webnovel

Berbalik

Editor: Wave Literature

Lapangan kembali sunyi, semua orang memperhatikan pemuda berpakaian hitam dengan tangan di belakang punggungnya.

Di atas panggung, senyum Xiao Zhan perlahan mengembang hingga akhirnya, dia tidak bisa lagi menahan tawa terbahak-bahaknya.

Mendengar tawa gembira Xiao Zhan, ketiga tetua saling bertatap mata kemudian menghela napas. Namun, mereka tidak berusaha menentang Xiao Yan. Kemampuan yang diperlihatkan Xiao Yan membuat mereka merasa kalah. Menaikkan 4 Duan Qi dalam 1 tahun adalah suatu prestasi yang akan membuat semua orang terkejut, yang mana anak dan cucu mereka, tidak akan bisa melakukannya.

Dengan perasaan senang, Xiao Zhan bertepuk sambil mengumumkan: "Xiao Ke zhi-er1 kalah. Semoga kau terus berlatih dengan keras!"

Di lapangan pelatihan, Xiao Ke memucat mendengar pengumuman tersebut dan kepalanya terkulai kecewa. Melihat pemuda berpakaian hitam yang tidak jauh darinya, dia teringat bagaimana dia setahun yang lalu menghina orang itu dengan memanggilnya "cacat". Sekarang setahun kemudian, si "cacat" itu jauh melebihi dirinya dan hampir mencapai jajaran tingkat atas Klan. Perbedaan sejauh ini membuat Xiao Ke kembali teringat kata-kata yang didengarnya di Aula beberapa bulan lalu: "Sampai kapanpun, jangan kau berani mengejekku hanya karena saat ini aku dalam keadaan tak berdaya."

Menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pahit, Xiao Ke bangun dengan susah payah. Membungkuk ringan pada Xiao Yan, suara Xiao Ke tidak lagi terdengar arogan: "Xiao Yan Biao-di, kau menang. Selamat atas pemulihanmu!"

Mengangguk, Xiao Yan memperhatikan seluruh lapangan dan orang-orang yang bertemu pandang dengan mata gelapnya buru-buru mengalihkan pandangan mereka dengan gugup dan gelisah.

Tatapannya terhenti pada Xiao Mei yang tengah menatapnya, Xiao Yan memalingkan wajahnya menatap orang-orang yang tidak lulus ujian dan bertanya sambil tersenyum: "Ada lagi yang ingin menantangku?"

Melihat Xiao Yan, para anggota Klan yang ingin menantang Xiao Yan sebelum Xiao Ke maju segera menutup mulut mereka dan menatap langit seolah kata-kata Xiao Yan tidak ada hubungannya dengan mereka. Tak seorangpun dari mereka ingin maju dan menjadi penantang selanjutnya.

Melihat tingkah kenak-kanakan mereka yang berpura-pura bodoh, Xiao Yan mengangkat bahu ringan dan berjalan kembali ke tempatnya.

Melihat Xiao Yan duduk di sampingnya, Xun Er tersenyum sambil memperhatikan lapangan. Sambil memainkan helai rambutnya, dia berbisik: "Xiao Yan ge-ge, tiga tahun lalu, mereka menatapmu seperti ini…"

"Tiga tahun lalu, aku sangat gembira dengan tatapan hormat dan takut mereka padaku tapi hari ini… aku tidak merasakan apa-apa." Xiao Yan menyentuh hidungnya dan tertawa.

"Xiao Yan ge-ge sudah dewasa!" Xun Er mengedipkan matanya usil.

Disebut dewasa oleh seorang gadis, Xiao Yan tidak bisa menahan tawa. Sambil mengusap kepala Xun Er, dia tersenyum. "Tidak lebih dewasa darimu. Terkadang aku merasa seperti ada monster berusia seribu tahun yang bersembunyi di dalam dirimu!"

Mendengar itu, Xun Er menatap Xiao Yan tajam sambil merengut. Tak peduli seberapa riang seorang gadis, tak akan ada seorangpun yang suka disebut monster tua.

Ekspresi merengut Xun Er terlihat begitu cantik hingga menarik perhatian para pemuda bahkan para gadis di sekelilingnya!

"Bajingan itu, benar-benar sombong…" Xiao Ning, seperti yang lain, juga tertarik pada ekspresi merengut Xun Er tapi melihat interaksi akrab antara Xun Er dan Xiao Yan, tubuhnya terbakar api cemburu. Kecemburuan itu menutupi pikirannya. Menurutnya dari semua orang yang ada di Klan hanya dia yang cocok bersanding dengan Xun Er, tapi jika diingat kembali, dia sadar apapun yang dia lakukan, Xun Er jarang menanggapinya dengan senyum. Di sisi lain, Xiao Yan, yang "cacat", selalu bisa membuat Xun Er tertawa. Hal ini membuat Xiao Ning menggertakkan giginya marah.

"Brengsek, aku akan membiarkanmu menyombongkan diri saat ini tapi ketika Upacara Kedewasaan tiba, aku akan membuatmu jatuh tak berdaya di depan Xun Er!" Mengepalkan tangannya, Xiao Ning menatap dingin pada Xiao Yan yang tengah duduk bersila.

Meskipun Xiao Ning juga terkejut dengan kecepatan berlatih Xiao Yan dalam satu tahun terakhir, dia tidak bisa mengubah sikap angkuhnya. Selain itu, Xiao Ning, yang menjadi satu-satunya lelaki di dalam Klan yang hampir bisa disandingkan dengan Xun Er, merasa terancam dari pencapaian Xiao Yan yang tiba-tiba.

Sebelum dia tumbuh kuat, aku akan memberinya pukulan tanpa ampun. Skenario terbaik adalah memukulnya hingga terluka parah dan membuatnya berhenti berlatih!

Sambil memikirkan ide-ide jahat, ujung bibir Xiao Ning tersenyum. Meskipun Xiao Yan mencapai Duan Qi 7, Xiao Ning tetap percaya diri dengan kemampuan Duan Qi 8 nya. Bagaimanapun, ada perbedaan kemampuan yang sangat besar dari setiap Duan Qi di atas Duan Qi 7!

Berbincang dengan suara rendah bersama Xun Er, pandangan Xiao Yan secara asal memperhatikan sekeliling lapangan dan menangkap senyum di wajah Xiao Ning. Berpikir selama beberapa saat, Xiao Yan menyadari apa arti senyum itu dan tersenyum sendiri, berpikir: Seseorang yang tidak bisa menyembunyikan perasaannya sama sekali tidak berbahaya.

....

Setelah Xiao Ke kalah dari Xiao Yan, tak seorangpun berani menantang Xiao Yan yang tengah duduk dan para anggota Klan yang tidak lolos tersebut mengalihkan tatapan mereka pada orang lain. Tapi setelah beberapa putaran, hanya dua orang, yang beruntung dan sudah biasa menggunakan Teknik Dou, yang mampu mengalahkan lawan mereka dan bisa mengikuti Upacara Kedewasaan.

Melihat lapangan pelatihan yang perlahan tenang, Xiao Zhan berdiri sambil tersenyum dan mengumumkan hasil tes serta beberapa pemberitahuan tentang Upacara Kedewasaan bulan depan.

Perlahan berdiri, Xiao Yan tersenyum pada Xiao Zhan yang tampak bahagia berdiri di atas panggung sambil memberikan acungan jempol pada anaknya yang hebat itu.

Tepat setelah menepuk debu dari pakaiannya, Xiao Yan mencium aroma parfum.

Mengerutkan alisnya ringan, Xiao Yan mengangkat kepalanya kemudian melihat Xiao Mei berdiri di depannya dan bertanya: "Ada apa?"

Melihat wajah tenang dan dingin Xiao Yan, keberanian Xiao Mei pun goyah, kemudian dia tersenyum paksa dan berkata: "Xiao Yan Biao-di, selamat."

"Terima Kasih." Sambil mengangguk ringan, Xiao Yan melirik Xun Er di sampingnya.

"Xiao Yan biao-di, Ayahku secara pribadi akan melatih Teknik Dou level Huang atas di Aula Teknik Dou besok. Kau mau datang bersamaku?" Xiao Mei tersenyum sambil menampilkan pesonanya kemudian menawarkan sebuah pertanyaan yang sangat menarik.

Mendengar itu, alis Xiao Yan terangkat.

Tepat ketika Xiao Yan hendak mencari alasan untuk menolak Xiao Mei, sebuah lengan putih pucat menyelinap dan merangkul lengannya.

Terkejut, Xiao Yan menoleh dan mendapati Xun Er yang tengah tersenyum.

"Maaf Xiao Mei biao-jie, Xun Er sudah mengajak Xiao Yan ge-ge untuk menemaniku ke Kota Wu Tan besok jadi dia tidak bisa pergi dengan Xiao Mei biao-jie ke Aula Teknik Dou." Mendapat tatapan tertegun Xiao Mei, Xun Er memegang lengan Xiao Yan dengan tampang penuh penyesalan.