webnovel

015-Tak Kasat Mata (2)

ku beranikan diri berbicara, ntah kepada siapa.

Beberapa menit berlangsung tak ada jawaban apa apa. Selama hampir dua jam aku terduduk di depan pintu rumahku, tak kunjung ada hal hal aneh. Sampai pada akhirnya ku putuskan untuk masuk ke dalam rumah, dan mengganti pakaian di kamar.

Di atas meja belajarku, tersemat selembar kertas dengan tulisan acak acakan, bertuliskan.

"kau sangat cengeng, berhentila menangis atau aku akan memakanmu"

Seketika aku hampir pingsan membaca isi tulisan itu. Ku percepat mengganti pakaian, dan sesegera mungkin keluar dari rumah. Aku pun menuju sebuah sungai di pinggiran kota ini, duduk disana hingga sore menjelang saat kedua orang tuaku pulang

Sekarang setiap harinya sesudah pulang sekolah aku tidak lagi pernah berada di rumah sendirian, pasti aku pergi ke sungai atau bermain ke rumah temanku. Keberanian ku seolah menguap, karna lama lama teror demi teror itu semakin menakutiku. Tapi setelah aku tak pernah berada di rumah, wanita itu tidak pernah hadir lagi, mungkin dia lelah menggangguku.

Terhitung saat itu kurang lebih sekitar 3 bulan aku tidak berjumpa lagi dengan wanita itu. Aku pun kembali berani sendirian di rumah saat sepulang sekolah. Di tambah dengan ayunan baru di belakang rumah dekat dapur. Bapak baru saja membuatnya untuk tempatku bermain disana. Setiap hari ku habiskan waktu di ayunan itu sendirian. Seperti siang ini, setelah makan dan mengganti baju aku langsung menuju ayunan tercinta. berayun ayun di sana hingga ketiduran .

Sayup sayup mataku mulai terpejam, hingga aku terkejut karena kurasakan ada yg mengayunku. Sekitar beberapa detik aku diam mematung akibat terkejut luar biasa. terlihat sesosok wanita seusiaku, dengan senyum pucat di bibirnya, dia sangatlah pucat. Dia tidak mengatakan apa apa tapi terus saja mengayunku.

"kau siapa?" kuberanikan bertanya, walau sangat gemetaran.

"aku Musliana, aku ingin main"

"rumahmu dimana? Aku ga pernah liat kamu disini?"

"aku baru pindah, kapan kapan aku ajak ke rumahku"

Bentuk wanita ini terlihat sedikit berbeda dimataku, matanya yg sayu dengan kantung mata hitam, seperti orang yang sedang sakit. Rambutnya hitam lurus se pinggang, dengan bando putih sebagai pemanis, serta baju dres cream selutut yg sudah sedikit kumuh. Tak lupa sepatu pantofel ala ala wanita, dengan kaos kaki putih semata kaki dengan hiasan renda renda. Senyumnya terlihat manis, karna giginya yg seperti kelinci.

Semenjak hari itu setiap aku pulang sekolah dia selalu menemaniku bermain di belakang rumah.

***

"jar, aku nemu boneka di pinggir jalan. Bagus kan? Sapa gadis itu ketika baru sampai menemuiku hari ini.

"hah, coba sini liat" aku mengambil boneka itu dari tangannya.

"boneka apa bentukan kaya gini? Jelek lagi, udah sobek kepalanya. Dapet dari tong sampah ya? Buang aja, jelek jelek" seketika aku langsung mencibir boneka itu, boneka manusia yg sudah tidak layak lagi di mainkan.

"kembalikan, biar aku bawa pulang" di rampasnya boneka itu, dan melesat pergi meninggalkan aku sendirian, sepertinya dia marah karna aku mencibir boneka jeleknya itu.

3 hari setelah inseden itu, Musliana tak kunjung menemuiku. Mungkin dia masih marah. Jujur saja tanpa dia hari hari terasa membosankan. Aku terpaksa harus bermain sendirian lagi.

"buk, tau gak anak perempuan yg sering main kesini?" tanyaku pada ibuk saat malam hari menonton tv.

"emang kamu punya temen perempuan?" tanyanya heran

"punya, yang baru pindah itu loh"

"gak tau ibuk, emangnya ada orang baru apa di deket sini?"

"iyaa ada, dia kesini setiap aku pulang sekolah"

"owh gitu, dia pulang sebelum ibuk pulang ya? Makanya ga pernah ketemu"

"hahaha iyaa buk".

Siang ini, siang ke 4 ku tanpa Musliana. Aku mulai bosan menunggunya yg tak kunjung datang datang. Tanpa sadar aku mulai jatuh tertidur di ayunan. Hingga sebuah batu mendarat mulus tepat di jidatku, membuatku tersentak kaget dari langsung terbangun. Spontan aku menoleh kekanan dan kiri, tapi tak ada siapa siapa. Hingga batu kedua terlempar lagi, yang berasal dari samping rumah. Aku pun langsung melangkah ke samping bagian rumahku itu. Betapa bahagianya aku menemukan Musliana si pelempar batu.

"ehh kamu kok lempar lempar aku?" kataku seolah cuek, padahal bahagia.

"gapapa" jawabnya datar

"ada apa?"

"tidak ada. Cuman mau main"

"heeh boneka itu lagi, kenapa ga di buang aja sih?" aku kesal melihat boneka itu masih di tangannya.

"karna aku suka".

"yaudah terserah, ayok ke ayunan"

Suasana dingin di antara kami pun mulai mencair, kini aku mengayunnya kuat kuat sampai dia menjerit jerit kesetanan. Tapi dia tidak takut, melainkan tertawa. Baru ku sadari dia tidak pernah berganti pakaian, seketika aku merinding. Mungkinkah?? Tanpa sadar aku melepaskan guncanganku pada ayunan. Membuat gadis itu menatapku kebingungan.

"kenapa berhenti?" tanyanya saat itu.

"gak apa apa, aku boleh tanya?" ku berani kan diri untuk mengusir rasa penasaranku.

"boleh"

"kamu kok ga pernah ganti baju sih? Kok setiap ketemu aku bajunya yg ini terus?" aku mulai kebingungan karna dia terdiam untuk beberapa saat.

"hehehe, baju aku bentuknya kaya gini semua. Terserah mau percaya atau enggk"

Saat itu kuputuskan percaya pada semua katakatanya. Walaupun sebetulnya sedikit tidak masuk akal.

"ibuk aku bentar lagi pulang, kamu disni aja dulu ya".

"aku harus pulang sekarang, nanti ibuk aku nyariin." jawabnya dingin

Tanpa berbasa basi gadis itu berlari menjauhi area rumahku, aku sedikit kecewa tapi mau bagai mana lagi. Dia juga harus pulang.

Pukul 17.30 ibu ku sudah kembali dari bekerja, sedangkan bapak kadang pulang kadang tidak karna kerjanya sebagai kontraktor yg harus pindah pindah tempat.

"jar, jar" teriak ibu dari arah belakang rumah.

"apa buk?" teriakku dari ruang tv membalas ucapannya.

"kesini bentar"

Aku pun langsung menghampiri ibuk di belakang rumah dekat ayunanku.

"itu boneka siapa di ayunan? Kok seram banget jar, di buang aja"

"boneka temenku buk, ketinggalan kayanya tadi"

"besok suruh bawa sama temenmu"

"iyaiya buk".

Alhasil boneka jelek itu berdiam diri semalaman di ayunan belakang rumah.

membuatku sangat ketakutan dan tidak ingin pergi kebelakang rumah takut akan di ganggu oleh pengunggu yang ada disana akupun semenjak saat itu merasakan trauma yang sangat berat

mengingat semua hal yang sudah terjadi wanita tak kasat mata itu selalu berbuat jahil dan mengganggu yang lainnya sampai akhirnya semua keluarga memanggil seseorang ahlo spiritual yang ampuh mengusir jin dan setan yang berada di sekitar rumah.

dengan segala cara keluarga melakukan hal yang mereka bisa untuk mengusir penggangu ataupun roh halus