webnovel

Prolog

Hal-hal yang mungkin dianggap sepintas lalu oleh beberapa orang mungkin terasa penting untuk yang lainnya. Disini aku ingin menuliskan hal-hal sepintas lalu itu, yang aku dedikasikan untuk satu-satunya orang yang bisa aku kasihi dengan tulus selain keluargaku.

Aku tidak yakin apakah aku harus menuliskan namanya disini. Karena aku tahu dia tidak akan senang dengan hal itu. Sebenarnya aku juga bukan tipe kepribadian yang nyaman mengungkapkan hal pribadi kepada siapapun. Karena ini salah satu cara agar pikiran ku teralihkan dari tindakan buru-buru seperti bunuh diri.

Sebelumnya aku sudah mencoba beberapa hal yang mungkin mampu mengalihkan ku dari hal itu. Seperti bekerja keras sampai akhirnya aku sadar hal itu malah menambah beban mental kerena aku malah harus jadi tulang punggung. Aku juga mencoba hal baru seperti menerima kenyataan dan berharap hasil yang baik, tapi nyatanya aku hampir tidak pernah berhasil dalam hal apapun, dan itu juga menambah kesakitan mental. Aku bahkan melakukan pesan terakhir kakek sebelum meninggal dengan menekan amarah dan harga diriku dengan datang ke Jember rumah orang tuaku. Dan lagi-lagi hasilnya hancur, satu-satunya opsi yang aman adalah bertahan dengan paman dirumah kakek.

Dan disinilah aku menemukan sedikit kenyamanan dengan menulis. Aku masih belum sanggup menulis sesuatu yang lebih dalam dan menyakitkan. Jadi aku putuskan untuk menuliskan tentang dia. Memang bukan kisah yang sangat menarik yang banyak adegan romantis dan bahagia. Tapi itu sudah cukup untuk sedikit mewarnai hidupku. Halaman selanjutnya aku akan menyebut 'dia' dengan 'kamu