Kiran duduk di lantai ketika dia sudah masuk kedalam kamar sambil menyandarkan punggungnya ke pintu kamar.Dia memeluk kedua lututnya.Air matanya mengalir deras,dia menangis sejadi-jadinya namun tanpa suara.
Baru saja dia merasahkan kebahagiaan setelah begitu banyak perjuangan yang dia lakukan.Akan tetapi sekarang dia harus berjuang kembali demi cintanya dan juga keluarganya.
"Mengapa kebahagiaan ini seakan tak ingin berlama-lama berada di hidupku..? Rasanya aku ingin menyerah dalam hidup ini.Dulu orang tua kandungku membuangku,mereka tak ingin memiliki diriku dan sekarang suamiku.orang yang sangat aku cintai tak menginginkanku juga,menyakitiku begitu dalam."Kiran menangis sesegukan meratapi kemalangannya.
"Tuhan,,,,sampai kapan aku harus memperjuangkan cintaku ini? hatiku rasanya sudah tak sanggup lagu.Ucap kiran lagi dengan suara bergetar.Matanya kini sudah membengkak,wajahnya sembab karena terus-terusan manangis.
Kiran berdiri dan berjalan gentai ketempat tidur.Dia merebahkan tubuhnya dan tidur sambil meringkuk dengan masih menangis.Begitu besar derita yang dia rasahkan."Kia kangen ibu,,,gumamnya dengan suara parau.
Kiran pun tertidur setelah merasah lelah menangis.dan juga sudah sangat larut malam.Dia pun lupa bahwa dia sama sekali belum makan malam.Rasa laparnya hilang digantikan dengan kesedihan yang begitu teramat dalam.
Keesokan paginya diruang kerja.Arjun terbangun.Semalaman dia tertidur sambil duduk di kursi kerjanya.wajahnya begitu kusut.
Arjun mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.Pikirannya terus saja memikirkan kiran.Entah apa yang harus dia lakukan sekarang.Matanya beralih melihat kearah jam tangannya.
"Aku harus kekantor.Aku akan menyuruh sopir buat mengantarkan tuh si putri tidur kekampusnya.Gumam Arjun sedikit tersenyum.
Arjun pun keluar dari ruang kerjanya dan berjalan naik kelantai atas.Sebelumnya di melirik sebentar kearah pintu kamar tamu.
Arjun masuk kekamarnya dan melihat Rena yang masih tertidur dengan pulasnya di atas tempat tidur.Dia begitu sangat geram melihat Rena.Ingin sekali dia naik ke atas tempat tidur itu dan mencekik leher perempuan sialan itu yang sudah menghancurkan rumah tangganya.
"Bersenang-senanglah dulu sebalum kau akan menerima akibat yang telah kau perbuat..!! Kau telah berani bermain api denganku,maka kau akan merasahkan panasnya.Ucap Arjun dalam hatinya dengan tatapan mata yang begitu dingin.Arjun kemudian berjalan kembali ke arah lemari pakayannya.Mengambil pakayan kerjanya dan segera keluar lagi dari kamar itu.Dia pergi kekamar kiran yang pernah gadis itu tempati.
*****
Setelah selesai bersiap Arjun keluar kamar.Saat itu juga dia berpapasan dengan Rena yang baru saja keluar kamar.
"Pagi sayang,,,,ucap Rena sambil tersenyum melihat Arjun.
"Cih,,!! menjijikan.kata Arjun langsung pergi meninggalkan Rena.Namun Rena mala semakin tersenyum lebar dan mengikuti Arjun turun kelantai bawah.
Arjun duduk di kursi meja makan.Mba ayu pun langsung menyuguhkan teh hangat untuk Arjun.Tak lama Rena juga sudah duduk di meja makan di samping kanan Arjun.
"Siapin teh hangat untuku juga!! ingat gulanya di ujung sendok saja!! perintah Rena sambil mengambil roti tawar yang sudah tersedia di atas meja.
"Baik non,,,,mba ayu mengangguk.Mba ayu yang ingin pergi kedapur berbalik lagi kerena Arjun bertanya padanya.
"Kiran mana mba,,? tanyanya sambil melihat ke arah mba ayu.
"Tadi masih pagi-pagi sekali non kiran pamit katanya udah mau pergi kekampus tuan.Jawab Mba Ayu dengan sopan sambil menundukan kepalanya sedikit."Saya kedapur dulu tuan,,,
Arjun mengangguk saja.namun pikirannya sedang memikirkannya kiran istrinya.Dia merasah sangat khawatir dengan keadaan gadis itu.
Sedangkan Rena sudah merasah kesal melihat Arjun yang begitu sangat khawatir terhadap kiran sambil memakan roti di tangannya.
Di dapur mba ayu sedang mengomel-ngomel karena merasah tak suka dengan keberadaan Rena."Main nyuruh-nyuruh aja seenak jidatnya.kaya dia saja pemilik rumah ini.Non kiran saja tak pernah main nyuruh-nyuruh para pelayan dirumah ini.Dasar ya tuh si perempuan pelakor..mudah-mudahan nyonya besar datang kerumah ini biar nyonya marahin tuh si perempuan gak waras itu.
pelayan lain yang berada di dapur bersama mba ayu setuju dengan perkataan mba ayu."Iya aku setuju mba,,,mudah-mudahan aja nyonya besar bisah datang kerumah ini.Aku sangat kasihan liat non kiran."Kata nina sala satu pelayan dirumah itu yang umurnya lebih mudah dari mba ayu.sekitar 25 tahun.
Tak lama terdengar suara Rena yang berteriak dari arah ruang makan.
"Pelayan,,,,mana teh aku? lama banget sih.
Mba ayu dengan cepat menyiapkan teh hangat yang di suruh oleh Rena."Aku antarin ini dulu ya,,entar nenek sihir itu marah-marah lagi.ucap mba ayu.
Nina mengangguk sambil tertawa pelan.Begitu mba ayu sampai di ruang makan Arjun langsung berdiri dan berjalan pergi tanpa berbicara sedikitpun.
Rena mencibir karena kesal melihat Arjun yang seperti tak menganggapnya ada.Sedangkan mba ayu tertawa puas di dalam hatinya melihat kekesalan di wajah Rena.
"Ini non teh nya,,,mba ayu meletakan gelas teh itu di depan Rena.
"Kau saja yang minum,,!! ujar Rena dengan wajah kesal dan segera pergi meninggalkan meja makan.
Melihat itu mba ayu langsung tertawa dan mengambil gelas teh tadi kemudian meminumnya."Mau bazir kalau di buang,kan baru aku bikin.Rasain tuh,emang enak di cuekin sama tuan Arjun,,hahaha..." ucap mba ayu dan kembali lagi masuk kedapur dengan gelas teh ditangannya.
😊😊😊😊😊