webnovel

Perjalanan SULUK di Jalanan 21 Hari # Part. 05

HARI KE SEMBILAN BELAS

Arjuna berjalan kembali menyusuri jalan yang banyak kerikilnya. Kalau tak hati-hati dia pasti akan luka dan kaki palsunya pun sudah banyak yang robek telapak nya karena kena batu kerikil dan panas aspal.

Dia sampai dimesjid Jamii Pabuaran sekitar jam 7 malam dan langsung berwudhu dan mengganti pakaiannya dulu sebelumnya. Masuk dan sholat maghrib yang belum ditunaikan. Selesai dzikir lanjut ke sholat Isya berjamaah.

Arjuna selalu selesai paling akhir karena dia harus melakukan waqiahan dan baca surat Khafi.

Setelah semua selesai lampu dalam sudah mati dan keluar marbot mesjid itu dan bicara dengan Arjuna,

”Pak baru keliatan, darimana tadi jalan?” tanyanya.

“Dari Barat pak, oh iya gimana kabar?”sehat pak?” tanya Arjuna.

“Alhamdulillah pak,” katanya.

“Yuk keluar kita ngobrol tempat pak Dadang,” katanya.

“Ayuk...,”sahutku.

Mereka berdua keluar, dan Arjuna mengeluarkan rokok dan menawarkan kepada pak wahyu untuk merokok, dan dia ambil sebatang.

“Rokok ada terus pak?” tanyanya.

“Yah Kalau ada ya ada Kalau gak ada jangan dicari pak, nanti juga ada lagi,” kataku.

“Assalamualaikum pak dadang, gimana ramai?” tanyaku.

"Alhamdulillah ada ajah yang beli pak,” katanya.

"Mas wahyu pake cabe berapa?” tanya pak Dadang ke pak wahyu

“Cabe 2 ajah deh pak,”jawab pak wahyu.

“Kalau pak Arjuna cabe berapa?” tanyanya padaku.

“Oh dibuatkan nih pak?terima kasih sebelumnya, saya 3 saja pak cabainya,” kataku.

Kemudiam istrinya pak Dadang membuatkan ketoprak untuk Arjuna dan Pak wahyu. Pak wahyu nanya,

”Pak kemaren sebelum dari barat bapak kemana kok gak keliatan lama sekitar 2 mingguan ya pak?” tanya pak Wahyu.

“Ya sekitar segitu pak Wahyu, saya ke kuningan terus balik sekitar hari ke 12/13, begitu pak dan dua hari yang lalu saya sampai disini, jalan memang sehat pak."

Akhirnya Arjuna dan pak wahyu makan bersama di kursi yang sudah disediakan oleh Pak Dadang, dan mereka berdua pak Dadang dan istrinya bekerjasama melayani pembeli yang mulai banyak, ada yang malam disitu dan ada yangdi bawa pulang.

Setelah selesai Arjuna memberikan rokok ke pak Wahyu dan mereka berdua merokok dan saling bercerita. Sosok pak Wahyu adalah salah satu marbot mesjid tersebut yang biasanya juga ditemani oleh 2 / 3 orang lagi untuk merawat dan memelihara kebersihan dari Mesjid Jamii tersebut. Setiap pagi hari pak Wahyu menyapu dan mengepel semua lantai mesjid yang cukup lumayan karena dua lantai juga.Kalau marbot yang satunya membersihkan bagian luar seperti halaman dan taman mesjid. Jadi memang pak Wahyu tidak bisa sendirian melakukan nya

Ada yang sangat menyentuh saya, kondisi pak Wahyu sebenarnya juga punya kebutuhan khusus karena salah satu matanya tidak bisa melihat tetapi salutnya tanggung-jawab nya sebagai marbot bagian bersih-bersih di dalam mesjid dilakukan dengan baik tanpa melihat berapa dia digaji.

Tiba-tiba hujan agak deras dan saya tetap disitu hanya agak minggir masuk ke dalam jadi dibawah atap bangunan yang baru direnovasi itu. Hujan lumayan lama, kadang kecil kadang lebat sekali, sepertinya banyak air yang ditumpahkan ke bumi oleh Sang Pencipta.

Arjuna sengaja tidak masuk ke dalam karena sepi pedagang dan mulai pulang dan Arjuna tidur di emperan toko yang direnovasi itu dengan sambil meringkuk karena dingin.

******

HARI KE DUAPULUH

Setelah pujian-pujian dari dalam mesjid terdengar keluar, Arjuna masuk ke mesjid dan mengambil wudhu.

Dia sholat Tahiyatul masjid dulu dan melanjutkan dengan dzikir dan bersholawat. Setelah sholat Subuh berjamaah Arjuna nongkrong di teras mesjid, eh di dalam tas kresek yang dia letakkan di pojok mesjid ada sesuatu, seperti makanan kue gitu, dibuka taunya beberapa potong cakwe dan pisang coklat.

' Alhamdulillah kok ada yang ngasih rejeki, kayaknya bapak jualan cakwe di smping pintu mesjid itu yang kasih ' pikir Arjuna. Dimakanlah beberapa potong cakue dan pisang coklat didalamnya. Tidak banyak tapi membuat Arjuna bisa terisi perutnya.

Dia keluar dan mengarah duduk di depan trotoar pasar, disana banyak orang berjualan dan banyak juga deretan angkot yang mengarah ke kuningan yang arahnya sama dengan kemaren Arjuna berjalan. Beberapa kali supir angkot klakson dan mengajak Arjuna naik tapi dia gak boleh naik angkot kudu jalan kaki.

Begiti dia menoleh ke kiri ada sosok wajah yang melihat Arjuna ternyata penjual nasi uduk, dia melambaikan tangan ke Arjuna,”sini pak..,”panggilnya.

Kuberjalan ke arahnya sambil merokok agak ke dalam pasar memang tapi masih dipinggir jalan juga

“Ya ada apa pak?, kata Arjuna.

“Sudah sarapan belum?” katanya

“Sudah tadi makan cakue semalam beberapa potong,” kataku.

“Maksudnya nasi pak? Kalau cakue mah hanya untuk boongin cacing. Orang Indonesia Kalau belum makan nasi belum makan katanya pak,”sahut dia.

“Hhmm gitu yaa, iya juga sih pak, memang kenapa pak?” tanyaku.

“Nasi Kuning ya pak, nasi lengko nya abis!” katanya.

“Oh iya pak boleh, terima kasih sebelumnya yah pak, semoga bapak mendapatkan balasan dari Allah,” kataku.

“Aamiin...pedes gak pak?komplit ya?, tenang pak spesial buat bapak. Soalnya dua hari lalu saya panggil bapak gak denger dan bapak langsung jalannke arah sana,” katanya sambil menunjuk arah barat.

“Iya pak, cuma jalan dua hari pulang pergi, paling beson saya sore arah pulang soalnya sudah 21 hari besok.” kataku.

“Bapak musafir 21 hari gitu?kuat pak jalan kaki?” katanya.

“Ya buktinya saya kuat pak karena Allah,” kataku.

“Pak nambah yaa, ini dikit lagi abisin nasi nya, lauk juga masih ada ini pak lumayan, cuma kerupuk nya ajah abis,” katanya. Karena dia langsung meyodorkan nasi yang sudah disendok nya maka Arjuna sodorkan piring yang masih ada nasi nya walaupun sedikit. Kemudian dia tambahkan lauk nya dihabiskan.

“Alhamdulillah saya bisa menjamu bapak, besok pagi Kalau masih disini sarapan disini lagi ya pak,” katanya.

“Ya Insha Allah pak, semoga barokah semuanya...,” kataku.

“Aamiin ..,”jawabnya.

“Ini pak minumnya...,” katanya.

“Iya pak terima kasih,” kataku.

***

Siangnya Arjuna hanya mutar-mutar saja di daerah itu dan kembali ke mesjid pabuaran sekitar jam 9 setelah sholat Isya di desa sebelah.

Arjuna masih capek dan beristirahat disana mengganti baju Ngedannya dan tiduran seSebentar disana.

Mungkin beberapa orang pedagang yang pernah liat Arjuna masuk ke mesjdi ada beberapa pedagang yang masuk membawakan makanan, seperti penjual cakue, penjual bakso dan tak lupa pak Dadang masuk ke mesjid sambil bawa ketoprak tapi sudah dibungkus.

“Waduh pak jangan repot-repot saya mau tinggal tidur pak tadi pak bakso sudah kasih bakso ke saya, pak Hasan kasih cakue ke saya, ini masih ada piscok nya,” kata Arjuna sambil menunjukan kantong plastik isi piscok 3 potong lagi.

“Ya gak papa mungkin bapak nanti lapar pas malam dan bisa makan lagi,” kata pak Dadang.

“Ya sudah terima kasih pak Dadang, merepotkan, semoga dibalas oleh Allah pak Dadang,” kataku.

“Aamiin...ya sudah saya keluar dulu ya pak, mau cuci piring tadi alhamdulillah banyak yang makan disini,” kata beliau.

“Ya pak silahkan...semoga tambah banyak pembelinya dan habis ludes ketopraknya,” kataku.

Arjuna kembali tiduran sambil berdzikir dan memutuskan memejamkan matanya.

Bangun sudah jam 3 karena hujan deras dan dingin sekali, dipejamkan matanya melanjutkan tidurnya.

****

Tak terasa abis subuh kok badan capek sekali dan setelah membaca dzikir dan baca surat Al-Khafi, Arjuna keluar mesjid untuk melihat-lihat pagi ini. Abis hujan tadi malam yang deras membuat udara masih terasa dingin.

' Enak kayaknya nih jalan pagi keliling ke Waled terus ke Ciledug balik lagi ke sini langsung arah pulang jadi tidur ditempat lain saja' pikir Arjuna.

Begitu dia lihat ke kantung kresek nya dia ingat dengan bungkusan ketoprak yang diberikan pak Dadang tadi malam. Begitu dia buka dia rasakan basi tapi tak papa basi juga makanan yang harus dia makan pagi ini agar barokah. Setelah

Setelah itu dia langsung ganti baju sholat nya ke baju Ngedan dan berangkat ke arah selatan, dan baru saja keluar 10 meter ada yang manggil dia.”Pak..kok gak mampir, sudah saya tungguin. Sudah saya siapkan itu nasi lengko".

“oh iya pak, maaf tadi saya sudah makan ketoprak yang tadi malam dikasih, saya baru sempat makan tadi sebelum berangkat, jadi sudah lumayan kenyang pak,” kataku.

“Ya sudah Kalau gitu dibungkus ajah ya pak buat makan siang,” katanya sambil dia berbalik ke gerobaknya dan membungkus nasi lengko dan seplastik aiir teh”.

“Terima kasih pak, semoga kebaikan bapak dibalas oleh Allah,” kataku.

"Aamiin...,” katanya.

Abis itu Arjuna berpamitan dan melanjutkan perjalanan. Setengah har saja sudah sampai Ciledug tapi gak ke kota nya dan belok balik arah ke Pabuaran kemudian belok ke arah utara kembali ke majelis.

Sampai disuatu mesjid agak lama sore hari Arjuna berhenti untuk menonton bola kaki dan sampailah adzan maghrib, dan masuklah ke mesjid yang besar itu. Ganti baju ke baju sholat dan berjamaah. Setelah selesai dzikir Arjuna keluar dan duduk diluar sambil nerokok.

Tiba-tiba imam sholat magrib tadi menegur,”maaf mas bukan jamaah sini ya?asal dari mana?” tanyanya.

“Saya dari sana pak ini lagi arah pulang karena besok hari ini selesai lelaku ngedan saya,” katanya.

“Oh saya ingat kemaren juga ada dua orang masih muda katanya dari jawa timur. Mereka ijin bermalam di mesjid ini beberapa minggu lalu. Kayak nya mas sama ya, satu majelis?” kata dia.

“Mungkin pak tapi saya belum kenal sama mereka,” kataku.

“Nanti abis Isya tinggal saja disini kan besok pagi bisa jalan ke majelis dekat!” katanya.

“Ya pak terima kasih sebelumnya,”balas Arjuna.

Setelah sholat Isya berjamaah dan dzikir, pak imam mendatangi Arjuna,”mas kan belum makan, yuk kita ke depan,” katanya.

“Oh iya pak, mari"* kata Arjuna.

Mereka berdua berjalan keluar mesjid dan menyeberang jalan disitu ada tukang bakso mang Udin, dan pak imam memesan bakso dan nasi buat Arjuna.

Mang Udin segera membuatkan bakso dan menyiapkan nasi sepiring.

“Mari mas dimakan, minumnya teh atau apa?” tanya nya.

“Terserah saja mang,” kataku.

“Ya, sudah selamat makan mas,” katanya.

“Pak gak ikut makan bakso?” tanya ku.

“Oh silahkan mas, saya sudah makan tadi,”kan mas lapar sekali pasti,” katanya.

“Hehehe .ya begitulah pak,” kataku.

Arjuna makan dengan lahap sambil diajak ngobrol sama pak Imam.

“alhamdulillah pak terima kasih sebelumnya dan kebaikan bapak dibalas oleh Allah berkali-kali lipat.

“Aamiin...,” katanya.

Setelah itu Arjuna menghisap rokok sebatang, dan pak imam katanya gak merokok. Kemudian pak Imam yang diketahui namanya pak Jayadi itu pamit pulang ada keperluan. Dia itu kata pak Udin adalah Guru SD di sekolah samping mesjid itu.

Setelah selesai merokok Arjuna masuk ke mesjid lagi dan melakukan Dzikir Waqiah seperti biasa.

Mesjid itu gelap dan karena tidak banyak lampu diluar jadinya terkesan agak menakutkan...Hahahahaha.

Arjuna keluar mesjid untuk sekedar jalan-jalan melihat pasar malam diseberang sana nya mesjid dan katanya setiap bulan.

hanya satu kali karena masa pandemi dan tidak boleh lama hanya sampai jam 9 malam.

Melihat-lihat jalanan dan Arjuna mulai mengantuk dan kemudian dia melihat pom bensin yang pernah dia inapiy dan sekitar jam 11 malam dia kembai ke tempat dulu dia tidur dan langsung tidur tanpa lama-lama.

Subuh terdengar adzan subuh dan akhirnya Arjuna bangun dan perginke mesjid untuk sholat subuh berjamaah, kemudian melanjutkan dzikir dan langsung berganti baju Ngedan nya lagi dan dia langsung melanjutkan perjalanan ke arah majelis.

Tak banyak istirahat, Kalaupun istirahat Arjuna selalu sebentar karena sudah ingin pulang dan berkumpul di majelis dengan teman-teman santri.

Sampainya di majelis, Arjuna mengucap salam,

”Assalamualaikum....,” sahutku.

“Waalaikumsalam...Eh pak Arjuna, alhamdulillah sampai juga kirain gak mau pulang kecantol janda di jalan,” kata mas no salah satu santri mukim disana.

“Wah ya nggaklah mas...,” kataku sambil berpelukan.

“wah pak Arjunau...selamat pak kembali dari Ngedan nya...gimana pak dijalan?” tanya pak nas dari palembang.

“Halo pak nas...kok disini?lagi kholwat yah?, alhamdulillah akhirnya nyusul kemari...!!” kataku.

Banyak santri yang sedang lelaku kholwat bilik 21 hari menyalami Arjuna dan pelukan tanda persaudaraan.

“Yah iya dong beb...hehehe...,” kata Pak Nas.

Beberapa santri pada banyak yang menyiapkan makan, kue, kopi dan rokok.

“Ini semua barang langka di jalan...,” kata mas Tok.

“Ya langka Kalau dicari mas..Kalau gak ya datang sendiri, Alhamdulilah Kalau makan dan rokok saya katakan gak kurang walaupun gak lebih. Tapi Kalau kopi ya jarang ngopi, kadang kasih makan gak kasih kopinya..hahaha,” kataku.

“Wah enak donk...saya yakin sih Kalau bapak yang ngedan pasti banyak yang kasih makan,” kata pak nas.

“Ya gak juga pak, Kalau dicari-cari gak dapet malahan hahaha...,” kataku.

“Pak dongkrak dulu ya soalnya dari jalan nanti banyak bawa kado"* kata mas Kinul juga dari palembang.

“Ya mas...hayo,” kataku.

Setelah dongkrak Arjuna mandi dan melanjutkan istirahat sambil sarapan dan ngopi juga ngudud.

“Eh pak Arjuna.,”t iba-tiba mas Pujangga datang dan kami bersalaman dan berpelukan.

“Gimana pak kapan sampai dan di jalan apa gak ada masalah dengan lokdown?” tanya nya.

“Ya memang mas di jalan banyak ditutup jalan-jalan, gang-gang dan kompleks,” kataku.

“Arah mana pak ngedan nya?” tanya dia.

“Arah Selatan mas, Kuningan terus balik lagi saja, gak tau jalan ke sana nya,” kataku.

“Oh gituy enak ya dingin dan gak panas aspalnya?”sahut dia.

“Kalau dingin pasti mas, saya sering kedinginan diluar Kalau malam soalnya angin nya juga keras, Kalau gak ada angin mungkin gak terlalu dingin,” kata Arjuna.

“Oh sudah sarapan belum?” katanya.

“Sudah mas,” kataku.

“Ya sudah istirahat ya pak..selamat sudah sampai lagi disini, nanti malam cerita ya pengalamannya,” kata dia.

“Ya mas.." kataku.

Arjuna langsung ke tas nya dan mengambil gawai nya dan menghidupkan nya ternyata banyak sekali Pesan yang masuk.

***

Note. Terima kasih Para Pembaca yang setia! saya harapkan kalian berikan Komen di setiap bab dan berikan Like dan jadikan Novel saya ini di dalam perpustakaan anda! Kami akan selalu mendoakan kalian selalu sehat dan dalam Lindungan sang Pencipta, Aamiin...

PERJALANAN SANG SALIK KAKI PALSU

By . SKI