webnovel

Penyihir Pemanggil

Sebuah jalan cerita di mana seorang anak tanpa atribut sihir, di mana di dunia yang saat ini sedang di jalani, mereka orang – orang yang tidak memiliki sihir sama sekali di anggap sebagai kelas nol atau sebuah kelas sihir paling bawah di mana mereka bahkan akan sangat miskin dan banyak yang kelaparan karena di dunia ini membutuh kan sihir setidak nya sihir kelas satu untuk bekerja. Sihir kelas lima atau yang tertinggi pun adalah sebuah sihir yang tidak sembarangan orang bisa memiliki nya, Felso adalah seorang anak berusia tujuh belas tahun tanpa atribut sihir yaitu sebuah sihir yang paling langka dan mendapat kan buku mantra pemanggilan dengan kelas yang melebihi kelas lima, di mana sihir ini adalah sebuah sihir yang sangat kuat. Bisa kah Felso menjadi penyihir teratas di dunia, ini lah jalan kisah yang akan dia lalui.

DM_Karim · Fantasy
Not enough ratings
139 Chs

Melatih Sihir

Mielda yang dengan penuh semangat pun mengeluar kan seluruh mana nya dan terus menerus mengeluar kan sihir bintang satu di mana diri nya hanya memfokus kan mana yang dia miliki dan membentuk sebuah panah es yang sangat padat di tangan nya, kemudian berkali – kali dia melempar kan panah tersebut ke area kulit pohon yang ada di depan nya, membuat nya merasa kan sebuah hal yang mana diri nya masih belum mampu untuk menembus pohon tersebut, dan di karena kan diri nya yang terus menerus mengeluar kan mana dalam jumlah yang cukup banyak membuat diri nya kelelahan yang di akibat kan oleh pengeluaran mana yang sangat banyak, dan karena itu juga diri nya pun akhir nya jatuh ke tanah di karena kan mana yang terkuras begitu banyak nya.

" Kamu tidak apa – apa Mielda ?" Tanya ku kepada Mielda yang ku lihat diri nya begitu kelelahan dan sangat amat terasa ketika energi dan mana kita keluar begitu banyak nya dalam latihan.

" Tidak apa – apa , hanya saja energi dan mana ku terkuras begitu banyak, dan aku seperti nya hanya belum terbiasa saja " Ucap Mielda kepada ku di mana diri nya seperti duduk dan benar – benar terasa begitu lelah, kemudian Punsi yang dengan inisiatif menyalur kan mana nya kepada Mielda dan memberi kan energi tambahan, dengan cepat Punsi dan kedua sayap nya menghampiri Mielda, kemudian kedua tangan nya di arah kan ke pundak Mielda dan juga diri nya segera untuk menyalur kan energi serta mana nya ke dalam tubuh nya.

" Mana Transfer " Ucap Punsi sambil memberi kan energi nya kepada Mielda dan memberi kan banyak sekali mana tambahan dan juga energi tambahan dan oleh sebab itu lah diri nya mampu dan juga segera bisa untuk memberi kan banyak sekali mana, terlihat aliran mana yang sangat deras mengalir dari dalam tubuh Punsi ke tubuh Mielda.

Mielda pun yang sudah mendapat kan mana tambahan langsung bangun kembali dengan senyuman di wajah nya dan mata yang sedikit tertutup, sambil memegang tangan Punsi diri nya mengucap kan terima kasih dan memeluk Punsi karena merasa begitu senang dan juga sangat berterima kasih kepada nya serta melaku kan semua nya dengan sangat baik.

" W a a a h . . . Terasa sangaat menyegar kan rasa nya seperti baru bangun tidur ya " Ucap Mielda yang merasa kan aliran mana yang sangat deras nya dan dia pun merasa kan hal tersebut seperti aliran mana yang sangat banyak ketika diri nya baru bangun tidur dan mana terisi sangat penuh.

"Mana mu sudah penuh kembali Mielda ?" Aku yang melihat nya masih sedikit heran dengan apa yang baru saja terjadi.

"Iya rasa nya seperti sebuah aliran mana yang sangat banyak dan juga membuat ku benar – benar berada pada sebuah keadaan ketika aku baru saja terbangun dari tidur ku, membuat diri ku benar – benar begitu segar " Ucap Mielda yang menjelas kan kepada diri ku dan juga aku pun melihat diri nya yang sangat senang dan sangat bersemangat dalam menjalan kan latihan nya kembali.

"Ayo kita lanjut kan lagi Felso " Ucap Mielda yang kembali bersemangat dan terbangun dari tempat nya yang sebelum nya.

Kemudian Mielda pun langsung melanjut kan latihan nya dengan mengeluar kan seluruh kemampu nya, kembali lagi dan lagi namun Mielda masih saja gagal dalam mengeluar kan kemampuan nya.

"Jika terus begitu kamu akan kesulitan untuk bisa mengeluar kan sihir panah es tersebut" Ucap ku yang melihat keadaan Mielda saat ini dan di mana diri nya seperti nya masih sangat kesulitan dalam menguasai sihir bintang satu.

Meskipun bukunya terdapat empat bintang yang sudah terisi dan juga masih ada satu bintang kosong yang bisa terisi dan diri nya ada potensi untuk menjadi penyihir bintang lima, namun tetap saja bila dia belum bisa mengendali kan sihir bintang satu, dia pun masih setara penyihir bintang satu, di tambah lagi ujian masuk hanya tinggal sehari lagi, setiap orang yang sudah memegang buku nya harus bisa menguasai minimal sihir bintang satu untuk bisa lolos dan menjadi bagian dari sekolah kerajaan.

Di mana ketika kami sudah masuk sekolah kerajaan akan di ajarkan banyak hal di sana termasuk dasar – dasar sihir dan juga sihir – sihir langka berbagai elemen yang kami miliki, dan ketika lulus nanti kami bisa memilih untuk menjadi bagian dari kerajaan seperti menjadi prajurit atau juga menjadi petualang.

Bila pilihan nya adalah menjadi petualang maka kami tidak akan menjadi bagian dari kerajaan nanti nya, namun kami memiliki identitas sebagai lulusan sekolah kerajaan, dan terkadang akan di beri kan misi dari kerajaan sesekali.

"Mielda, coba kamu fokus kan mana mu dengan membayang kan kepadatan dari es tersebut dan melempar kan nya dengan keras dan cepat ke arah pohon itu" Aku yang tiba – tiba terbayang akan sebuah hal di mana diri ku langsung membayang kan untuk Mielda agar diri nya bisa untuk mengeluar kan kemampuan terbaik nya dan juga bisa untuk mengeluar kan mana yang bisa di padat kan pada es yang sudah dia bentuk, kemudian Mielda pun mengarah kan es nya ke pohon yang dia lihat di depan nya.

"Panah Es" Mantra yang dia ucap kan di pusat kan pada telapak tangan nya yang sudah dia pegang dan membentuk sebuah panah, di mana aliran air yang berpusat pada telapak tangan nya, kemudian perlahan membentuk sebuah panah dan aliran mana yang Mielda miliki membentuk dan memadat kan es sehingga menjadi sebuah panah es yang cukup tajam di sisi depan nya, kemudian anak panah yang berbentuk es tersebut dengan segera Mielda arah kan ke arah sebuah pohon dan dia pun melempar anak panah tersebut.

Dengan lemparan yang cukup keras dan juga cepat ke arah pohon yang dia lihat tepat di depan nya, akurasi, kecepatan, dan kekerasan serta kepadatan dari anak panah langsung melesat dengan cepat nya ke arah pohon di tambah dengan aura es yang cukup dingin di area sekitar nya membuat beberapa dan juga rumput – rumput yang terlewati membeku seketika itu juga.

Lalu anak panah tersebut pun akhir nya berhasil untuk menembus sebuah pohon dan membuat ledakan yang sangat keras serta membeku kan lubang pohon tersebut sampai setengah bagian pohon ikut membeku akibat efek dari panah es yang Mielda lempar kan.