webnovel

Chapter 22

Disisi lain Dirgan bergegas menuju rumah sakit mencari Raka, tak peduli seluruh guru melarangnya pergi ia bersikeras mencari sahabatnya itu. Ada penjagaan ketat yang dilakukan orang tua Raka didepan pintu kamar rawat nya, Dirgan berusaha untuk menerobos masuk namun penjaga tak mengizinkan.

"Bilang sama Raka kalau gue yang mau ketemu pasti dia bakal izinin gue masuk." Ucap Dirgan kepada para penjaga.

Penjaga tersebut langsung menanyakan hal itu kepada Raka dan benar saja Dirgan diizinkan masuk ruangan.

Melihat Raka yang terbaring lemah di tempat tidur menyayat hati Dirgan. Dirgan mencoba mendekati Raka, namun sahabatnya menyuruh Dirgan berhenti sejauh 1 meter sebelum tempat tidur miliknya.

"Kak, lo gak bisa sejahat itu sama Alysa, dia salah apa sama lo? Dia ngedorong lo juga karena dia gak mau lo bunuh gue dan nanti lo dipenjara. Dia juga gak nyuruh orang buat nabrak lo, lo harus percaya Alysa Ka, gue mohon cabut tuntutan lo sama Alysa." Pinta lelaki itu dengan penuh harap.

Raka masih terdiam dan enggan menjawab ucapan Dirgan, karena sakit hati yang ia rasakan atas penghianatan yang Dirgan lakukan dibelakangnya.

"Denger gue, Alysa gak salah. Gue dari awal emang deketin Alysa dan gue juga mau jujur sama lo waktu itu cuman keburu lo duluan yang jujur jadi gue gak mau lo sakit hati, tapi nyatanya cara gue yang diem – diem malah berujung kaya gini. Seriously dia gak salah, plis kasian nyokapnya." Lagi – lagi Dirgan memohon kepada Raka.

"Sengaja Alysa doang yang gue laporin, biar lo gak bisa bersatu sama dia dan lo bakal tersiksa liat Alysa kaya gini." Balas Raka.

"Jadi itu yang lo bilang sayang sama Alysa? Dengan cara ngerenggut kebahagiaan dia? Biadab lo Ka.."

Satu gelas berhasil Raka pecahkan dengan teriakan yang lumayan kencang, kini penjaga mulai masuk untuk membawa Dirgan keluar.

"Kalau lo mau Alysa bahagia, suruh Alysa milih gue dan ninggalin lo maka gue bakal cabut tuntutan gue." Ucap Raka.

Dirgan yang diseret keluar melepaskan genggaman para penjaga. "Gue bisa keluar sendiri."

Lelaki itu langsung bergegas ke kantor polisi untuk menemui kekasihnya, ia hanya mendapatkan jam besuk tahanan selama 5 menit dan waktu itu digunakan Dirgan sebaik – baiknya. Melihat kekasihnya yang sudah sangat lelah dan sangat down lelaki itu langsung memeluknya, pelukan itu dibalas oleh Alysa dengan tangis yang menjadi.

Dirgan mengajak kekasih nya untuk duduk karena ada yang ingin lelaki itu bicarakan.

"Sa, aku harap kamu mau dengerin aku. Raka kasih penawaran kalau kamu mau pacarana saama dia tuntutannya akan dicabut-" Belum selesai laki – laki itu bicara alysa sudah memotongnya.

"Aku gak mau Ka." Timpa Alysa.

Kini Dirgan mulai memegang tangan kekasihnya. "Sayang dengerin dulu, untuk sementara waktu aja sampe aku berhasil ngumpulin bukti kamu gak bersalah. Plis ini demi kamu, Mama, demi aku. Gak akan lama ko Sa.. Aku gak bisa kalo harus liat kamu dipenjara."

Alysa hanya bisa menangis menanggapi ucapan Dirgan dan lelaki itu masih memohon kepada kekasihnya. "Sayang, aku janji pasti aku temuin bukti itu, tapi kamu harus ikutin cara ini."

Alysa hanya mengangguk, walaupun itu hal yang akan sangat sulit ia jalani, berpacaran dengan orang yang melukainya. Dirgan yang melihat gadis itu menuruti apa yang lelaki itu ucapkan langsung memeluknya sebelum waktu habis.

"I promise we will be together again." Janji dirgan.

Kini Dirgan menghubungi Miko untuk membantu Dirgan dan Alysa dalam kasus ini, Miko mengiyakan permintaan lelaki itu meskipun mereka baru mengenal namun sepertinya Digran sudah menaruh kepercayaan penuh terhadap Miko.

"Satu – satu nya bukti cctv café Pelangi, tapi gue takut Raka udah ngilangin bukti itu." Ucap Dirgan.

"Kalau supir mobil?" Tanya Miko.

"Cukup susah, dia pasti udah di sogok sama keluarga Raka karena kalau supir mobil itu jujur mungkin dia juga bakal dipenjarain karena tabrak lari." Jawab Dirgan.

Dirgan dan Miko menuju café Pelangi untuk mencari bukti cctv, namun depan café sudah tersedia plang bahwa tempat itu pindah dan café dijual. Dirgan semakin emosi seluruh bukti telah Raka hilangkan, kini lelaki itu tersungkur lemah.

"Kita bisa cari tau kemana café Pelangi pindah, lo harus tetep tenang. Kita pulang dulu sekarang." Ucap Miko sambil mengajak lelaki itu pulang, tetapi mereka bertemu Mama Alena tepat di depan café.

Mama dari kekasihnya menceritakan bahwa dirinya berusaha mencari bukti agar Alysa bisa dibebaskan, tapi Dirgan memberitahu bahwa bukti itu akan sulit untuk didapat.

Mama Alena langsung lemas tak berdaya, Dirgan dan Miko langsung membawanya pulang kerumah.

Miko berencana untuk menjaga Mama Alena agar Dirgan bisa beristirahat dirumah, apalagi dengan wajah Drgan yang masih memar.

Esoknya di rumah sakit, Raka ingin menemui Alysa, gadis itu dikawal oleh 2 orang polisi wanita. Saat masuk, Raka hanya ingin berbincang berdua dengan gadis itu dan Alysa pun menyetujuinya. Alysa sangat sedih melihat kondisi Raka, namun gadis itu pun kecewa atas apa yang lelaki itu lakukan kepada dirinya.

"Kenapa kakak jahat sama aku?" Tanya gadis itu.

Raka hanya terdiam menatap Alysa, melihat gadis yang ia sayangi memakai baju tahanan rasanya sangat menyiksa namun itu adalah salah satu dari bagian rencana Raka. Dan gadis itu mengalihkan pandangannya.

"Gue ngelakuin ini karena sayang sama lo." Jawab Raka.

"Dengan memenjarakan aku itu yang kakak bilang kakak sayang sama aku?" Kini gadis itu mulai mendekati Raka.

"Dengan cara kayak gini belum tentu bisa buat aku sayang sama kakak, asal kakak tahu aku malah jadi benci sama kakak." Alysa menghela nafas panjang.

"Oke jadi apa mau kakak sekarang?"

"Simple Sa, lo jadi pacar gue dan semua penderitaan lo kelar."

"Oke fine aku mau jadi pacar kakak, itu kan yang bikin kakakseneng?" Jawab gadis itu sambil melangkah untuk keluar dari ruangan Raka.

Namun Langkah gadis itu terhenti sebentar. "Pastiin kakak bakal ngehapus nama baik aku dan kak Dirgan." Dan gadis itu keluar ruangan dengan segera.

Alysa dibawa kembali kedalam tahanan dan Dirgan dirumah mencoba terus mencari keberadaan tentang café Pelangi yang pindah, namun masih belum juga ia menemuinya. Di sisi lain Miko berusaha mencari tahu siapa yang menyebar serta mengedit video Alysa dengan Dirgan, karena kebetulan Miko adalah hacker yang handal.

Ia berhasil menemukan orang itu yang menggunakan fake account untuk menyebarkan berita, didalam fake account dia lupa untuk menyembunyikan gmail miliknya.

Miko mulai mengecek keberadaan pemilik gmail itu nyatanya itu dibuat di daerah Jakarta. Ia mencoba menghubungi gmail itu menggunakan fake account juga dengan alih – alih ia juga membenci Alysa dan mempunyai informasi yang lebih menarik dari itu. Dan benar pemilik fake account itu terlalu mudah dibodohi dan mereka berencana untuk bertemu di taman kota, rencana ini dilakukan tanpa sepengetahuan Dirgan.

Miko langsung menuju taman untuk mencari keberadaan dia, terlalu banyak orang di taman hingga Miko kesulitan untuk menemukannya. Lelaki itupun menanyakan keberadan dirinya lewat pesan gmail dan ternyata dia belum datang, sekitar 15 menit ia akan sampai di taman kota. Tak lama dari itu ada pesan gmail masuk.

Fakefriend.gmail.com

'Gue di taman kota, gue cewe dan gue pake baju seragam SMA Kenanga.'

"SMA Kenanga?" Gumam Miko terheran sendirian.