webnovel

Mayat Sebagai Hadiah

Editor: Wave Literature

"Kalian dengar? Fang Yuan membunuh seseorang!" Seorang murid berbisik pada temannya.

"Iya, aku dengar itu. Dia benar-benar membunuh orang." Temannya mengelus dada dengan wajah yang pucat.

"Banyak penjaga yang melihatnya waktu itu. Fang Yuan mengejar seorang pria. Pria itu sudah memohon ampun tapi Fang Yuan tidak menghiraukannya. Ia malah langsung memenggal kepalanya!"

"Tidak cuma itu. Setelah membunuhnya, Fang Yuan bahkan membawa mayatnya dan memutilasi hingga menjadi beberapa bagian."

"Sungguh?"

"Aku serius. Aku datang lebih awal tadi pagi, dan aku melihat bekas darah di antara bebatuan hijau di tanah."

"Buat apa aku berbohong? Tadi sang ketua akademi bahkan memanggil Fang Yuan soal urusan ini."

Para murid di kelas sama sekali tidak memperhatikan pelajaran yang ada. Mereka terus bergosip.

Bagi para remaja berusia 15 tahun seperti mereka, pembunuhan adalah sesuatu yang asing dan mengerikan.

Mereka telah dilindungi klan sejak kecil; dan biasanya mereka hanya latihan pertempuran skala kecil. Jika mereka harus membunuh, mereka biasanya hanya membunuh ayam atau anjing.

Tak terbayang bagi mereka untuk membunuh seorang manusia.

"Siapa yang dibunuh Fang Yuan?"

"Aku dengar dia adalah pelayan keluarga Mo."

"Iya, itu benar. Kemarin aku melihat dengan mata kepalaku sendiri – Mo Yan membawa beberapa pelayan untuk mencari masalah dengan Fang Yuan."

"Keluarga Mo? Itu buruk. Mo Bei sekarang berada dalam masalah."

Beberapa murid menoleh ke arah Gu Yue Mo Bei.

Mo Bei duduk di kursinya dengan wajah yang pucat. Ia baru saja mendengar kabar bahwa Fang Yuan membunuh seseorang – dan seseorang itu adalah Gao Wan. Sebagai salah satu pelayan yang memiliki semangat tinggi, Gao Wan pandai berkata-kata dan berkelahi. Ia merupakan seseorang yang dapat dipercaya.

Beberapa waktu lalu, Gao Wan bahkan menyempatkan diri berlatih bersama Mo Bei. Dan sekarang ia tewas begitu saja di tangan Fang Yuan!

Hal itu membuat Mo Bei tak bisa berkata-kata. Dibanding yang lain, ia jauh lebih syok. Rasa khawatir dan takut yang dialaminya jauh lebih besar.

Mo Bei merasa ketakutan berhadapan dengan pembunuh seperti Fang Yuan. Tak hanya dia – murid yang lain pun merasakan hal yang sama. Mereka semua sempat berkelahi secara fisik saat Fang Yuan menjarah uang mereka dua kali.

"Aku tak percaya aku telah berkelahi dengan seorang pembunuh! Dan aku masih hidup sampai sekarang?" Banyak dari mereka yang menepuk dada dan merasa ketakutan.

Fakta bahwa Fang Yuan membunuh seseorang masih bisa diterima walaupun sedikit. Namun, masalahnya ia bahkan membedah mayat itu dan memotongnya menjadi beberapa bagian.

Itu sudah terlalu mengerikan!

Kejadian horor itu membuat murid-murid yang masih polos tersebut merasa trauma.

-----------------------

Di dalam ruangan itu, hanya ada sang ketua akademi dan Fang Yuan.

Sang ketua sedang duduk, sementara Fang Yuan berdiri. Tak ada satupun yang mengatakan sesuatu; membuat suasana di tempat itu menjadi tegang.

Sang ketua akademi menatap Fang Yuan dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan.

Pagi ini, para penjaga telah melapor padanya mengenai insiden pembunuhan yang dilakukan oleh Fang Yuan. Laporan itu membuatnya curiga dan syok di saat yang bersamaan.

Ia adalah seorang Gu Master tingkat tiga, dan ia juga yang bertanggung jawab atas akademi. Ia jelas tahu kekuatan yang dimiliki seorang Gu Master jenjang awal tingkat satu.

Fakta bahwa Fang Yuan mampu membunuh Gao Wan bagaikan orang lemah yang mampu mengalahkan orang kuat.

Bahkan, ia mendapat laporan bahwa Mo Yan masuk ke akademi dengan paksa dan memerangkap Fang Yuan.

Ia tidak mempedulikan kejadian itu. Ia sama sekali tidak berniat menghentikan mereka.

Ia adalah sang ketua akademi – tugasnya adalah untuk melatih calon Gu Master masa depan, bukan untuk melindungi mereka. Selama tak menyebabkan kematian, ia selalu menganjurkan mereka untuk berkelahi sesekali.

Maka dari itu, ia senang ketika mengetahui bahwa Mo Yan datang untuk mencari masalah dengan Fang Yuan. Pertama, ia tahu bahwa pertandingan itu akan berguna bagi perkembangan diri Fang Yuan – tak peduli ia kalah atau menang sekalipun. Kedua, ia ingin memperbaiki sikap Fang Yuan.

Fang Yuan sudah berulang kali menghalangi gerbang akademi dan menjarah murid-murid yang lain. Karena sikapnya yang bermasalah itulah, ia harus dihentikan.

Namun, ia sama sekali tak menyangka bahwa Mo Yan pulang tanpa membawa hasil – dan pelayannya tak mampu mengalahkan Fang Yuan. Pelayan itu bahkan dibunuh oleh anak itu!

Di dunia ini, kekuatan adalah segalanya. Membunuh bukanlah sesuatu yang aneh. Terutama bagi seorang Gu Master, membunuh adalah sesuatu yang biasa.

Namun, lain masalahnya jika seorang anak berumur 15 tahun membunuh seorang manusia sebagai pembunuhan pertamanya.

Sang ketua akademi masih mengingat dengan jelas pembunuhan pertamanya. Waktu itu, ia adalah seorang Gu Master tingkat dua. Pada umur 19 tahun, ia telah membunuh seorang Gu Master dari klan Bai dalam sebuah pertempuran.

Setelah membunuh orang tersebut, ia terus muntah dan hatinya dipenuhi rasa panik. Selama beberapa hari, ia tidak napsu makan. Ia bahkan tak bisa tidur dengan nyenyak. Setiap kali ia memejamkan matanya, ia selalu melihat arwah orang mati itu menatapnya marah.

Namun ketika ia melihat Fang Yuan, wajah anak itu sedingin es. Dimana rasa paniknya? Ia terlihat sangat baik-baik saja; kelihatannya ia tidur dengan nyenyak kemarin malam. Fang Yuan bertingkah seolah-olah ia tidak pernah membunuh siapapun!

Apalagi sang ketua juga mendengar bahwa Fang Yuan membawa mayat Gao Wan ke dalam asrama dan memotongnya menjadi beberapa bagian. Mendengar hal itu saja sudah membuat siapapun merinding ketakutan!

Oleh karena itu, pikiran sang ketua akademi begitu rumit ketika menatap Fang Yuan yang ada di hadapannya.

Di satu sisi, ia kagum pada pandangan Fang Yuan terhadap kehidupan – ia begitu tenang dan dingin bagai es. Di sisi lain, ia juga menyukai fakta bahwa Fang Yuan memiliki bakat bertarung. Setelah ia membiasakan diri dengan Gu Moonlight, ia bahkan mampu membunuh seseorang dalam hitungan hari. Remaja biasa – bahkan yang memiliki bakat bernilai A sekalipun – hampir tak mungkin mampu melakukannya. Itu merupakan sebuah bakat! Jika ia dirawat dan dilatih dengan baik, ia akan ditakuti oleh seluruh musuhnya.

Namun ia juga merasa stres dan khawatir.

Ia khawatir bahwa reputasi Fang Yuan akan semakin memburuk setelah kejadian ini – dan dia tak mampu menghentikannya. Anak itu terlalu pemberani. Tak hanya menggunakan Gu dan melanggar peraturan klan, ia bahkan membunuh seseorang. Sang ketua harus menghentikan Fang Yuan. Kalau tidak, apa gunanya jabatan yang ia miliki saat ini?

Sang ketua juga merasa tertekan karena ia tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan masalah ini. Terutama karena masalah ini juga melibatkan keluarga Mo.

"Fang Yuan, apa kau tahu mengapa aku memanggilmu ke sini?" Sang ketua akademi akhirnya memecah kesunyian dan bertanya dengan suara rendah.

"Aku tahu." Fang Yuan mengangguk dan menjawab, "Aku sudah melanggar peraturan klan dengan menggunakan Gu Moonlight di dalam akademi. Berdasarkan peraturan yang ada, aku harus membayar 30 butir batu primeval sebagai hukumannya."

Anak itu tidak menyebut apapun soal kematian Gao Wan.

Sejenak, sang ketua akademi terpana. Ia tak menyangka bahwa Fang Yuan akan menjawab seperti itu.

Wajahnya berubah dingin, dan ia membentak, "Jangan mencoba menghindari topik pembicaraan di hadapanku! Aku akan bertanya padamu: apa yang terjadi pada Gao Wan?"

Fang Yuan menyipitkan kedua matanya dan berkata, "Hmph, si Gao Wan itu berani melawan atasannya. Ia memiliki niat yang jahat. Kemarin malam, ia tak hanya menghalangi pintu kamarku – ia bahkan mencoba membunuhku. Aku terpaksa menggunakan Gu Moonlight demi melindungi diri. Untungnya, aku berhasil membunuh pengkhianat itu. Ada kemungkinan ia merupakan mata-mata dari desa lain. Aku harap para tetua bisa menyelidiki hal ini!"

Mendengar penjelasan itu, sang ketua akademi mengernyit dan tak mampu berkata apapun.

Karena Gao Wan sudah tewas, Fang Yuan bisa mengatakan apapun yang ia mau. Terutama karena Gao Wan bukan merupakan anggota klan. Meskipun ia mati pun, itu bukan urusan sang ketua akademi. Namun, ia khawatir dengan reaksi keluarga Mo. Gao Wan merupakan pelayan mereka, dan ia tewas di dalam akademi. Karena ia bertanggung jawab terhadap akademi, ia harus menjelaskan masalah ini pada keluarga Mo.

Setelah berpikir selama beberapa saat, sang ketua akademi menatap Fang Yuan dan bertanya, "Aku akan bertanya lagi. Apa yang kau lakukan dengan mayat Gao Wan?"

Fang Yuan tersenyum sadis. "Aku memotong-motong tubuhnya dan memasukkannya ke dalam kotak kayu. Saat pagi datang, aku meletakkan kotak itu di dekat pintu belakang rumah keluarga Mo."

"Apa?!" sang ketua akademi hampir melompat dari kursinya saking terkejutnya.

Anak itu tidak hanya membunuh pelayan keluarga Mo; ia bahkan memutilasi mayatnya dan menaruhnya di dekat pintu rumah mereka. Itu jelas-jelas sebuah penghinaan!

Bagi sang ketua akademi – yang berusaha menyelesaikan hal ini dengan cara damai – itu adalah sebuah mimpi buruk.

Fang Yuan hanyalah seorang Gu Master tingkat satu; apa kata keluarga Mo nantinya?

Sang ketua akademi mulai merasa pusing. Hal ini benar-benar di luar kontrolnya. Fang Yuan benar-benar anak yang bermasalah.

"….Karena hal ini sudah terjadi, aku tak bisa berkata apapun lagi. Kau boleh pergi. Dan bersiaplah – hukumanmu akan datang beberapa hari lagi." Sang ketua akademi benar-benar kesal. Ia memberi sinyal pada Fang Yuan untuk meninggalkan ruangan. Ia perlu memikirkan solusinya matang-matang.