Setelah Kurana mengantar Joko pulang Zahir dan Sherly ngobrol tambah akrab.
"Sherly kamu rumahnya dekat sini apa agak kesana jauh?" tanya Zahir.
"Enggak bang dekat sini saja aku asli orang sini mama dan papa aku asli orang sini." ucap Sherly.
"Sherly kapan-kapan kita jalan yuk kemana gitu." kata Zahir.
"Serius bang aku mau." jawab Sherly berbunga-bunga.
Pucuk dicinta ulam pun tiba kata hati Sherly.
"Ada apa kelihatannya kamu senang.?" tanya Zahir kepada Sherly.
"Enggak ada apa-apa bang." jawab Sherly.
Selanjutnya mereka saling memberi nomor hpnya agar mudah kalau berkomunikasi.
"Abang Zahir kalau begitu Bella pulang sekarang." kata Bella.
"Ngapain terburu-buru sih nanti juga tidak apa-apa lho." ucap Zahir.
"Enggak enak terlalu lama disini karena aku belum biasa disini." ucap Sherly.
"Makanya mulai sekarang biasakan kesini sesering mungkin." jawab Zahir.
"Kalau aku sering kesini kapan bang Zahir ke rumah Sherly?" tanya Sherly.
"Itu sih mudah bisa diatur." jawab Zahir tersenyum.
Kemudian Zahir mengantar Sherly sampai dia masuk ke mobilnya lalu Sherly menjalankan mobilnya untuk pulang.
Sherly setelah pulang Zahir terus duduk di ruang keluarga dia membayangkan apakah Sherly mau diajak menjadi teman baiknya dalam arti kata menjadi pacar dia, lalu Zahir membuka telponnya melihat nomor Sherly.
Bagaimana kalau Sherly aku telpon, dia pasti sudah sampai rumah.
Benar saja Sherly baru masuk rumah telponnya berbunyi Sherly langsung membuka dan bicara.
"Halo bang Zahir aku baru masuk rumah ada apa?" tanya Sherly.
"Sherly nanti malam kita jalan-jalan kamu ada waktu tidak?" tanya Zahir.
"Nanti malam bang sepertinya bisa karena aku tidak ada janji dengan mama dan papa." jawab Sherly.
"Nanti malam aku jemput ke rumah kamu siap-siap dandan yang paling cantik." ucap Zahir tertawa.
"Bang Zahir sekarang berani ngomong begitu tadi aku disana diam tak cerewet begini." kata Sherly.
"Aku memang kalau belum begitu kenal ya begitu tadi kalau sudah kenal ya enggaklah." ucap Zahir.
"Tapi jangan sampai seperti Kurana bang. "ucap Sherly tertawa.
"Memang adikku kenapa dia tampan dan sopan." kata Zahir.
"Tampan dan sopan memang kurana tetapi dia pemuja wanita yang ditakuti banyak wanita kalau di dekati kurana." kata Sherly tertawa.
"Pokoknya nanti malam aku jemput ya Sherly. "ucap Zahir sambil menutup telponnya.
***
Selesai menerima telpon dari Zahir kemudian Sherly masuk ke kamar mencari pakaian yang menurutnya bagus untuk jalan-jalan nanti malam dengan Zahir.
Sherly telah memilih baju dengan atasan yang anggun dan bawahannya rok yang agak lebar sehingga kalau untuk duduk bisa leluasa tidak terlalu sempit.
Sudah warna ini saja warna putih tulang atasannya dengan hiasan bagus dan roknya warna pink muda kelihatan serasi kata Sherly dalam hati, selesai memilih pakaiannya Sherly terus meletakkan pakaiannya itu di belakang pintu kamar dia.
Kurana setelah mengantar Joko dia terus pulang sampai di rumah dia sudah tidak melihat mobil Sherly berarti di sudah pulang pikir Kurana.
Masuk ke dalam rumah Kurana bertanya kepada Zahir.
"Abang Sherly cepat pulang memangnya ada apa?" tanya Kurana.
"Dia masih malu disini lama-lama." ucap Zahir.
"Begitu bang terus bagaimana kelanjutannya Sherly sudah Abang ajak kencan belum?" tanya Kurana.
"Sudah Nana nanti malam aku ajak keluar dia mau." jawab Zahir.
"Syukurlah kalau dia mau pasti Sherly senang karena sepertinya dia ada hati dengan Abang. "ucap Kurana.
"Masa iya Nana kalau memang begitu aku senang sebab aku juga suka dengan dia." kata Zahir kepada Kurana.
"Makanya dia aku ajak kesini sebab aku tahu gelagat Abang juga suka sama dia." jawab
Kurana tertawa he…he…he….
"Dasar adik aku yang top." ucap Zahir dengan mengacungkan jempolnya ke arah Kurana.
Pada malam harinya Zahir sudah bersiap-siap akan ke rumah Sherly dia sudah berdandan rapi mami Zahir memperhatikan anaknya sedang berdandan lalu bertanya.
"Zahir memangnya kamu akan kemana rapi sekali?" tanya maminya Zahir.
"Kencan dengan Sherly mami teman Kurana satu kelas." kata Zahir.
"Anaknya yang bagaimana sih wajahnya, dia cantik seperti orang dari negara
tidak?" tanya maminya Zahir.
"Sama ya tidak mami dia orang Indonesia dia juga cantik." ucap Zahir.
"Mami dia lagi jatuh cinta dengan teman aku satu kelas." kata Kurana mendekati maminya.
"lho Kurana kamu juga sudah rapi memang mau kemana?" tanya maminya Kurana.
"Biasa mami akan ke cafe siapa tahu nanti ada gebetan yang aduhai." ucap Kurana.
"Aduh…..aduh anak mami semuanya keluar terus mami sama siapa ini." kata maminya Kurana.
"Sama papi juga bisa mami." ucap Zahir.
"Mami tidak curhat kalau ada papi kamu papi pulangnya nanti malam sialnya ada rapat penting." kata maminya Kurana.
"Sudah mami di rumah saja, kami akan pergi sebentar." ucap Kurana dan Zahir sambil mencium mamanya.
***
Selesai berpamitan dengan maminya Kurana dan Zahir memasuki mobilnya masing-masing Zahir langsung menjalankan mobilnya menuju rumah Sherly sedang Kurana menuju ke cafe.
Sampai di rumah Sherly mobil Zahir terus dimasukkan ke halaman rumah Sherly dan diparkir, setelah diparkir kemudian Zahir berjalan akan masuk ke rumah sherly dia sudah menunggu di ruang tamu begitu melihat Zahir, Sherly terus menyuruh Zahir masuk dan duduk.
Sudah duduk kemudian Zahir ngobrol dengan Sherly.
"Sherly ayo kita keluar kemana enaknya?"
tanya Zahir.
"Bagaimana kalau kita ke taman kota tapi sebelum ke taman kota kita makan dulu di rumah makan yang terdekat dengan taman. "kata Sherly.
"Ya deh ayo kita berangkat sekarang." ucap Zahir.
Kemudian Sherly dan Zahir berjalan menuju mobilnya Zahir mereka masuk ke dalam mobil lantas Zahir menjalankan mobilnya di ruamh makan yang dia lewati menuju taman.
Di depan rumah makan tersebut Zahir memasukkan mobilnya di tempat parkir setelah di parkir mereka terus masuk rumah makan itu, sampai di dalam rumah makan mereka memilih tempat duduk yang nyaman Zahir dan Sherly memesan makanan siap saji.
Ditunggu beberapa menit pesanannya sudah diantar di meja makan mereka makan sambil bercerita dan ngobrol santai dengan menikmati makanan yang dia pesan, selesai makan Zahir terus membayar semuanya mereka terus berjalan ke mobil akan segera ke taman kota.
Hanya waktu sepuluh menit mereka sudah sampai di taman kota memang letaknya sangat dekat dengan rumah makan tadi, sampai di taman kota Zahir langsung memarkir mobilnya di jalan taman kota.
Kemudian mereka berdua turun dari mobil langsung masuk ke taman kota mereka mencari tempat yang tidak begitu ramai lalu mereka duduk di situ Zahir kelihatannya masih canggung berada di taman kota dengan seorang gadis sebab biasanya dia kalau kesini beramai-ramai dengan temannya meskipun Zahir duduk tenang tetapi jantungnya berdegup kencang.
Bersambung...