webnovel

Penguasa & Pangeran di SMA

"Sekolah memang tidak pernah terasa seperti rumah. Tapi berada di sekolah terbaik adalah pintu masuk ke kelas atas dan investasi untuk masa depan. Banyak orang mengorbankan masa muda yang menyenangkan demi masa depan yang cerah. Dan yang paling penting, bersekolah di sekolah elite memberi kesempatan untuk bertemu dan jatuh cinta dengan pria tampan dan pasti kaya". Semua gadis menginginkan kehidupan bak seorang putri. Ingin memiliki paras cantik, keluarga kaya, otak yang cerdas, dan dikelilingi pangeran. Namun apa daya seorang Feliziya Patrice hanyalah seorang yatim piatu yang tinggal bersama neneknya, berharap hidup dengan tenang sambil melanjutkan pendidikannya di bangku SMA demi meraih mimpi untuk membahagiakan Neneknya, satu-satunya keluarga yang ia miliki. Akhirnya Lia memutuskan untuk mengambil kesempatan langka itu, yaitu bersekolah di SMA Sahardja, sekolah paling elite di negara ini. Namun, ini sama sekali tidak seperti yang Lia bayangkan. Bukankah ini fakta yang mengerikan? ? Hanya perlu punya cukup banyak uang untk menyumbang kesekolah agar berkuasa. Orang kaya dan berkuasa lebih berbahaya dari dugaanmu. Bukankah selama ini Lia sudah menghadapi banyak kekejaman dunia? Akankah kali ini ia menyerah? Tiap kali Lia memantapkan hati untuk bertahan, hatinya selalu digoyahkan oleh seorang pria. Siapakah yang memenangkan hati rapuh Lia? Akankah seorang pria lembut penuh perhatian? Atau pria tampan dan kaya yang bisa membawanya lebih dekat menuju mimpinya? Selamat membaca teman-teman semua. Aku berharap kalian menyukai novel ini. Penulis sangat terbuka untuk semua masukan dan komentar. Terima kasih atas dukungan kalian.

Ruby_Lovely · Teen
Not enough ratings
10 Chs

BAB 10 Luka Cinta Pertama

*UKS SMA Sahardja*

Mata itu menatap Lia dengan tajam. Lia bisa merasakan tatapan itu seolah akan membunuhnya. Lia hanya bisa terdiam dalam pelukan Reygan.

"Brakkkk", terdengar suara pintu yang dengan sengaja dibuka dengan kasar.

Suara itu membuat Reygan spontan melepas pelukannya dari Lia dan menatap kearah Edgar yang terlihat marah berjalan menuju mereka.

Reygan yang terlihat kaget sekaligus kesal mencoba menegur Edgar, "Eh, lo bisa ga sih Ed ngetuk…".

Kalimat Reygan terpotong karena tiba-tiba Edgar melemparkan seragam ke wajah Lia. Tanpa mengatakan sepatah katapun, Edgar pergi meninggalkan Reygan dan Lia.

Edgar hanya pernah mencintai tiga Wanita dihidupnya.

Wanita yang pertama, tentu saja adalah ibunya. Ibunya selalu ada untuknya, selalu hadir di setiap momen hidupnya, saat ia berdiri pertama kali, saat ia mengambil langkah pertamanya, saat ia mendaftar masuk preschool, dan banyak momen lainnya. Ibunya adalah sosok yang akan memastikan Edgar bahwa jika suatu saat nanti Edgar berada dititik paling bawah di dunia ini, dan tidak ada satu manusia pun yang mempercayai putra semata wayangnya itu, maka ibunya akan menjadi satu-satunya orang yang tetap akan mendukungnya penuh. Namun itu dahulu. Ibunya menjadi kekecewaan terbesar dalam hidupnya. Sebesar itu Edgar mencintai ibunya, namun ibunya tega pergi untuk selama-lamanya meninggalkan Edgar seorang diri ketika ia berumur 13 tahun. Ia merasa benar-benar sebatang kara ketika ayahnya memutuskan untuk menikah lagi dengan sekretaris pribadi ibu kandung Edgar.

Lalu diurutan kedua, ada Alexis Carter, gadis cantik keturunan campuran yang menjadi sahabatnya di Korea Selatan. Edgar pernah bersekolah di Korea Selatan meskipun hanya kurang lebih dua tahun. Ia pindah ke negara itu tepat setelah kepergian ibunya untuk menghilangkan trauma setelah merasa kepahitan yang mendalam. Alexis menjadi sosok yang menjadi teman pertamanya, sahabat pertamanya, sekaligus cinta pertamanya. Alexis benar-benar menjadi tempat yang paling nyaman untuk menumpahkan segala perasaan dan pikirannya hingga ia bisa melupakan kepedihan yang menjadi sumber trauma yang dideritanya. Ratusan momen romantis nan indah yang mereka lalui kurang dari dua tahun.

Alexis adalah wanita yang sangat cantik dengan rambut hitam Panjang,bibir berwarna merah muda yang senyumnya selalu menghibur Edgar, dan mata hitamnya yang ceria selalu memandang Edgar seolah – olah Edgar adalah manusia paling beruntung di dunia.

Edgar sangat menyayangi Alexis, meskipun orang dewasa tak akan percaya pada cinta Edgar yang masih berumur 13 tahun, namun Edgar yakin pada dirinya sendiri.

Sangat mencintainya, bahkan Edgar mencuci 723 buah foto Alexis yang dicuci lalu ditempelnya di dinding kamarnya satu foto per hari. Ia ingin selalu mengingat wanita itu. Bahkan setiap 100 hari peringatan hari jadi mereka, Edgar selalu mempersiapkan makan malam terbaik di restoran terbaik yang berada di daerah Namsan Tower. Ia hanya memikirkan Alexis.

Setiap hari.

Setiap menit.

Setiap saat.

Namun naasnya, itu juga tak berlangsung lama. Alexis mengkhianatinya dan berselingkuh dengan seorang pria kapten tim basket yang juga merupakan sahabat Edgar. Alexis benar – benar menghancurkan Edgar hingga berkeping – keping. Kali ini kesalahan Alexis sangat fatal dan tidak bisa dimaafkan. Edgar benar – benar terpuruk, tak ada yang lebih buruk dibanding perasaan yang telah dikhianati.

Dan selama lima tahun mimpi buruk kisah melodrama nya dengan Alexis menghantui kehidupannya.

Dan yang terakhir adalah wanita yang baru saja Edgar temui. Wanita yang setiap melihatnya mengingatkan Edgar pada Alexis, rambutnya, matanya, hanya saja senyum Lia tak pernah seceria senyum Alexis. Namun, pikiran egois Edgar tak mau mengakui perasaan itu. Luka batinnya lebih mendominasi dan berusaha membunuh perasaan Edgar pada Lia. Ego Edgar bersikeras untuk melindungi diri dan tidak merasakan luka lagi. Karena setiap cinta yang dirasakan Edgar, aka nada luka besar dan dalam yang akan menyusul.

*Ruangan kelas C SMA Sahardja*

Lamunan Edgar berantakan setelah ia melihat Lia mengetuk pintu lalu masuk ke dalam ruangan kelas Bersama Reygan. Entah mengapa Edgar merasa sangat marah melihat pemandangan itu.

IYA. LIA MENGINGATKAN EDGAR PADA ALEXIS.

Sekarang, dengan alasan itu, Edgar memutuskan untuk membenci Lia. Ia tak ingin dikecewakan lagi. Ia tak ingin rasa cinta nya pada Lia membuat Edgar hancur lagi. Edgar akan berusaha sekuat tenaga untuk membunuh rasa sukanya pada Lia.

Sedangkan Reygan, selalu mencuri pandang ke arah Lia yang duduk tepat di sebelah kanan nya. Dan Edgar benar – benar menyadari hal itu dengan jelas karena ia duduk tepat di belakang Lia.

"Not your bussiness Ed, please fokus! Wanita seperti mereka hanya berpura – pura polos yang pada akhirnya akan menyakiti", kata Edgar pada dirinya sendiri

Tiba – tiba bunyi bel istiahat berbunyi dan membuyarkan lamunan Edgar. Disisi lain, Reygan dengan cekatan berdiri dari kursinya menuu kearah meja Lia. "Ke kantin bareng Gua yok Lia",kata Reygan sambil menebar senyum manis nya ke arah Lia yang masih sibuk menyimpan buku dan alat tulisnya ke dalam laci meja.

Lia tersenyum. "Yok Rey. Menu makan siang hari i…", belum selesai kalimat pertanyaan Lia, Reygan memotongnya.

"Sorry Lia, gua makan siang bareng tim olimpiade hari ini. Mau ada yang dibahas nih", kata Reygan tanpa menatap Lia lalu berjalan seolah ketakutan kearah teman – temannya yang sudah menunggu di depan pintu kelas dan menyeringai sinis ke arah Lia.

Lia kembali menunduk. Kaki nya gemetar dan sekarang ia ketakutan. Air matanya mulai menetes. Untung saja ruangan kelas telah sepi dan hanya ada Lia seorang diri disana. Akhirnya, lagi dan lagi, Lia memutuskan untuk melewatkan makan siang nya karena takut di bully atau hanya sekedar di tatap tajam oleh siswa – siswi yang sedang makan di kantin.

*Kantin SMA Saharda*

"Woi, nyet! Nyariin apa lo serius banget. Lagi nyari sasaran buat jadi samsak lagi lo ya?" kata Charlotte dari belakang lalu berteriak tepat di telinga Edgar.

"Njir, apaan sih lo Nyet. Ngeselin banget dah", kata Edgar dengan sedikit kesal karena ia benar – benar kaget.

"lagian lo serius banget kayak lagi nge scan mangsa tau ga", kata Charlotte tapi belum memindahkan kepalanya yang masih tepat disamping pipi kiri Edgar dan tangan Charlotte masih bersandar di kedua bahu Edgar.

Edgar baru saja ingin menjawab perkataan Charlotte namun terhenti karena mata mereka bertemu. Dan jarak diantara mereka terlalu dekat. Hingga Edgar bisa mencium aroma cherry dari lipgloss yang di pakai oleh Charlotte. Mereka sempat terdiam beberapa detik. Edgar bahkan bisa mendengar suara dari tenggorokan Charlotte yang baru saja menelan ludahnya yang membuyarkan lamunan Edgar. Lalu tiba – tiba Edgar menabrak pelan keningnya ke kening Charlotte.

"Duduk lo nyet! Ga cape apa diri mulu dari tadi", kata Edgar mengalihkan pandangannya dari Charlotte.

Charlotte yang kali ini benar – benar salah tingkah langsung berjalan ke arah kursi yang ada di depan Edgar lalu duduk disana. Charlotte benar – benar tak memahami dirinya saat ini. Charlotte tak mengerti mengapa dirinya salah tingkah di depan Edgar. Dan getaran apa yang ia rasakan di hatinya saat ini. Karena selama ini, ia hanya mencintai satu pria yang sudah ia cintai sejak 2 tahun yang lalu.