Iri

Sebuah pintu yang ada di dalam ruangan ini terbuka. Cecilia pun menoleh ke arah pintu itu. Ternyata manajernya baru ke luar dari toilet.

"Kak Ta," panggil Cecilia.

"Semua kegiatan kamu aku stop sampai Minggu depan," kata Ta sambil duduk kursi yang ada di dekat tempat tidur Cecil.

"Harusnya enggak perlu Kak, aku cuma pusing. Paling ini karena capek. Istirahat dua hari sudah bisa sembuh."

"Enggak," jawab Ta dengan tegas. "Tujuan kamu kerja bukan karena mau cari uang lagi. Semua utang orang tua kamu sudah lunas. Sekarang tujuan kamu kerja dari pagi sampai malam untuk melupakan Eki kan?"

Cecilia memejamkan matanya dan air mata segera saja meleleh dari sana. Apa yang dikatakan manajernya itu benar. Cecilia ingin menyibukkan diri agar tidak ingat dengan Eki. Kenangan manis itu saat teringat sangat menyakitinya.

"Cecilia." Ta memegangi tangan cewek itu. "Aku tau gimana berharganya Eki buat kamu tapi kamu enggak bisa terus terpuruk begini."