang mengira Dorothy akan mewarisi Berkah. Namun, ketika Dorothy gagal mendapatkannya, mereka mulai memikirkan tentang anggota lain dari generasi Dorothy.

Rosalind memikirkan semua orang dalam generasinya, sepupunya dan sepupu keduanya. Kebanyakan dari mereka diabaikan karena Dorothy, tapi ini berubah ketika Dorothy gagal mendapatkan Berkah.

Semua orang diundang kembali ke rumah besar dan diberi dorongan untuk menghabiskan waktu bersama satu sama lain.

Untuk saat ini, itu saja dua alasan yang bisa ia pikirkan.

"Nyonya! Nyonya!"

Rosalind mengerutkan kening saat ia mendengar suara kepala ksatria. Dia tampak tergesa-gesa.

Dia bangun dan berjalan keluar tenda.

"Ada apa?" dia bertanya pada Milith, yang berlari ke arahnya.

"Nona... Wugarian."

"Hah?"

"Ya. Wugarian. Mereka ada di sini."

"Apa?"

"Wugarian sedang dalam perjalanan ke Ibu Kota dan — dan mereka membawa kepala dengan mereka?"

Rosalind menatap ke belakang Milith dan, seperti yang dijelaskan pelayan kecil itu, dia melihat kereta kuda hitam dan kuda-kuda mendekati mereka.

"Hm?" dia mengangkat alis saat pandangannya tertuju pada pria di atas kuda yang tampaknya memimpin keretanya. Dia berpakaian hitam. Sebuah senyuman sombong jelas terlihat di wajahnya, tapi yang menarik perhatiannya bukan wajah arogan pria itu, melainkan matanya yang... merah.

Bukankah ini pria yang sebenarnya menodongkan pisau ke lehernya?