Panji mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Berkali-kali dia memencet klakson panjang ketika ada kendaraan lain yang menghalangi jalannya. Dia mengumpat, bahkan sampai mengacungkan jari tengah ke luar jendela saat seseorang mengumpatinya dengan kata binatang.
Demi Tuhan, hatinya kesal bukan main karena Gina. Perempuan itu selalu saja merusak kebahagiaannya yang sebentar. Tidak pernah membiarkan Panji sendirian dalam kebahagiaan. Panji sepenuhnya sadar kalau memang benar jasa Gina dalam hidupnya begitu banyak. Tapi apakah dengan alasan itu Gina bisa seenaknya merusak dan mengganggu hidup bahkan rumah tangganya? Tidak bukan.
Sesampainya di rumah Laras, Panji langsung masuk ke dalam. Dia tidak menemukan Laras di ruang tamu juga ruang keluarga, mungkin perempuan itu ada di dalam kamar, pikirnya. Namun ternyata salah, Laras ada di kamar ibunya. Terbukti dengan suaranya yang terdengar hingga luar pintu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com