Walau ia mencoba sabar, tetapi di dalam hatinya ia mendidih tentang hal itu. Menyesal juga ia bahwa ia tidak menyadarinya sebelum akhirnya mereka menikah dan bahkan sekarang beranak satu, yang bahkan sudah kelas 3 SMA. Baru sekarang dengan Teguh di tempat kejadian, ia menyadari betapa kurang pengetahuan dirinya mengenai Maher. Jujur saja Vicky tidak pernah kekurangan apa pun. Mereka punya uang, hanya saja ia hanya bisa membelanjakannya untuk apa yang Maher setujui saja.
Sebelumnya ia sempat berharap one-night-stand dengan Cahyo yang baru dikenalnya akan berlanjut. Tapi, ah orang itu memang terlalu tinggi baginya. Seorang direktur perusahaan properti besar pasti akan dengan cepat mengabaikannya setelah ia mendapat kenikmatan yang ia mau. Orang macam itu mungkin malah mencampakkannya ketika tahu dirinya hanya seorang SPG. Oleh karenanya, biarlah kenangan itu jadi milik masa lalu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com