Laras masih menangis dengan tersedu-sedu. Dia bahkan sampai memeluk tubuh Panji dengan erat dan menenggelamkan wajahnya di atas dada bidang laki-laki itu sembari menangis sesenggukan. Demi Tuhan, dia tidak berhenti menangis sesaat setelah pulang dari kantor tadi siang. Sekalinya bisa berhenti menangis, dia akan tiba-tiba merasa sangat kesal pada diri sendiri dan lalu berakhir menangis lagi. Jalan sampai tengah malam, Laras masih mencoba menghentikan tangisannya, tapi demi Tuhan, sulit sekali rasanya.
Apa mungkin karena dia menaruh harapan begitu banyak pada percobaan kali ini. Seharusnya, tidak perlu dia coba jika akhirnya akan menyakiti hati sedalam ini.
"Laras, kamu kenapa nangis begini?" tanya Panji seraya mengelus punggung Laras yang bergetar hebat itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com