Sepasang bola mata Aldi membulat, bisa dipastikan Zara tidak ada disana...
"ah.. aku..." Aldi bingung harus jawab apa karena ia sendiri juga sedang mencari zara "aku sengaja mau kesini...bisa kita bicara kak..."
"ya tentu..."
.
Naura membawa cangkir teh hangat untuk Aldi, sementara Raihan menunggu apa yang akan dibiarakan oleh adik iparnya.
"begini kak... kalau kakak ngga keberatan aku mau kakak jadi menejer di cabang cafe ku nanti..."
Raihan terperangah, ia tak menyangka mendapatkan penawaran menarik.
"apa kamu yakin??"
"ya.. memangnya kenapa kak..."
"kakak kan tidak terlalu banyak pengalaman,, dulu memang pernah kerja, tapi ngga pernah jadi menejer..." ujarnya merasa tidak pantas.
"oh soal itu nanti pelan-pelan bisa belajar.." Aldi berusaha meyakinkan.
"yaahh.. kalau kamu yakin.. kakak mau mencoba..."
"baiklah.. nanti Dimas akan mengatur semua..."
.
Huftt!! keadaan tidak memungkinkan untuk mencari informasi keberadaan Zara pada Raihan ... Aldi tahu dia harus kemana mencari istrinya.
***
Hujan turun rintik-rintik sore ini,, Zara terpaksa mendorong maticnya yang tiba-tiba mogok. Gadis itu cukup merasa lelah sejauh dia mendorong tidak satupun ia temukan bengkel. Gagal deh niat mau makan bakso yang jaraknya cukup jauh dari apartemen Shanum.
Sebuah mobil Lexus hitam berhenti tak jauh dari tempat Zara berada, gadis yang kini tubuhnya mulai kuyup berhenti sejenak memperhatikan seseorang yang turun dari mobil lalu menghampiri.
"kak Tristan..." Zara senang paling tidak ada seseorang yang akan membantunya.
"kamu ngapain??"
"aku.. Ng.. lagi nyanyi..." gurau Zara tertawa.
"kamu ini.. maksudnya motor kamu kenapa??"
"ngga tau nih.. mogok..."
Tristan coba memperhatikan disekitar.
"ayo aku bantu.. kita bawa motor kamu ke minimarket itu..." Tristan menunjuk minimarket tidak jauh dari tempat mereka sekarang. Zara mengikuti usul Tristan yang kini mendorong motornya.
"sudah parkir disini saja nanti kamu pulang sama aku..."
Zara terperanjat mana bisa motor yang ia dapat dengan menabung sampai berdarah darah dan mengerahkan segenap jiwa raga demi bisa memiliki motor sendiri malah sekarang mau tinggal begitu saja
"tidak usah bingung nanti aku minta seseorang yang urus motor kamu..." titah Tristan seakan tahu apa yang ada di benak Zara .
"baiklah..." sahut Zara pasrah apa boleh buat lah... mau sok bawa sendiri juga sampai jenggotan belum tentu bisa!
.
Sekarang Zara sudah nyaman duduk di dalam mobil Lexus CEO Sempurna Grup. Sebenarnya ia sedikit kurang nyaman, kalau diingat Tristan salah satu alasan ia harus pergi dari rumah suaminya.
"kamu mau kemana biar nanti aku yang Anter..."
Zara tertunduk malu, demi bakso ia sampai rela menembus rintik hujan.
"hmmm.. aku tadi cuma mau beli bakso..."
Tristan menahan tawa, wanita memang unik.. mereka akan punya kekuatan dan kemampuan untuk memenuhi hasrat diri mereka, termasuk rela hujan-hujanan demi semangkuk bakso!
"kebetulan aku juga belum makan.. boleh ya aku ikut..." pinta Tristan berbinar.
Mana mungkin Zara menolak orang yang sudah baik padanya, lagi pula pergi sendirian juga tidak asik!!
***
Tiba di warung bakso favorit Zara yang menyediakan varian bakso pedas dengan level 1 sampai 5.
"yakin kak.. pesan bakso level 5??" tanya Zara kurang yakin pria tampan dihadapannya sanggup melahap bakso super pedas...
"ya.. emang kamu level berapa.."
"level 3 cukup..." sahut Zara nyengir.
Tak henti Zara menahan tawa melihat wajah Tristan yang mulai memerah karena menahan pedas tapi pria itu tetap jaim dan merasa mampu menghabiskan bakso dengan pedas level 5!
.
Aldi memarkir mobil ditempat agak tersembunyi agar keberadaannya tidak bisa di deteksi oleh Zara, ia berharap sore ini akan melihat Zara baru pulang atau keluar dari apartemen. Dia sangat yakin kalau istrinya tidak ada dirumah Raihan maka dia akan tinggal di apartemen Shanum.
Nyaris satu jam tak ada tanda kemunculan sosok Zara disana. akkhh!! dia merasa bodoh sendiri, apa salahnya datang dan langsung menjemput Zara, toh sampai detik ini ia tidak pernah mengucap talak pada Zara, itu artinya dia masih punya hak penuh atas istrinya!!
Tidak.. tidak.. tidak.. batinnya berperang, jika di jemput nanti Zara malah besar kepala,, tapi... kalau tidak entah kapan gadis itu akan datang dengan sukarela kembali kerumah mereka.
Wajah Aldi menyeringai kesal, ia lihat sebuah mobil Lexus yang familiar baginya berhenti tepat di depan pintu loby apartemen. Siapa lagi kalau bukan si CEO yang ia anggap tengah mengincar istrinya yang lugu!
.
"jadi.. kamu sama suami kamu tinggal disini??" tanya Tristan heran, karena setahunya Zara dan dia tinggal di komplek yang sama.
"ahh ngga kok.. kebetulan aku mau bertemu kak Shanum..."
"siapa shanum...??"
"hehehe.. kakak ku... mau masuk dulu biar nanti aku kenalkan..."
"ah.. tidak terima kasih mungkin lain kali.. aku harus segera pulang.." tolak Tristan ia mulai merasa kurang nyaman sama perutnya.
"baiklah.. sekali lagi terimakasih bantuan nya kak.." Zara menuruni mobil lalu melambaikan tangan.
.
Benar dugaan Aldi kalau istrinya yang ada didalam Lexus itu, netranya menangkap gadis itu tersenyum lalu melambaikan tangan.
"apa sungguh kau bahagia tanpa ku Zara..." lirih Aldi, matanya berkaca kala ia perhatikan gadis itu tidak langsung masuk.. ia masih berdiri disana beberapa menit kemudian menyeret langkah kedalam apartemen.