webnovel

Baba 1 " Pertemuan"

Rina Elvin Putra gadis cantik yang hidup dengan keluarga Yang sangat berantakan. Saat ibunya Raya FeliCa pergi meninggalkan dia dan ayahnya untuk memilih hidup dengan pria lain yang bergelimang harta. Sedang kan Delli Putra ayahnya hobby dengan dunia malam, minuman dan perjudian.

Rina yang masih duduk di bangku sekolah kini harus berjuang untuk hidup sendiri, terlebih lagi Rina tak ingin putus sekolah.

Rina saat pulang sekolah dia menyempatkan diri untuk bekerja part time untuk mengumpulkan pundi-pundi dollar untuk kebutuhan hidupnya.

Rina menjalani hidup nya yang sangat sulit. Bahkan terkadang dia harus menahan air matanya agar tidak di anggap remeh oleh orang-orang. Rina selalu mendapatkan perundungan dari temen temennya yang menganggap dirinya rendah.

Semua Rina tepis dengan menjadi perempuan yang keras

Sifat lembut dalam diri nya dia kubur hanya untuk mempertahankan dirinya.

Setiap hari Rina harus melihat pemandangan ayahnya dengan perempuan lain dengan tubuh telanjang di ruang tamu mereka. Seakan semua tempat menjadi tempat ayahnya bermain, seluruh pakaian dua manusia itu berserakan dimana-mana.

Menjijikkan sekali, umpat Rina yang paginya merasa terusik saat hendak berangkat ke sekolah. Sekolah tingkat high school akhir semester.

Rina berangkat menggunakan motor biasa yang dia dapat dengan jerih payahnya sebagai part time pengantar makanan.

Saat sekolah Rina terkenal karena parasnya yang cantik. Terlebih lagi Rina menjadi ketua basket di sekolahnya. Rina termasuk orang orang yang beruntung masuk dalam sekolah elit ternama di Amerika karena kepintaran yang Rina miliki.

Seperti biasa setelah pelajaran sekolah Rina bergegas menuju cafe tempat dia bekerja.

Kafe yang selalu ramai pengunjung. Rina setelah sampai di cafe itu segera bergegas mengganti pakaiannya. Kemudian mulai mengantar satu persatu makanan yang sudah di pesan.

Jalanan selalu menjadi sahabat terbaiknya. Bergumam sendiri sambil mengungkapkan kelelahannya dalam kehidupan sekarang kepada angin.

Tumben jalanan ini rame,, ada apa yah? Gumam Rina dalam hati

Rina menatap jalanan yang biasa dia lalui macet.

Kalau seperti ini lama lama aku telat mengantar makanan ini. Akhirnya Rina harus melewati jalanan yang sepi.

Hufft,,, terpaksa aku harus lewat jalan itu,, ucap Rina yang kini membalikkan motor nya dan melenggang menjauhi lokasi itu.

Rina membawa motor itu dengan cepat. Tapi hari ini mungkin hari paling buruk bagi Rina, bagaimana tidak saat Rina ingin berbelok tiba-tiba sebuah mobil mewah Cadillac one menabrak motor nya dari belakang.

,,,Aaaaaahhhkkk My Good,,,

Pekik Rina saat mobil itu menabrak bagian belakang motornya yang membuat dia sampai terjerembab jatuh dari motornya.

Dengan cepat Rina berusaha untuk berdiri.

Tiba-tiba seorang pria tampan keluar dengan cepat dari mobil mewah itu.

,,,kau kemarilah,,, cepat,!! Ucap Ivano menatap tajam kearah Rina

,,,Apaan sih,!! Siapa kau udah nabrak,, malah marah marah lagi,,, teriak Rina

,, Cepatlah! Aku akan mengganti rugi semua ini,,bentak Ivano kepada Rina

',,Brummm...Brummm,,'

',,Dorrrr,,'

',,Dorrr,,' suara deretan mobil dan motor yang menggema di jalanan yang sepi itu.

'Cepat atau kita akan mati bersama disini' bentak Ivano. Sedangkan Rina tidak mengerti situasi, tapi suara dentuman pistol membuat dia bergidik ngeri. Rina masih sadar mati konyol tidak akan membuat dia tenang.

',,Ya tuhan ini apa lagi,,'lirih Rina kini bawa motornya dengan Ivano yang duduk di belakangnya. Dengan cepat Rina membawa motornya meninggalkan tempat itu, Rina membawa motor itu dengan kecepatan tinggi, terlebih lagi jalan itu sangat sepi.

'Cepat sedikit! Gumam Ivano

'A bangsat sudah!! Sudah numpang, masukin orang dalam masalah kau masih berani menyuruh ku lebih cepat!! Umpat Rina merasa geram.

Kini Rina membawa motornya entah sudah sampai mana. Tempat itu semakin sepi tanpa ada seseorang disana. Merasa aman Rina memperlambat membawa motornya.

''Astaga ini dimana" lirih Rina pelan

"Sudah jalankan saja motormu! Para pengawalku pasti akan menemukan posisi kita!

"Shitttt!! Rina memberhentikan motornya secara tiba-tiba. Sehingga membuat Ivano terdorong ke depan wajahnya ke kepala Rina.

"Turun!! Teriak Rina kepada Ivano

Ivano memhiraukan ucapan Rina, sehingga Rina harus menurunkan standar motornya.

Kemudian dia turun dari kemudian motor itu kemudian mengambil kuncinya.

"Kau turun!! Teriak Rina kencang

Ivano sendiri masih duduk di kursi penumpang itu dengan wajah datarnya.

"Kauuu!! Apa kau tulii haahh!!

Teriak Rina sambil menarik daun telinga Ivano

"Aaaaaahhhkkk sakit woy!!

Umpat Ivano kini turun dari motor Rina

"Lihat ini!! Gara gara kamu aku jatuh! Terus aku telat mengantarkan makanan ini, hati ku hancur karenamu, sekarang aku tidak tau ini dimana, hari sudah semakin gelap" teriak Rina kepada Ivano.

"Tenanglah kau takkan mati disini!!' ucap Ivano dengan entengnya.

"Tauuu aahhh aku mau pulang"ucap Rina menaiki motornya. Saat hendak menghidupkan motornya tiba-tiba motor itu tidak bisa hidup.

"Ahhhkk tuhan mengapa hari ini menyebalkan sekali!!' umpat Rini kini motor nya mati karena kehabisan minyak bakar

Sedangkan Ivano hanya diam duduk di pinggiran jalan sambil memperhatikan jam tangannya.

Rina bingung harus berbuat apa. Dia hanya menatap tajam ke arah Ivano seperti tidak kuatir apa yang terjadi nanti.

"Heiii!! Ucap Rina kepada Ivano

"Hemmm" ujar Ivano menjawab panggilan Rina.

"Bagaimana kita pulang? Aku takut pada kegelapan" ucap Rina polos

"Bersabarlah,,,pengawalku pasti akan menjemput kita sebentar lagi" ucap Ivano datar

Sedangkan Rina kini duduk di pinggiran jalan. Menatap sekeliling tempat mereka berada sangat sepi bahkan hampir 3 jam berlalu tidak ada satu pun orang melewati jalan itu.

Hari semakin gelap, suasana semakin mencekam, terlebih lagi Rina memiliki phobia akan kegelapan.

Suasana dingin di tempat itu tidak membuat seorang Rina kedinginan, malah sebaliknya suasana gelap membuat dirinya berkeringat.

Ivano melihat tingkah Rina yang seperti orang ketakutan Ivano mencoba mendekat.

Saat ingin bertanya dengan cepat Rina memeluk tubuh Ivano. Ivano yang mendapatkan serangan pelukan itu ingin melepaskan pelukan Rina, tapi saat Ivano ingin melepaskan pelukan Rina, Ivano merasakan Tubuh Rina yang bergetar hebat, terlebih lagi lengan dan tangan Rina basah akibat keringat.

"Hai ada apa" ucap Ivano yang sedikit panik liat keadaan Rina.

"Jangan pergi plis,,, aku takut gelap" ucap Rina dengan suara pelan. Ivano yang mengerti situasi itu kini ikut duduk di samping Rina, tetap membiarkannya wanita itu memeluknya. Lambat laun tubuh Rina merasa tenang, bahkan hembusan nafan Rina kini terdengar seperti tertidur. Ivano yang menyadari itu menatap wajah cantik Rina.

"Cihh dia malah tidur!!" Decak Ivano yang sekarang menatap jam tangan. Yah jam tangan itu di lengkapi dengan sistem maps yang mampu memberikan titik lokasi Ivano kepada asistennya.

Hampir lima jam berlalu akhirnya pengawal menjemput Ivano.

Saat melihat para pengawal datang, Ivano ingin membangun kan Rina, tapi tiba-tiba pelukan Rina semakin erat.

"Dia masih saja tertidur!!" Lirih Ivano pelan.

Niat ingin membangun kan Rina tapi dia mengubur niatnya. Dia menggendong Rina ala bridal sytle ke dalam mobilnya. Kemudian dia memerintahkan pengawalnya untuk membawa motor Rina.

Kini Ivano dan Rina menuju mansion Beethoven. Selama perjalanan Rina masih tertidur pulas dalam pelukan Ivano.

"Wanita ini bahkan tidak melepaskan pelukan dari tubuhku" lirih Ivano menatap wajah cantik Rina.

Kini mereka telah sampai di mansion milik Ivano.

Saat melihat kedatangan Ivano semua orang memberi hormat kepadanya.

Ivano kini kembali menggendong tubuh Rina. Membawa gadis cantik itu ke kamar tamu.

Kepala pelayan mansion itu mengikuti pergerakan Ivano.

"Elie urus dia!!" Perintah Ivano kepada kepala pelayan agar membersihkan tubuh Rina.

"Ba baik tuan ucap Elie!!"

Seluruh pengawal dan pelayan di mansion Beethoven merasa heran bagaimana tidak dia mengetahui tentang kisah cinta Ivano yang malang yang masih membuat Ivano menjadi pria yang dingin, bahkan memutuskan untuk hidup sendiri tanpa memiliki seorang pendamping.