webnovel

Hanya Anakmu yang Akan Mendapatkannya

Adam menghempaskan tubuh karleta kasar. Rahang Adam terlihat mengeras dan sorot matanya mengerikan.

"Kamu mau menggodanya hah...!!!" bentak Adam nyaring memekakkan telinga.

"Apa maksud kamu, Mas?" tanya Karleta tak mengerti.

"Jangan pura-pura bodoh."

Karleta menggelengkan kepalanya. Ia benar-benar tak tau.

"Kamu mencoba merayu Martin kan?" Adam berjalan mendekat ke arah Karleta.

"Tidak, aku tidak merayunya." Karleta berjalan mundur ketakutan.

"Jika aku melihatnya lagi, aku pasti akan menghukumu," geram Adam mengacungkan tangannya tepat di wajah Karleta.

Karleta mengangguk cepat dengan tangis yang mulai pecah.

Takut.....

Ya, Karleta sangat ketakutan, tubuhnya sampai bergetar.

Adam yang melihat itu, perasaannya seolah tergelitik. Bahkan di dalam hati ia tertawa.

Ia tak habis pikir, kenapa ia bisa sebegitu marahnya dengan Karleta.

Biasanya ia tidak pernah seperti itu pada kekasihnya. Bahkan pada Natasya pun, ia biasa saja.

Adam mengembuskan napas kasar dan berlalu pergi meninggalkan Karleta.

"Kenapa?" lirih Karleta tubuhnya luruh ke lantai, ia benar-benar ketakutan.

Ia menekuk lututnya dan membenamkan kepalanya sembari menangis sesenggukan.

"Nyonya gak apa-apa?" Bi Darsih merasa iba, ia mengelus rambut Karleta lembut.

"Gak apa-apa, Bi." Karleta memeluk Bi Darsih. Ia bersyukur ada Bi Darsih yang bisa menjadi sandarannya.

Adam berada di ruang kerjanya, ia merenungkan apa yang baru saja ia perbuat.

Adam tak terima ketika melihat Karleta dengan Martin. Padahal ia sendiri melakukan hal lebih gila dengan Natasya.

"Apa yang terjadi dengan ku?" Adam membatin.

Tok...tok...tok...

"Masuk!" ucap Adam.

Pintu ruangan kerja terbuka dan muncullah Martin. Di luar pekerjaan, Martin adalah sahabat Adam.

"Apa yang kamu lakukan pada Karleta?" tanya Martin tanpa basa-basi terlebih dahulu. Tadi ia ingin langsung menegur Adam karena memperlakukan Karleta dengan kasar, namun ia menahannya. Martin sadar, dirinya hanya anak buah Adam.

"Itu bukan urusanmu. Dia kan istriku,"jawab Adam enteng.

"Tapi tidak sepantasnya seorang suami berlaku kasar pada istrinya," timpal Martin.

"Aku tidak memukulnya." Adam membela diri.

"Iya tapi kamu menyeretnya. Sebenarnya apa yang terjadi padamu?" Martin duduk di depan Adam.

"Tak ada, aku hanya malas saja. Dia terlalu lambat," kilah Adam.

"Mungkin saja kamu bisa membohongi semua orang. Tapi kamu tidak bisa berbohong dengan ku," ucap Martin santai.

"Memangnya apa yang kamu pikirkan?" Adam terlihat salah tingkah.

"Sudahlah. Jika kamu tidak memperlakukan dia dengan baik, aku akan mengambilnya untukku." Martin bangkit dari tempat duduknya dan bergegas pergi.

Adam mengerang dalam hati. Entah mengapa ia ingin sekali marah dengan ucapan Martin.

"Ada apa dengan diriku...." Adam mengacak-acak rambutnya sendiri.

_____________

Makan malam sangat hening, baik Adam maupun Karleta tidak ada yang membuka suara sama sekali.

"Sayang...."

Karleta mencengkeram sendoknya kuat-kuat. Karleta tau, siapa yang datang.

Karleta hanya bisa berdecak dalam hati merasa dongkol dengan perempuan tidak tau malu itu.

"I Miss you." Natasya mengecup bibir Adam sekilas kemudian duduk tanpa di persilahkan.

"Sungguh tak tau malu," gerutu Karleta tanpa ia sadari.

"Apa kamu bilang....!!!" seru Natasya tak terima.

"Apa?" Karleta merasa gugup dan lidahnya kelu. Ia merutuki mulutnya yang tidak bisa di kontrol.

"Sayang dia mengataiku," adu Natasya manja.

"Karleta jaga ucapan kamu," ucapan Adam terdengar biasa namun sanggup menusuk terlalu dalam di hati Karleta.

Wanita mana yang tidak sakit hati jika suaminya lebih membela wanita lain.

"Suruh dia minta maaf kepadaku sayang," rengek Natasya.

Adam melihat ke arah Karleta yang semakin menundukkan kepalanya.

"Apa kamu tidak mendengarkan ucapannya tadi?" tanya Adam dingin.

Karleta masih saja terdiam.

"Minta maaf cepat!!" bentak Adam keras membuat Karleta beserta para maid tersentak kaget.

"Tidak." Karleta membanting sendoknya dan berlari ke kamar sambil menangis.

Sedangkan Natasya bergelayut manja pada Adam di iringi senyum puasnya karena Adam lebih memilih dirinya dibandingkan istrinya.

Natasya semakin yakin kalau Karleta tidak akan pernah bisa mengancam hubungannya dengan Adam.

"Tuan, Kakek Anda datang," ucap Bi Darsih.

"Aku akan segera menemuinya." Adam menyentakkan tangan Natasya yang sedang bergelayut manja di tubuhnya.

"Aku ikut." Natasya sedikit tak terima, Adam sedikit kasar.

"Lebih baik kamu sembunyi," tolak Adam.

"Kenalkan aku sebagai kekasihmu," ucap Natasya.

"Apa kamu gila, Kakek akan marah dan mencoret namaku sebagai pewaris tunggal, geram Adam.

Natasya berfikir sejenak. Benar jika semua terbongkar dan Adam di coret dari pewaris tunggal, Adam akan jatuh miskin. Natasya tidak mau itu.

"Cepatlah ajak dia bersembunyi!" perintah Adam kepada Bi Darsih.

"Baik tuan." Bi Darsih menuntun Natasya untuk ikut bersamanya.

Natasya mengangguk dan segera mengikuti Bi Darsih.

Setelah di rasa aman, Adam berjalan ke ruang tamu untuk menemui kakenya.

"Ada apa?" tanya Adam tanpa basa-basi sedikitpun.

"Lama sekali, apa yang kamu lakukan?" balas Raharja.

"Aku baru saja selesai makan malam." Adam duduk sedikit jauh dari kakeknya itu.

"Benarkah?" Raharja memicingkan matanya.

"Ya," jawab Adam singkat.

"Aku pikir kamu sedang menyembunyikan sesuatu," gumam Raharja tak yakin dengan Adam.

"Terserah kamu saja, Kek. Lalu apa yang membawa Kakek kemari?" Adam berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Ok baiklah. Aku ingin punya cucu darimu, jawab Raharja enteng.

"Apa.....!!!" seru Adam terkejut dengan permintaan konyol Kakeknya itu.

"Saya ingin anakmu," ulang Raharja.

"Tidak bisa begitu, Kek!" protes Adam.

"Kenapa tidak bisa? Kamu sudah menikah?" ujar Raharja.

"Tapi ..." ucapan Adam terpotong.

"Kalau kamu tidak mau, jangan harap aku akan memberikan kamu seluruh perusahaan Raharja. Hanya anakmu kelak yang akan mendapatkan itu." Raharja pergi meninggalkan Adam.

"Ingat ANAK!" Raharja tersenyum miring.

"Akhhhhh sial....." triak Adam kalut. Ia tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang.

Kakeknya benar-benar membuat Adam susah. Terpaksa menikah dan sekarang harus punya anak dari wanita yang Adam tidak cintai.