Perutku membalik lagi, tapi kali ini ada sesuatu yang menekan lebih dalam lagi di perutku. Sesuatu yang dekat dengan keinginan.
"Pemandangan itu membutuhkan biaya ekstra," katanya dari balik bahunya. Wajahku menyala saat aku menyadari dia telah memperhatikanku di cermin di belakang bar dan memperhatikanku sedang menatapnya. Aku segera mengalihkan pandangan ke tangan aku yang tergenggam di permukaan bar yang dipernis. Sejak kapan aku mesum pada bartender ? Terutama anak-anak muda yang jelas-jelas berada di luar rentang usia aku sehingga hampir memalukan.
Ketika minuman itu muncul di depanku, aku memaksakan diri untuk melihat ke atas. "Maaf soal itu," kataku, masih merasa panas di wajah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com