webnovel

Penyihir Petualang Virgo

Monster tiba-tiba muncul dan mulai membuat petaka bagi semua penghuni bumi, Mereka di duga mendapatkan kekuatan dari dewa kegelapan. Untuk melindungi diri dari monster, manusia mempelajari buku sihir yang di berikan oleh Dewa matahari dan Petir, lalu mereka yang mempelajarinya akan di kenal sebagai seorang penyihir. Di era ini seorang anak laki-laki bernama Virgo yang tidak memiliki bakat sihir terdampar di sebuah pulau misterius yang di penuhi hewan buas mematikan, pulau tersebut bahkan tidak bisa di deteksi oleh para penyihir. Di pulau itu Virgo bertemu dengan inti kekuatan dari dewa penjaga kegelapan yang telah tersegel, Virgo yang ingin kembali ke tempat asalnya harus setuju menjadi pewaris kekuatan dewa penjaga kegelapan sekaligus menuntaskan misi untuk mencegah bangkitnya kekuatan iblis. Ikuti dan dukung terus perjalanan Virgo ^_^

Umam_Young · Fantasy
Not enough ratings
380 Chs

Mencapai Tengah Pulau

Ia pun langsung melanjutkan perjalanannya menaiki gunung dengan cepat, sekitar 5 jam mendaki mereka berhasil sampai puncak saat tengah malam.

Virgo melihat sebuah kawah besar yang membentuk danau di puncak gunung itu, lalu di tengah danau tersebut sebuah bukit kecil dengan asap tebal terlihat sangat jelas, sinar bulan meningkatkan keindahan puncak gunung.

Melihat pemandangan itu Virgo sangat takjub, "Aku baru tahu, sebuah danau bisa terbentuk di puncak gunung". Gumam Virgo yang benar terpesona dengan keindahan puncak gunung tersebut.

Namun tentu saja di balik keindahan itu, aura yang begitu kuat dan menakutkan menyertainya, bahkan saat Virgo melangkahkan kakinya bermaksud mengambil air karena kehausan, Aiden langsung berteriak dengan keras merasakan aura tersebut.

"Kau juga pasti merasakannya? Tapi kita harus ke sana, aku berjanji akan menjaga mu". Ucap Virgo mengelus kepala Aiden.

Namun meski demikian Aiden tetap saja merasa tidak nyaman dan terus berteriak, melihat tingkah Aiden yang terus memberontak, Virgo akhirnya mengalah.

"Baiklah kita akan beristirahat di sini, kita turun ke sana besok pagi". Jelas Virgo sambil mendesah tak berdaya, Burung peliharaannya itu sudah seperti teman baginya.

Di puncak anak gunung berasap yang berada di tengah danau, sosok bayangan menatap ke arah Virgo dengan senyum miring.

Virgo merasa angin di puncak gunung sangat keras dan juga begitu dingin, ia teringat ada sebuah pohon besar beberapa ratus meter sebelumnya, ia pun memutuskan untuk beristirahat di sana.

"Akhirnya kau berhasil sampai di sini, aku akan menunggumu di puncak anak gunung, kau akan mengambil hadiah selanjutnya di sana". Suara menggema terdengar saat Virgo berada dalam ruang kegelapan seperti mimpi sebelumnya.

"Tunggu! Siapa kau sebenarnya dan kenapa kau memberikan kekuatan ini pada ku?". Tanya Virgo dengan cepat saat ia sadar berada di tempat yang di kenalnya sebelumnya.

Di depannya hanya ada bola bercahaya emas dengan petir biru yang terus menyambar di sekeliling bola tersebut.

"Kau akan menemukan jawabannya setelah berada di puncak anak gunung". Jawab suara misterius itu dengan ringan.

"Weeeng".

Virgo pun langsung terbangun dan hari masih petang, Aiden di sampingnya masih terjaga seolah sedang mengawasi tuanya, "Aiden kenapa kau belum tidur?". Tanya Virgo dengan cepat dan sedikit khawatir.

"Oaaack".

Aiden hanya berteriak, "Baiklah lakukan apa pun yang kau inginkan, lagi pula aku tidak mengerti apa maksud mu". Balas Virgo yang kembali memejamkan matanya karena merasa cukup lelah.

Ke esokkan paginya, Virgo dibangunkan oleh suara keras Aiden dan beberapa raungan hewan lainnya, matahari sudah terlihat menerangi puncak gunung.

"Selamat pagi Aiden". Ucap Virgo sambil meregangkan tubuhnya, ia pun segera menaruh Aiden di pundaknya dan bergegas turun dari pohon.

"Ayo pergi sekarang". Lanjutnya dan langsung melesat dengan cepat ke puncak gunung, setelah sampai di sana Virgo kembali tercengang oleh pemandangan luar biasa puncak gunung.

Kini semuanya terlihat lebih jelas, danau luas itu sangat jernih dengan warna biru, anak gunung yang terus menyemburkan asap dan kini terlihat sedikit mengeluarkan lahar, tumbuhan hijau dan bunga Edelweis mulai terlihat di pinggir danau.

Awan tebal terlihat seperti lautan dengan sinar matahari yang hangat menyinari semuanya, membuat Virgo hampir ingin tetap berdiam diri di puncak gunung, namun saat mengingat tujuan dan mimpinya semalam ia harus mengurungkan niatnya dan langsung turun.

Kini meskipun di pagi hari dengan pemandangan yang berbeda, aura di tempat itu tidak berubah sedikit pun, jika itu adalah manusia biasa mungkin akan langsung pingsan karena tidak bisa bernapas oleh aura yang mencekik.

Aiden yang berada di pundaknya terlihat tegang dan ketakutan namun kali ini ia tidak berteriak seolah percaya sepenuhnya kepada Virgo.

Yang lebih aneh adalah di tempat itu tidak ada hewan buas apa pun, seolah di sana adalah tempat terlarang yang tidak boleh di masuki oleh hewan buas apa pun.

Virgo pun sampai di tepi danau, ia dan Aiden mengambil air untuk di minumnya, lalu menatap ke arah anak gunung di tengah pulau, karena tidak ada apa pun di tempat itu, satu-satunya cara untuk sampai adalah berenang.

Saat memikirkan itu, sebuah ikan emas raksasa seukuran gubuk kecil tiba-tiba mendekat dan terparkir seperti perahu di depan Virgo.

Virgo menelan ludah sedikit ragu, ia jelas tahu maksud keberadaan ikan tersebut, karena tidak ada pilihan lain ia memutuskan untuk naik ke atas punggung ikan emas raksasa dengan penuh kewaspadaan.

"Wussst".

Ikan itu pun langsung berenang dengan cepat ke arah anak gunung di tengah pulau, Virgo sangat terkejut karena kecepatan berenang ikan emas itu di luar perkiraannya, ia pun sampai di anak gunung dengan cepat.

Tidak ada tumbuhan apa pun di sekitar anak gunung, hanya ada pasir dan kerikil hitam yang panas dengan semburan asap dan sedikit lahar merah di ujung puncak anak gunung.

Tanpa pikir panjang ia pun langsung menuju ke puncak anak gunung dengan perlahan, saat sudah hampir mencapai puncak, pasir dan kerikil di sana mulai bergetar hebat dan suara gemuruh keras pun terdengar.

Seolah monster akan keluar dari dalam anak gunung itu, namun Virgo yang sudah menguatkan tekatnya dan sedikit terbiasa dengan keadaan seperti itu terus melangkahkan kakinya, sesampainya di puncak, asap tebal yang terus menyembur mulai membentuk awan hitam pekat yang menyelimuti anak gunung.

Dan sebuah bayangan gelap berbentuk wajah besar mulai terbentuk dari asap hitam, matanya meruncing dengan senyuman miring terlihat begitu jelas menatap Virgo.

"Anak manusia selamat kau sudah sampai di tempat ini haha". Ucap bayangan wajah besar itu sambil tertawa keras, petir hitam pun mulai menyambar di area anak gunung yang menambah ketegangan.

Virgo merinding ketakutan dan menjadi sangat waspada, namun ia berusaha untuk tetap terlihat stabil dan tenang, "Iya aku sudah sampai, sekarang kau harus menjelaskan semuanya". Jawab Virgo dengan serius.

"Hahaha, tentu saja aku akan menepati janjiku, aku juga akan memberimu sesuatu yang akan mengubah hidupmu". Ucap bayangan wajah besar dengan ringan.

Virgo menyipitkan mata dan melihat dengan lekat, "Kalau begitu tunggu apa lagi?". Jawab Virgo yang sudah tidak sabar.

"Kau tidak perlu khawatir, itu sangat mudah, tapi sebelumnya, aku ingin bertanya padamu".

"Bertanya? Apa maksudmu". Virgo menjadi semakin waspada.

"Apa kau tidak ingin keluar dari pulau ini, dan kembali ke tempat asalmu?". Tanya bayangan wajah besar itu terdengar serius.

"Pertanyaan macam apa itu, siapa juga yang ingin terus tinggal di tempat yang di penuhi hewan buas mematikan ini". Jawab Leo dengan tegas, pada dasarnya salah satu tujuannya ke tempat ini adalah mendapat petunjuk agar bisa kembali.

"Haha, Baiklah aku akan memberi tahumu, satu-satunya cara untuk keluar dari tempat ini adalah kau harus melepaskan kekuatan aura yang bisa mengubah aliran dimensi ruang dan waktu". Jawabnya dengan cepat.

Mendengar itu Virgo terkejut bukan main, ia berpikir hal seperti itu tidak mungkin bisa di lakukan, "Apa kau sedang mempermainkanku? Bagaimana aku bisa melakukan hal seperti itu". Teriak Virgo kesal.

"Tentu saja itu adalah hal yang mudah, dengan kekuatanku kau bisa melakukannya seperti membalikkan telapak tangan, kau hanya perlu mewarisi kekuatanku". Jawab bayangan wajah besar dengan senyuman miring di mulutnya.

"Mewarisi kekuatanmu?".